Chapter 3 - The First Meeting

1015 Words
"Selamat pagi pak". Sapa nona kepada security di SMA Wira buana. "Selamat... Pa... Gi...". Security langsung terkejut melihat seorang gadis dengan rupa yang menawan berjalan masuk ke SMA Wira buana. Ya, saat ini nona sedang memasuki area sekolah tempat ia mengajar. "Ka... kalau boleh tahu, ada urusan apa mbaknya kesini". Tanya security ramah sekaligus nervous. Gimana nggak gugup coba, tiba tiba kedatangan gadis cantik, senyum lembut menawan, badan mungil, ramah pula. Ini bidadari bisa nyasar kesini ya. Kalau nggak ada bojo di rumah, udah tak bawa pulang ni cewek. "Saya guru baru. Hari ini adalah hari pertama saya mengajar". Jawab nona dengan lembut. Bapak security itu berpikir sejenak, agak lemot memang. Setelah beberapa detik, ia teringat informasi yang menyebutkan hari ini akan ada guru baru yang mengajar di kelas seni musik. Bernama... "Mbak Nona titha melody ya". Nona menganggukan kepalanya, "iya itu saya". "Oalaah. Kalau begitu saya panggil bu nona aja gimana? Eh tapi udah ibu, pake nona segala". Menggaruk kepalanya yang setengah botak, kelakuan security itu malah terlihat lucu. "Terserah bapak aja. Kalau begitu saya masuk dulu ya". "Silahkan". Setelah melihat nona memasuki area sekolah, security itu bergumam "Aduh, sayang banget. Coba saya lebih muda sedikit. Dia pasti bakal tak jadiin bojo ku". "Emang dia bakal mau?". Jawab security lain. "Ora. Hahahahaha". *Ora (nggak) ** Nona berjalan masuk menuju ruang guru. Saat ia berada di koridor sekolah, seluruh siswa yang sudah hadir di sekolah pagi itu dibuat heboh dengan kedatangan guru baru tersebut. "Ssstt liat deh. Itu siapa ya? Cantik banget". "Kalo dari pakaiannya, kayak guru. Jangan jangan guru baru nih". "Gilaaaa cantik banget". "Lo pada tau nggak, pak rahman guru seni musik kan resign. Jangan" dia yang gantiin". Desas desus seluruh penghuni sekolah langsung jadi trending topik mengalahkan berita pernikahan pasangan leslar di infotaintment. Tok... Tok... Tok... Nona mengetuk pintu dahulu sebelum memasuki ruang guru. "Assalaamu'alaikum, selamat pagi semua. Perkenalkan saya Nona Titha Melody. Mulai sekarang saya yang mengajar di kelas seni musik. Mohon bimbingannya karena saya masih baru dalam bidang pendidikan". Nona memperkenalkan dirinya kepada seluruh guru yang ada disana. "Wa'alaikumsalam. Salam kenal juga bu nona. Saya bu sukarti, guru matematika disini". Guru bertubuh gempal dengan aura keibuannya. Guru paling banyak stok sabar, karena keseringan para siswa pasti menyerah ataupun kabur saat pelajaran matematika. "Akhirnya ada yang bikin seger mata". Celetuk pak adi, guru TIK di SMA Wira Buana. Sebelum nona resmi mengajar, dialah guru termuda di sekolah itu. Semua guru menoleh ke arah pak adi. "Mau yang seger pak adi? Es di kantin masih full collection tuh". Seru bu sukarti membuat suasana ruang guru berubah ramai oleh gelak tawa mereka. "Abisnya, tiap hari kan yang di liat udah kisut semua bu". Celoteh pak adi. Memang guru satu ini terkenal konyol di antara semua guru. Walau usia paling muda, tapi ia berani menggoda guru lain yang lebih senior. "Bapak bilang saya udah kisut gitu?". "Nggak bu sukarti. Bukannya udah kisut, tapi paling kisut". "Hahahahaha....". Semua guru termasuk nona jadi tertawa terpingkal pingkal akibat ulah pak adi dan bu sukarti. Teet... Teeet... Teet... Bel di SMA Wira buana berbunyi. Seluruh siswa bersiap masuk ke dalam kelas, begitupun seluruh guru bersiap untuk memasuki ruang tugas masing masing. "Hari ini jadwal di kelas berapa bu nona?". Tanya pak adi kepada gadis itu. "Di kelas X pak. Nanti jam kedua baru di kelas XII". Melihat lembar jadwalnya. Karena nona masih belum hapal dengan jadwal tugasnya. "Semoga lancar ya bu". Pak adi mengepalkan tangannya ke atas untuk memberi semangat kepada rekannya. "Terima kasih pak". "Sama sama". Saat ini nona sudah berada di kelas khusus seni musik. Para siswa kelas X juga sudah memasuki ruangan dengan banyak alat musik yang disediakan maupun mereka bawa sendiri dari rumah. Tatapan kagum melihat guru baru dengan wajah rupawan langsung kompak diperlihatkan oleh seluruh siswa disana. "Selamat pagi semua, perkenalkan nama ibu Nona Titha Melody. Mulai saat ini ibu akan menjadi guru seni musik kalian". "Saya pikir ibu artis. Abis cakep banget sih". Celetuk salah satu siswa laki laki. "Bu... Ibu pake scincare apa sih? Kok mukanya bisa kinclong gitu". Tambah siswa perempuan yang terlihat sangat modis. Sedangkan nona hanya membalas dengan senyuman. Tugas mengajar pertama hari ini lancar. Tidak ada kendala yang berarti. Memang benar jika good looking itu salah satu faktor keberuntungan. Seorang lelaki saat ini sedang duduk sendirian di warung tepat di seberang SMA Wira Buana, mengenakan seragam putih abu abu, di tambah hoodie warna hijau botol. Di lengan kanannya terdapat badge 'SMA Candra Winata'. Siapa lagi kalau bukan ady. Ketua geng sekolah tersebut. Menghisap rokok, menunggu seseorang keluar dari dalam gedung SMA Wira Buana. 'dari pada tawuran terus di tangkep polisi lagi, mending gue ajak duel tu anak. Biar mereka tau siapa yang lebih unggul di antara kita'. Batin ady menunggu ghali pulang dari sekolah. Ady sengaja bolos sekolah hari ini. Dia tidak tenang jika urusannya belum terselesaikan. Ya, duel dengan ghali. Aksi tawuran kemarin masih kepalang tanggung, ibarat orang lahiran udah mau nongol kepala bayinya eeh masuk lagi. Teet... Teet... Teet... Terdengar bel yang menunjukkan bahwa jam pelajaran terakhir telah selesai. Dan otomatis adalah waktunya seluruh siswa SMA Wira Buana untuk pulang. Seringai keluar dari bibir lelaki tampan itu. Tak sabar lagi untuk segera bertemu dan mengajak duel rivalnya. ‘akhirnya...’ seringai ady saat mendengar bunyi bel pulang sekolah. Mata tajam ady terus memperhatikan seluruh manusia yang keluar dari gerbang sekolah itu. Namun saat ia mengamati semua orang yang berjalan keluar gerbang, ada sesosok wanita yang menarik perhatiannya. Walau memakai setelan sederhana, namun tetap memperlihatkan pesona gadis itu. Untuk pertama kalinya ady bertemu dengan nona. Mata tajamnya berubah menjadi pandangan terpesona. Ini adalah perasaan yang pertama kali ia rasakan. Bayangkan saja, banyak gadis yang mendekati dirinya namun ia sama sekali tidak tertarik. Padahal kalau dari penampilan, mereka tidak kalah artis artis ibukota. Wajah cantik, body bahenol, tinggi semampai, duit bejibun. Deg... Jantung ady langsung berdetak kencang ketika melihat nona berjalan. Pandangan matanya tidak bisa berpaling dari gadis itu barang sedetikpun. Akankah ia telah menemukan tambatan hatinya? Tuk... Rokok yang ady hisap langsung terjatuh tanpa disadarinya. Seketika ia langsung lupa akan tujuan utamanya datang ke SMA Wira Buana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD