“Apa ketemu di Semarang?” tanya Aruna “Mboten lah Ma. Kalau ketemu pasti aku sudah cerita sama Mama.” “Waktu aku sampai sana ternyata data diri Titiek sama sekali tidak mendaftar ulang. Rupanya dia sengaja tidak mau mendaftar karena takut aku kejar. Dia yakin aku pasti mengejarnya ke sana, sehingga dia tidak mau daftar ulang di kampus itu.” “Aku benar-benar sangat terluka Ma. Gara-gara aku nasib dia sebagai mahasiswi jadi pupus. Aku sangat berdosa sama dia Ma. Entah bagaimana caranya aku mau menebus dosaku ini.” “Kalau kita bilang dosa, Allah lebih tahu dosa, karena kalau secara logika memang kamu tidak bersalah. Secara moral saja kita bersalah. Kalau secara logika yang bersalah adalah orang yang memberi kamu dua zat tersebut. Tapi sudahlah semoga saja dia mendapat ganjaran setimpal