Rencana Gagal

1406 Words
Ketika memastikan semuanya aman dan tidak ada yang mengikutinya, dia menghampiri Xue Mingyan dan Lala yang sedang berjalan jalan. "Kau pulang? apakah Jendral Yun telah sendiri?" tanya Xue Mingyan saat merasakan keberadaannya Lusi. Lala terkejut mendengarnya, dia menoleh ke belakang tubuhnya dan menjumpai Lusi yang sama tengah terkejut. "Ba-bagaimana nona bisa tahu keberadaanku?" tanya Lusi penasaran. Bagaimana tidak terkejut? Xue Mingyan langsung bisa mengetahui keberadaan Lusi tanpa ragu sedikitpun. Dia mengira, Xue Mingyan tidak akan mengetahui keberadaanya karena Xue Mingyan tengah fokus pada tanaman bunga di depannya. Akan tetapi itu semua tidak seperti banyangannya sekarang. Xue Mingyan merasa aneh dengan pertanyaannya Lusi, menurutnya Lusi sangat membingungkan sekarang. Bagaimana tidak? Jelas-jelas hawanya sangat terasa oleh dirinya. "Entahlah, apakah tugasmu selesai?" tanya Xue Mingyan mengubah topik pembicaraannya. Lusi langsung tersadar dari lamunannya itu. "Sudah Nona, dia sedang menikmati pemandangan Taman Barat di Kediaman Perdana Mentri," balas Lusi. Xue Mingyan tersenyum sinis, semua berjalan sesuai rencananya sekarang. "Lala, kau pergi temui pelayannya Shu Hang. Bilang padanya kalau Jendral Yun tengah sendirian di Taman Barat sekarang!" perintah Xue Mingyan. Lala mengangguk mengerti, langsung saja dia pergi mencari pelayan pribadinya Shu Hang. "Emm, sebenarnya apa yang nona rencanakan? Menyuruhku untuk mengikuti Jendral Yun dengan memperlihatkan keberadaanku dan menyuruh Lala menemui pelayannya Nona Shu Hang tentang keberadaannya Jendral Yun?" tanya Lusi penasaran. Dari awal dia tidak mengerti, kenapa tuannya melakukan semua ini. Xue Mingyan tersenyum sinis mendengarnya. "Kau tahu jika seseorang yang tengah bertunangan tidak boleh berjalan berduaan bersama pria lain?" tanya Xue Mingyan balik. Lusi terdiam sesaat, tetapi dia langsung mengerti maksud tuannya ini. "Ap-apakah nona ingi ..." "Ini bukan seperti yang kau pikirkan Lusi, kau lihat saja nanti." potong Xue Mingyan. Xue Mingyan langsung mengerti saat melihat raut wajah Lusi tadi. Dia pasti mengira bahwa Xue Mingyan akan menyebarkan rumor buruk tentang Jendral Yun dan Shu Hang. Makanya dengan cepat, dirinya memotong ucapannya Lusi karena rencananya bukanlah seperti yang dipikirkannya. Lusi mengernyit heran, dia semakin tidak mengerti rencana tuannya. Xue Mingyan tertawa melihat Lusi yang terlihat kebingungan, wajahnya sangat lucu saat ini. Dia yang melihat Xue Mingyan tertawa membuat dirinya menjadi salah tingkah, karena sekarang Xue Mingyan terlihat sangat cantik menurutnya. "Nona, aku telah melakukan sesuai perintah no-na?" Lala menatap bingung Xue Mingyan yang tertawa dan Lusi yang salah tingkah itu sangat berbeda dengan keadaan sebelum dia pergi. Xue Mingyan menatap Lala yang baru saja datang menyelesaikan tugasnya. Langsung saja dia mengajak Lala dan Lusi untuk pergi dari sana ke tempat yang menarik. *** Shu Hang berjalan menuju ke Taman barat sendirian. Sebelumnya pelayannya memberitahukan bahwa Jendral Yun tengah menikmati pemandangan Taman Barat sendirian. Menurut pelayannya jika Shu Hang datang dan menemaninya, itu pasti akan sangat romantis ditambah tempatnya yang sangat tentram damai dan indah. Baru membayangkannya saja membuat dirinya senang sekali, langsung saja Shu Hang pergi ke taman Barat. Dan benar saja apa yang diucapkan pelayannya, Jendral Yun tengah sendirian di Taman Barat saat ini. Tanpa pikir panjang Shu Hang langsung mendekati dan menyapa Jendral Yun. Jendral Yun menatap tak suka pada Shu Hang. Dia tidak suka dengan kehadirannya ini. "Taman ini sangat indah benarkan Jendral Yun?" tanya Shu Hang memulai obrolan mereka. Walaupun tak suka, tapi memang benar apa yang dikatakan Shu Hang bahwa taman ini sangat indah. Jendral Yun mengangguk untuk menjawab pertanyaannya Shu Hang. Shu Hang tersenyum senang, dia maju satu langkah mendekati garis Finish. Saat Shu Hang ingin mencoba mengobrol lagi dengan Jendral Yun, tiba-tiba Xue Mingyan datang. Tanpa sadar Jendral Yun tersenyum melihat kedatangannya Xue Mingyan. "Ap-apa yang kalian berdua lakukan di sini?" tanya Xue Mingyan dengan menunjukan ekpresi bingung. Jendral Yun tersenyum, dia akhirnya tahu siapa tuan dari orang yang telah mengikutinya tadi. "Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu Nona. