52. Kasmaran

2247 Words

Lagi dan lagi, obrolanku dengan Mas Rifqi terpaksa berhenti begitu saja. Kali ini interupsi datang dari Papa. Beliau menelepon dan menanyakan kenapa aku tidak ada di kamar. Alhasil, setelah panggilan selesai, Mas Rifqi segera mengantarku kembali. Padahal, saat itu obrolan kami sedang penting-pentingnya. Sepertinya, lain kali aku dan Mas Rifqi harus bertemu berdua dan membicarakan yang sempat tertunda. Ini wajib, karena ada beberapa bahasan yang harus kami selesaikan segera. “… . Saya menyukaimu sejak awal, Shen. Bahkan sejak saya belum menyukai Nana.” Sejak awal kapan? Sebelum menyukai Nana? Kok bisa? Ini jelas aneh. Memangnya saat itu kami sudah kenal? Bukannya Mas Rifqi menyukai Mbak Nana dulu, baru bertemu denganku? Apa jangan-jangan Mas Rifqi adalah secret admirer-ku? Tidak mungkin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD