Pesta Perjamuan

1395 Words
Hari ini adalah hari ulang tahunnya Putri Qiaosheng, Shu Hang sudah siap untuk berangkat sekarang. Akan tetapi, Perdana Mentri mencegahnya untuk tidak pergi terlebih dahulu. "Ayah, memangnya siapa yang ayah tunggu?" tanya Shu Hang dibarengi dengan anggukan Selir Niang. Perdana Mentri menatap datar Selir Niang dan Shu Hang. Akan tetapi pada saat dia melihat orang yang berjalan di belakang mereka, Perdana Mentri langsung memasang wajah berseri-seri. "Xue Mingyan!" ucap Perdana Mentri senang ketika melihat Xue Mingyan datang. Shu Hang dan Selir Niang terkejut mendengar Perdana Mentri memanggil Xue Mingyan. Mereka tidak tahu kalau ternyata Perdana Mentri juga mengajak Xue Mingyan untuk datang ke acara ulang tahunnya Putri Qiaosheng. "Salam Ming er untuk ayah." Hormat Xue Mingyan kepada Perdana Mentri. "Karena kau sudah datang, lebih baik berangkat sekarang," perintah Perdana Mentri. Xue Mingyan mengangguk, langsung saja dia masuk ke dalam kereta diikuti Shu Hang yang kesal karena ternyata Xue Mingyan pun ikut. Tetapi sebelum masuk, Selir Niang membisikkan sesuatu pada Shu Hang. "Kau tidak boleh kalah dari jalang itu anakku, dan ingat! Jangan sampai kau terbawa emosimu. Berpikirlah dengan tenang, jangan sampai kesalahan yang sama terulang lagi," bisik Selir Niang. Shu Hang mengangguk mengerti, dia langsung masuk ke dalam kereta setelah mendengar nasihat ibunya itu. Di dalam kereta, Shu Hang menatap tak suka pada Xue Mingyan. Dia masih kesal dengan perbuatannya kemarin, yang sangat berakibat fatal sekarang. Ayahnya sedikit tidak percaya padanya, dan juga sekarang Xue Mingyan diperhatikan lebih oleh ayahnya. Itu membuatnya marah dan kesal, ingin sekali rasanya dia membunuh orang di hadapannya ini. Tapi, mengingat sekarang Xue Mingyan telah menjadi pintar dia tak mau bertindak gegabah dan berakhir yang mengenaskan seperti kemarin. Xue Mingyan tersenyum sinis saat melihat Shu Hang yang seperti ingin menyerangnya tetapi tidak berani. "Adik, kau tidak perlu tegang seperti itu. Ini hanya acara ulang tahun saja, bukan acara duel bakat," ujar Xue Mingyan sambil tersenyum sinis dan menekankan akhir kalimatnya. Shu Hang tersenyum meremehkan pada Xue Mingyan. Dia tak habis pikir apakah Xue Mingyan masih tidak mengertikah? "Aku tidak tegang kakak, hanya saja aku takut membuat Putri Qiaosheng kecewa denganku karena bakatku yang minim," balas Shu Hang sambil tersenyum sinis dan juga menekankan terakhir ucapannya. 'Heeehh dia sedang menyindirku? hahaha lucu sekali,' ejek Xue Mingyan di dalam hatinya. "Kau tidak perlu khawatir Hang er, walaupun bakatmu tidak sebagus diriku. Tetapi tetap kau juga terbaik menurutku," ucap Xue Mingyan menghina Shu Hang. 'Ada bagusnya juga Li sering mengejekku dengan permainan katanya. Aku menjadi banyak belajar darinya,' puji Xue Mingyan bersyukur mengingat Li si penguntitnya itu yang sering menghinanya dengan permainan katanya itu. Shu Hang tersenyum canggung, dia benar benar kesal pada Xue Mingyan yang telah menghinanya ini. 'Kau telah menghinaku? huuh kita lihaat saja bakat siapa yang lebih terbaik,' tekad Shu Hang di dalam hatinya. Setelah itu hanya keheningan di antara Xue Mingyan dan Shu Hang. Mereka sama-sama tidak mau berbasa basi lagi dengan orang yang tidak mereka suka satu sama lain. Sampai perjalanan berakhir pun, mereka tidak mengobrol sepatah katapun lagi. Xue Mingyan turun duluan keluar dari kereta diikuti Shu Hang di belakangnya. Mereka lalu berjalan masuk ke dalam aula utama tempat acara ulang tahunnya Putri Qiaosheng. Banyak putri dari berbagai kalangan atas yang juga datang ke acara ulang tahunnya Putri Qiaosheng. Karena akhirnya setelah menunggu lama mereka bisa bertemu dengan putri pemalu itu. Putri Qiaosheng tidak pernah keluar dan tidak pernah menghadiri acara pergaulan kelas atas sekalipun. Itu membuat mereka menjadi penasaran dengan sosok Putri Qiaosheng, bahkan rumor tentangnya pun sedikit atau tidak ada sama sekali. Jadi mereka sangat antusias sekali sekarang karena ini pertama kalinya Putri Qiaosheng menunjukan dirinya di kalangan putri. Xue Mingyan duduk sendirian, sedangkan Shu Hang? dia duduk bersama teman-temannya di sebrang Xue Mingyan. Karena dulu Shu Hang sering mengikuti pergaulan kalangan Putri, dia menjadi mendapatkan teman. Berbeda sekali dengan Xue Mingyan yang kehidupan sehari-harinya diam di Pavilliunnya tidak pernah pergi untuk melihat dunia luar. Jadi ini pertama kalinya Xue Mingyan menghadiri acara seperti ini. Dan itu berhasil membuatnya menjadi tegang. 'Kenapa aku menjadi tegang seperti ini? Xue Mingyan tenangkan dirimu ok? jangan tegang, tarik napas lalu buang,' ucap Xue Mingyan di dalam hatinya menenangkan dirinya yang tiba tiba menjadi tegang. "Hallo, apakah kau Xue Mingyan?" tanya seseorang di samping kiri Xue Mingyan. Refleks Xue Mingyan memutar kepalanya dan menatap ke samping. Dia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaannya tadi. "Lalu, bolehkah aku mengetahui namamu juga?" tanya Xue Mingyan ramah. "Tentu saja, Aku Wei Tianzhi, senang bertemu denganmu," balasnya semangat. Xue Mingyan tersenyum senang mendengarnya. "Hei Wei er, kau selalu meninggalkanku!" keluh seseorang di belakang Wei Tianzhi. Wei Tianzhi menengok ke belakang dan menjumpai teman dekatnya. "Qixuan kemarilah duduk di sampingku," ajak Wei Tianzhi. Bukannya duduk di sebelah Wei Tianzhi, Qixuan malah memutar dan duduk di samping kanan Xue Mingyan. "Heii, sudah kubilang duduk di sampingku. Kau mendengarkanku tidak!?" bentak Wei Tianzhi kesal pada Qixuan. "Namaku Qixuan, kau pasti Xue Mingyan bukan?" tanya Qixuan pada Xue Mingyan dan tidak mempedulikan pertanyaannya Wei Tianzhi sebelumnya. Xue Mingyan menganggukkan kepalanya, dia sedikit kebingungan tadi karena tiba-tiba dua orang menghampirinya dan mengajaknya berkenalan. "Okh, apakah kau tahu, Putra Mahkota Liu Xingsheng akan datang pada acara ulang tahun adiknya," ujar Qixuan. Wei Tianzhi menjadi begitu antusias, "Benar, aku sungguh sangat menantikannya. Dia itu sangaaatt tampan dan juga bijaksana," tambahnya semangat. Xue Mingyan mengernyit heran, kenapa pada saat membicarakan Putra Mahkota seperti ada rasa familiar baginya. Dia berpikir apakah mungkin pemilik tubuh aslinya pernah menjumpai Putra Mahkota? tetapi diingat-ingat kembalipun, tak ada memori tentang pemilik tubuh bertemu dengan Putra Mahkota. "Xue Mingyan, kenapa kau begitu serius? lihat keningmu sampai berkerut seperti ini," ucap Wei Tianzhi sambil mengerutkan keningnya melakukan apa yang tadi dilakukan Xue Mingyan. Xue Mingyan yang melihatnya sedikit terkejut, memang dia sedang berpikir tapi menurutnya tidak sampai mengerutkan keningnya seperti yang dicontohkan Wei Tianzhi. "Jangan dengarkan dia, dia selalu melebih lebihkan ucapannya," sindir Qixuan sambil tersenyum mengejek pada Wei Tianzhi. Wei Tianzhi langsung memasang raut wajah kesal ketika mendengarnya, "Kauuu ..." ucap Wei Tianzhi marah. Xue Mingyan langsung tertawa melihat tingkah laku mereka berdua yang lucu ini. Wei Tianzhi dan Qixuan menatap bingung dirinya yang tertawa. "Sudah, kalian tidak boleh bertengkar," ucap Xue Mingyan memisahkan. Mereka berdua yang mendengarnya saling memalingkan wajahnya ke arah lain dan tidak mau menatap satu sama lain. Shu Hang menatap kesal pada Xue Mingyan. Dia pikir Xue Mingyan akan sendirian dan tidak ada yang mau menemaninya. Tapi sekarang, bahkan Wei Tianzhi yang seorang Putri dari Negri Barat berteman baik dengannya. Itu membuatnya sedikit iri hati, bagaimana tidak? setiap ada pergaulan kalangan putri, Shu Hang mencoba mendekatinya dan menjadi teman baiknya. Tetapi yang dia dapatkan adalah penolakan mentah-mentah dari Wei Tianzhi. "Hang er, apakah dia kakakmu?" tanya Jiao Nuan. "Iya, dia kakakku. Kak Ming er," balasnya. Tetapi kemudian Shu Hang memasang ekpresi sedih di depan Jiao Nuan. "Kenapa?" tanya Jiao Nuan penasaran. "Dia meninggalkanku di sini dan pergi bersama teman-teman barunya. Aku mengerti mungkin ini pertama kalinya kakakku keluar dari Kediaman, tetapi itu bukan berarti dia bebas dan meninggalkanku sendirian," panjang Shu Hang sedih. Jiao Nuan yang mendengarnya marah, "Cih, kau tak perlu sedih sepertu itu. Jangan sia-siakan hatimu hanya untuk kakakmu yang tidak tahu diri. Aku ada di sini, jadi kau tidak perlu bersedih lagi," ucapnya mencoba menenangkan hatinya Shu Hang. Shu Hang tersenyum ramah membalasnya. Tetapi di dalam hatinya dia kegirangan karena telah berhasil meracuni pikirannnya Jiao Nuan. 'Kau bodoh sekali Ji er, langsung percaya dengan semua perkataanku. Aku tidak tahu apakah aku harus senang atau terharu, tapi yang jelas kau benar benar bisa kumanfaatkan,' batin Shu Hang. Xue Mingyan menatap Wei Tianzhi dan Qixuan bingung. Mereka masih marah dan kesal satu sama lain. "Lihat, Putri Qiaosheng sudah datang," ujar Xue Mingyan ketika melihat seorang perempuan yang berjalan masuk ke Aula. Wei Tianzhi dan Qixuan menatap ke ambang pintu dan benar mereka melihat seorang gadis yang sebaya dengan mereka masuk ke dalam Aula. Putri Qioasheng tampak gugup saat masuk karena semua mata tertuju padanya. 'Imut sekali,' puji Xue Mingyan di dalam hatinya ketika melihat Putri Qiaosheng. Setelah Putri Qiaosheng duduk, lalu dia membisikkan sesuatu pada pelayannya. Pelayan itu mengangguk mengerti setelah mendengar perintah dari Putri Qiaosheng. "Nona bilang, dia ingin mengucapkan terima kasih kepada semuanya karena telah hadir di acara ulang tahunnya ini," jelas Pelayannya. Semua orang terheran heran, karena yang memberikan sambutan pada mereka itu bukan Putri Qiaosheng melainkan pelayan pribadinya. "Baiklah, mari kita mulai perjamuannya," tambah pelayan itu lagi.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD