Daffin bergegas menuju ke sebuah ruangan yang dia yakini kalau Elda ada di sana. Benar dugaannya, Elda sedang duduk di sofa, memangku tablet yang menyala dengan jemari lentiknya yang berkuku panjang mengetik tust-tust angka di layar tablet. Ada Irish juga di sana. wanita anggun itu tampak sedang menonton televisi. “Kak Elda!” Daffin berdiri di seberang meja. “Hm!” Elda masih fokus ke layar tablet. Irish menoleh ke arah Daffin. “Aku tadi nggak menemukan Nona masuk ke kamarku. Dia memilih tidur di kamar belakang. apa yang terjadi dengannya?” Daffin menatap Elda dengan sorot meneliti. Berusaha mendengar dari kedua belah pihak. Elda mengangkat wajah, menatap Daffin. “Kenapa kamu tanyakan itu kepadaku? Dimana letak masalahnya denganku?” “Kakak yang melarang dia memasuki kamarku?