Bab 26

1333 Words
Rosa duduk termenung memikirkan semua rencananya yang telah di susun. Meski rencana Tessa gagal, tapi terbukti bahwa dia masih selamat. Wajah Tessa tidak diperlihatkan, itu artinya aman. Para karyawan kantor yang selalu membahas kejadian itu perlahan juga reda sendiri. Siapapun yang mengeksposnya, pasti memiliki rencana terselubung. Untuk memiliki Dave sepenuhnya, Rosa akan mengirim Lee Sun. Semalam dia sudah menghubungi pria itu untuk datang ke kantornya, guna menemui Amelia. Ia harus membuat gadis itu dekat dengan sang penulis. Bunyi ketukan pintu terdengar di gendang telinga Rosa, “Masuk!” Tessa datang bersama dengan Lee Sun. “Tuan Lee sudah datang, Nona.” “Kau boleh keluar.” Rosa bangkit, membawa beberapa berkas yang sudah disiapkannya. “Apa rencana mu?” tanya Lee Sun to the poin. “Mudah saja, biar Amelia yang menulis biografi tentang dirimu.” Lee Sum tersenyum lembut, menyukai rencana Rosa. “Jadi, bisakah aku bertemu dengannya sekarang?” Sungguh bertemu Amelia membuatnya tak sabar. Gadis yang memiliki keunikan tersendiri, Lee Sun bisa merasakannya. Dia seperti memiliki magnet yang bisa menarik pria manapun. “Tentu saja. Aku akan mengantarmu.” Kedatangan Lee Sun secara pribadi ke ruangan Rosa membawa kehebohan sendiri. Grup chat perusahaan beserta forum resmi sudah meluber kemana-mana membahas hubungan mereka berdua. Berita itu tentu menutupi kejadian tentang video yang melibatkan Amelia. Dave yang duduk di singgah sananya tak menyangka bahwa Lee Sun sengaja datang secara pribadi menemui Rosa. “Kau bilang kesepakatan berjalan dengan lancar.” Suaranya dingin membuat Delon merinding seketika. Fiks dirinya akan dirundung oleh sang manjikan. “Bos, kau tahu sendiri bagaimana temperamen Lee Sun. Dia pria yang jika menginginkan sesuatu, pasti harus memilikinya. Besar kemungkinan, dia menargetkan Amelia.” “Tidak mungkin!” teriak Dave meradang. Amelia adalah bawahannya, dan dia terikat kontrak. Siapa Lee Sun, lancang mengambil miliknya. “Bos... kau tak perlu marah, selama Amelia tidak bersedia, pasti semuanya bisa terkendali.” Delon yakin Amelia tak akan pindah hati dengan mudahnya. Lagi pula gadis itu sangat mencintai Dave. Dave diam, memikirkan perkataan Delon. Amelia berubah, bisa juga hatinya ikut berubah. Yang diketahuinya, dia sengaja menghindarinya. Tidak bisa, gadis itu harus direngkuhnya untuk menyembuhkan penyakit buta wajah yang di milikinya. “Kita ke ruangan Amelia,” final Dave. “No!” tolak Delon. “Bos, kau harus menghadiri meeting penting. Jika kau tak hadir, semua yang kau bangun akan sia-sia.” Tangan Dave mengepal kuat. Kenapa di saat genting harus ada meeting segala. “Atur Ken untuk datang.” “Bos... mengertilah....” Jika sampai Dave benar-benar tidak menghadiri meeting kali ini, semua yang di bangun susah payah akan hancur sudah. “Bos... ini demi perusahaan.” Dave menghela cukup keras. dengan kasar pula. Meskipun Delon mendengarnya, dia hanya acuh mempersiapkan berkas untuk meeting. “Jelaskan secara rinci, siapa saja yang ikut meeting kali ini,” kata Dave mulai konsentrasi. Delon memberikan sebuah berkas padanya. “Di dalam berisi informasi tentang semua mengenai orang yang akan meeting denganmu.” Sudah menjadi tugas Delon mencari informasi mengenai orang-orang luar yang akan berhubungan dengan Dave. Untuk itu, dia harus menyiapkan segala sesuatunya. Dave ingin sekali konsentrasi, tapi tak bisa. “Kita pergi sekarang, lewat devisi biografi.” Hah! Kenapa juga harus berjalan memutar jika lewat biasa lebih cepat? Buang-buang waktu, keluh Delon di dalam hati. “Baik.” Delon mengambil tas dan juga berkas milik Dave. Mereka pun keluar ruangan bersamaan. Seperti biasa, semua karyawan yang sibuk bekerja di sela pekerjaan mereka membahas berita mengenai Lee Sun. Ketika sang bos lewat, semuanya langsung diam seketika. Langkah Dave berhenti saat melihat Rosa bersama Lee Sun masuk ke devisi biografi. Karena ingin tahu, dia pun mengikuti nalurinya untuk mendekat. “Bos... kita sudah tak punya banyak waktu lagi untuk menuju ke lokasi.” Wajah Dave langsung menggelap, jelas dia marah. Pria itu pun melewati devisi biografi tanpa menoleh sedikitpun. Aura-aura dingin pun terasa di kulit setiap karyawan. Sementara itu, di ruangan Amelia terjadi kehebohan karena kedatangan Lee Sun. Alrich tahu kalau semua kehebohan itu merupakan rencana tersembunyi Rosa. Semua orang yang ada di sana pun langsung mengerumuni pria Lee Sun seperti lalat. “Semua harapan tenang!” instruksi Rosa. Amelia hanya duduk, tak mau terlibat sama sekali. Lagi pula, dia juga tak mau rugi. “Lee Sun akan meminta devisi biografi kita menulis segala tentang kehidupannya!” Semua karyawan yang ada di ruangan itu saling pandang satu sama lain. Mereka tak menyangka bahwa Lee Sun yang sulit untuk di wawancara mengenai perjalanan hidupnya bersedia dengan mudah. Padahal banyak perusahaan lain yang ingin mewawancarainya. Amelia menatap Lee Sun dan Rosa secara bergantian, kemudian beralih ke Alrich yang terlihat begitu kesal. Rencana apa lagi yang di susun penyihir itu? Padahal aku tak ingin terlibat. “Orang yang bertanggung jawab untuk projek ini adalah Amelia!” Suara Rosa menggelegar hebat di ruangan sampai memantul. Alrich pun langsung angkat suara, “Apakah bos tahu tentang semua ini?” “Dia pasti akan setuju, karena aku yang mewakili,” jawab Rosa dengan penuh percaya diri. “Aku tak mau!” Amelia tahu kalau Lee Sun sengaja mendekatinya pasti ada maksud tersembunyi. “Jika kau menolak, perusahaan akan rugi. Apakah kau punya uang untuk menutupnya?” tanya Rosa kepada Amelia. Dasar nenek sihir sialan! Sepertinya semua bawahan Amelia manaruh harapan pada projek besar mereka untuk pertama kali. Tentu gadis itu tak akan tega dengan wajah memelas mereka. “Baiklah,” finalnya dengan nada lemas. “Mel..., apakah kau yakin?” tanya Alrich sambil mendekat. “... dia seperti bukan pria baik-baik. Matanya sedang menatapmu dengan aneh.” Amelia melihat mata Lee Sun yang sedang mengunci tubuhnya. Jelas dia menjadikan dirinya adalah target. Rupanya pria itu ingin memilikinya dengan segala cara. Rosa ingin menyingkirkan ku dari perusahaan Dave. Benar-benar penyihir penuh cemburu. Rosa senang ketika Amela menyetujuinya. Di masa depan, gadis itu akan sibuk dengan Lee Sun. Tentu saja Dave tak akan bertemu dengannya. Dan jika Lee Sun suka dengan Amelia, dia pasti bisa membawa gadis itu hengkang drai perusahaan. “Terimakasih telah bersedia. Di masa depan kita akan kerja sama.” Lee Sun mendekati Amelia. “Bisakah aku meminta nomor ponselmu.” “Permintaan nomor secara pribadi di larang,” jawab Alrich membuat suasana ruangan menjadi hening. Pandangan mata mereka saling beradu satu sama lain, seperti ada aliran listrik yang saling bersahutan. Jika aku terus berada di sini, pasti keduanya akan meledak. Lihatlah api yang berkoar-koar itu, batin Amelia sedikit cemas karena berdiri di antara mereka. Gadis itu berharap ada pangeran berkuda putih yang menolongnya. Benar saja, saat pintu ruangan Amelia terbuka, membuat mata gadis itu berbinar cerah. Kedatangan Ken di waktu yang tepat akan membawanya keluar dari situasi rumit seperti itu. "Kau datang!” seru Amelia sambil tersenyum, berjalan mendekati Ken lalu menggandeng tangannya begitu saja. Semua orang yang ada di sana terkejut. “Kau harus membantuku,” bisik Amelia dengan senyum terpaksa. “Aku ada janji dengan Ken. Sampai bertemu lagi.” Gadis itu menyeret Ken menjauh dari ruangan tersebut. Pria itu hendak bersuara, tapi lengannya di cubit keras sehingga hanya mengeluarkan rintihan. Setelah merasa aman, Amelia melepas rangkulan lengan itu. “Huh.. terimakasih, aku selamat.” Ken diam, merasa gelenyar aneh di tubuhnya. Perasaan itu pernah di rasakan ketika bersama Rosa. Tak mungkin dia menyukai Amelia secepat itu. Hanya ada satu cara, yaitu dengan membuktikan secara nyata. Ken langsung mendorong tubuh Amelia hingga terpentok tembok. “Apa yang kau lakukan?” pekik gadis itu tertahan. Dia hendak pergi, tapi pria itu mengungkungnya. “Kau membawaku kemari tanpa persetujuanku.” Ken menatap kedua manik milik Amelia, begitu indah hingga membuatnya tenggelam ke dalamnya. “Haiya... aku tak punya pilihan lain,” bela Amelia. “... kau lihat... aku dalam situasi buruk. Lee Sun membuatku terjebak.” Dagu Amelia di tarik paksa oleh Ken. “Tapi, kau tak boleh lancang menggunakanku sebagai tameng.” Ini aneh, jantung Ken berdetak kencang tak karuan. Rasa itu dia cukup tahu, rasa di mana menginginkan gadis di depannya. Apakah aku mulai mencintai Amelia? Tidak mungkin! Selama ini cintaku hanya untuk Rosa. Ini hanya ketertarikan sesaat. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD