PELUANG DI DEPAN MATA

1028 Words

“Alhamdulillaaaaaaaaaah, kamu pintar cah ayu, nggak rewel,” puji Idah pada cucunya. “Anak Bunda mana mungkin rewel,” sahut Tya. “Iya Sayang. Kamu pintar, sangat pintar. Sekarang bobok ya, biar bundamu beres-beres sedikit,” ucap Idah sambil mau menggendong Riri. “Dia dikasih ASI juga langsung bobok lah. Nggak usah digendong-gendong Biyung. Nanti kebiasaan bau tangan,” Tya sudah mulai menyimpan ASIP untuk Riri bila dia mulai bekerja nanti. Itu sebabnya mereka sudah membeli kulkas saat akan pindah ke rumah ini. “Habis Biyung gemas liat dia,” kata Idah. Pagi ini mereka pindahan. Tadi jam delapan sudah pamit dari rumah kost jam setengah sepuluh sampai di rumah kontrakan baru. Jadi mulai hari inilah kontrakan itu dihitung sewa untuk satu tahun ke depan. Mungkin nanti enam bulan berja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD