‘Maaf Bu, maafkan aku harus melakukan hal ini. Aku nggak mau dibuat penasaran lagi. terlepas dari apakah ibu adalah ibu kandungku atau kebetulan mirip saja dengannya, maaf kalau aku harus mendesak dengan cara begini. Aku sudah lelah Bu. Aku nggak mau perjalananku sia-sia,’ kata Stella dalam hati. Dikuatkannya tekadnya. “Bu..., maaf, pakaian yang saya beli itu, saya mau Ibu yang tuliskan bon rinciannya. Bukan pegawai ibu,” pinta Stella tegas. Bu Anggraeni tergeragap, tapi dilakukannya juga permintaan Stella. Pasalnya, itu adalah permintaan wajar seorang pembeli yang tidak perlu ditolak sama sekali. Stella tak mau membuang kesempatan. Dia segera membandingkan tulisan tangan ibunya yang ada di surat penyerahan dengan di nota