Netra iki tidak bisa untuk tak melirik lelaki yang duduk di hadapanku ini. Begitu lahap memakan menu sederhana hasil masakanku. Hanya opor ayam dan nasi putih. Aku hanya melihat saja kala Restu sampai nambah dua kali dengan porsi dua kali lipat porsi makanku. Begitu piring miliknya bersih, Restu meletakkan sendok diatas piring, setelahnya ia bersandar pada kursi makan. Tangan kanannya mengusap perut yang aku yakin dia kekenyangan sekarang. "Setiap hari makan seperti ini bisa-bisa tak butuh waktu lama badanku ini semakin melar saja. Derita punya istri pintar memasak. Perut kenyang tapi berat badan bertambah. Jika begini aku harus sering-sering pergi ke tempat gym." Kubiarkan Restu mengoceh sendiri sesuka hatinya dan aku tak berniat menimpali. Melanjutkan aktifitas makanku yang hanya ting