When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dua musim sudah dilalui tanpa adanya cinta yang sempat dibangun oleh keterikatan karena menggantikan posisi. Robert menerima tragedi itu dengan sulit. Tapi seakan cinta Hilda sudah ikut menjadi memori dalam hidupnya. Foto di tangan juga hanya bisa mengingatkan kenangan tanpa Robert harus berhalusinasi jika Hilda akan kembali. Ya, benar. Robert sudah melupakan meski itu tidak akan hilang dalam kenangan manis bersama Hilda, sesekali rasa rindunya selalu hadir di saat-saat seperti ini. Saat dimana Robert tidak memiliki tempat untuk menumpahkan keluh kesah, hanya ruangan redup dan gelas kaca berisi minuman favorit. Foto berukuran kecil yang hanya pas di dalam dompet terus Robert perhatikan. Satu bahkan dua kali ia mengecup foto Hilda, tanpa membuangnya namun foto itu sudah tersingki