51. Masih Tentang Pengakuan

2037 Words

“Saya suka kamu, Shenna Dzavira. Saya sangat menyukaimu.” Napasku seolah berhenti sesaat. Otakku blank, jantungku berdetak begitu cepat dan keras. Harusnya aku tidak kaget lagi mengingat Mas Rifqi sudah memberi ‘kisi-kisi’ dari kemarin. Namun ternyata, ketika dia mengatakannya dengan begitu jelas, aku seolah tak siap. Apa-apaan, aku ini? Kenapa reaksiku malah begini? “Masih kurang jelas juga? Kenapa diam aja, Shen?” “Seorang kakak juga menyukai adiknya,” justru kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulutku sebagai tanggapan. Saking tidak tahunya harus menjawab apa, aku malah mengungkit luka lama. Duh! “Kan udah saya bilang, sejak awal saya enggak pernah menganggapmu sebagai adik. Sore itu saya udah meralat. Sejak dulu sampai sekarang, anggapan adik itu enggak ada. Bener-bener

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD