“Ada apa Justin tiba-tiba memanggilku?” tanya Harvey sembari menyetel kursi duduknya agar nyaman. Ia pun sedikit menutup penghalang sinar matahari yang memang cukup terik hari ini. beruntung jalan menuju kantor agensinya terpantau lancar. “Entahlah, Justin tak memberitahuku.” Nico masih terus fokus pada setirnya. “Sepertinya memang ada sesuatu yang penting. tak mungkin Justin meminta seseorang yang seharusnya beristirahat di kamar, datang ke kantor.” Harvey mencebik. “Selama aku berkutat dengan jadwal nanti, Shiro jangan sampai terabaikan. Aku memercayakan kesayanganku padamu.” “Iya, Harvey. Kau sudah mengatakan hal itu ribuan kali.” “Aku tak berlebihan seperti itu,” dengkus Harvey sembari melipat tangannya. Respon Nico hanya tertawa. Lantas kembali sunyi tak ada yang bicara. Sementar