[35]

1493 Words

Karen merengut. Bukan karena pakaian yang ia pilihkan ditolak Harvey. ia sudah terbiasa ditolak super model banyak mau macam Harvey. tapi kali ini, penolakannya berbeda. Tampang Harvey seperti kalah perang entah dengan siapa. Sepanjang mendampingi Harvey berkeliling kota serta kesibukan yang luar biasa, baru kali ini ia melihat tampang Harvey yang tak ceria. Apa pun yang Karen tawarkan, sama sekali tak ada gunanya. Bahkan kaleng soda dingin yang sengaja Karen beli di supermarket yang ada di sekitar hotel pun, tak membuat Harvey merasa lebih baik. “Aku harus apa?” tanya Karen setengah berbisik. Matanya sesekali memeriksa apakah Harvey keluar dari kamarnya atau tidak. Ia menelepon Brina, diam-diam, dengan suara sepelan mungkin. Berharap kegundahan mengenai Harvey bisa sedikit teratasi. “

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD