Satu minggu berlalu dan Déra semakin yakin kalau dia sedang kena sindrom cauvade, tapi dia tidak mau cerita pada Nazwa tentu nanti akan membuat perempuan itu terluka. Tapi niatnya mencari kebenaran semakin menggebu. Dia harus menemui Titiek dan membahas semua, terutama yang ingin dia lakukan minta maaf pada Titiek. “Kita cari ke Semarang yuk, kamu tahu kan kampusnya?” tanya Dera mala mini pada Nazwa. “Tahulah,” jawab Nazwa. “Waktu itu kan dia perlihatkan pada kami semua.” “Ya sudah besok sama Pak Hamid saja ke Semarang, jangan sama pak Mujiono, pakai mobilku. Kalau mau taruh barang buat berangkat ya masukkan di mobilku!” “Iya,” jawab Nazwa. “Kalau pagi-pagi Mas muntah bagaimana?” Nazwa masih memikirkan Kesehatan suaminya yang tiap pagi kambuh. “Ya nggak apa-apa, bawa kantong