Bab 71. Digibahin Tetangga

2595 Words

“Sayur-sayur! Sayurnya, Bu! Sayur, ikan, daging masih segar! Masak pagi buat suami, buat mertua! Mari-mari diborong, Bu!” “Sayur! Ke sini dong, Pak! Jangan jauh-jauh atuh!” “Sip, Bu. Sebentar!” “Eh, Pak. Di sini dong! Masa ke sana!” “Aduh, jadi saya harus ke mana ini, Bu? Gerobak saya terlalu besar!” “Yauda deh, depan jalan halaman Ustadzah aja, Pak.” “Nah, gitu biar adil.” Melihat para ibu-ibu mendatangi gerobak sayur di bibir jalan, Khalid segera masuk ke dalam rumah sambil membawa sapu lidi. Bukan menghindar, dia hanya tidak ingin mendengar percakapan yang merusak indera pendengarannya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikumussalam.” “Sayang, tukang sayurnya udah di depan rumah. Sayang lagi apa?” Ia melihat istrinya sedang menumis bumbu. “Biasanya kalau baru datang, pasti diserbu i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD