Yana menutup pintu kamar, kemudian ia terdiam di sana. Menatap kosong ke depan. Pikirannya berkecamuk. Yana memegangi dadanya. Ada semacam rasa nyeri di sana. Harusnya ia tersenyum hari ini. Ia berencana memberitahu Bram tentang kehamilannya. Tapi sepertinya yang terjadi tak sesuai dengan harapannya. Yana mengambil ponsel, menghubungi seseorang. Ia butuh dihibur. Setidaknya untuk memberitahunya kalau semua akan baik-baik saja. ... "Selamat pagi bu bos. Kenapa nih? Sembab amat tuh muka.." Tyo menyerahkan secangkir teh yang diterima Yana tanpa mengatakan apa-apa. Yana hanya menghela napas. "Kayaknya berat badan gue naik.." "Wew. Jangan bilang lo nangis hanya karena berat badan lo naik?" Tyo menekan-nekan iPad, mencari sesuatu. Yana menghela napas lagi, lalu menyesap teh nya. "Lo u