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jendral Yun balik sambil tersenyum. 'Hehe, dia pikir aku tidak memikirkannya dengan matang apa? aku sudah tahu kau akan menanyakan ini padaku,' ejek Xue Mingyan di dalam hatinya. "Kau sedang bercanda tuan? Tempat ini sangat dekat dengan Paviliun milikku, kalau tidak salah Kediaman Utama cukup jauh dari sini. Jadi mengapa kalian bisa ada di sini?" tanya Xue Mingyan sambil tersenyum. "Aku tersesat sampai ke sini. Apakah kau bisa menunjukan jalan pulang untukku?" tanya Jendral Yun dengan memasang raut wajah mengkhawatirkan di depan Xue Mingyan. 's**l! Kenapa dia terlihat sangat menggemaskan seperti itu. Aku sampai lupa dialogku gara gara dia,' keluh Xue Mingyan di dalam hatinya. "Tapi, aku ingin mengetahui kenapa adik Hang er ada di sini?" tanya Xue Mingyan berusaha mengalihkan pikirannya dengan tidak mempedulikan permintaan Jendral Yun. "A-a-aku ..." ucap Shu Hang gagap. Dia tidak tahu harus mengatakan apa sekarang. "Tidak baik jika seorang wanita berduaan dengan seorang pria di tempat yang sepi ini," saran Xue Mingyan. "K-kau mencurigaiku dan Jendral Yun? pikiranmu sempit sekali kakak," balas Shu Hang percaya diri. "Heeh, jadi dia Jendral Yun? Tamu penting ayah itu?" tanya Xue Mingyan berpura pura tidak tahu. Jendral Yun tersenyum, entah gadis yang di depannya ini sedang berpura pura atau tidak menurutnya itu sangat lucu. "Kenapa? Apa kau takut karena telah berani mencurigai seseorang sepertiku?" tanya Jendral Yun sambil berjalan menghampiri Xue Mingyan. "Takut? Ck, tuan bercanda lagi. Kenapa aku harus takut? Kau masih normalkan? makanan kita juga masih sama. Kenapa aku harus takut padamu?" tanya Xue Mingyan menatap datar Jendral Yun. Jendral Yun tersenyum miris, gadis yang berdiri di depannya ini benar benar sangat menarik. "Kau .... berani sekali mengatakan hal itu pada Jendral Yun. Akan kulaporkan kelakuan burukmu pada ayah," ancam Shu Hang. "Adik sekarang yang harus kau pikirkan bukan diriku, tapi dirimu. kau tidak boleh serakah seperti itu, kau seorang gadis bukan seorang pria yang bebas memiliki banyak wanita. Itu akan menghancurkan martabat ayah," saran Xue Mingyan sinis. "Dulu kau mengatakan sangat menyukai Pangeran Ketiga hingga tidak bisa hidup tanpanya. Tapi sekarang, ketika melihat Jendral Yun kau sungguh melupakan Pangeran Ketiga? Aku tidak mengerti jalan pemikiranmu adik," tambahnya. Jendral Yun terdiam mendengar semua ucapannya Xue Mingyan, dia terkejut karena Shu Hang ternyata memiliki hubungan dengan Pangeran Ketiga. Shu Hang gelapan jadinya, dia benar benar tidak percaya bahwa Xue Mingyan bisa mengatakan hal itu. "Kenapa raut wajahmu seperti orang kesal Jendral Yun? apakah di sini sedang terjadi kisah cinta segitiga?" tanya Xue Mingyan datar pada Jendral Yun. Jendral Yun tersenyum sinis, dia berjalan mendekati Xue Mingyan dan mengatakan sesuatu tepat di depan wajah Xue Mingyan. "Kenapa aku harus kesal jika seorang gadis cantik berada di depanku?" ucap Jendral Yun. Xue Mingyan tersenyum miris, sungguh dia sangat membenci ucapannya ini. Langsung saja dia mendorong Jendral Yun untuk menjauh darinya. "Aku bukanlah adikku yang akan senang jika kau mengatakan hal itu. Sungguh kata-katamu membuatku muak dan tak nyaman berada di sini lagi!" sarkas Xue Mingyan berjalan pergi dari sana bersama dengan kedua pelayannya. Jendral Yun tersenyum sinis. Menurutnya melihat gadis itu, seperti melihat dirinya sendiri. Langsung saja Jendral Yun pergi meninggalkan Shu Hang sendirian. Shu Hang mengepalkan tangannya kuat, dia benar-benar kesal pada Xue Mingyan saat ini. "Kau telah menghancurkan seluruh harapanku, kan kubuat kau menyesal setelah ini Xue Mingyan!" tekad Shu Hang. Shu Hang berjalan tergesa gesa menemui ibunya Selir Niang yang kebingungan melihatnya datang seperti itu. "Kenapa dengan dirimu anakku?" tanya Selir Niang. "Ibu, jalang itu telah menghancurkan harapanku," kesal Shu Hang sedih. Shu Hang menceritakan semuanya dari awal dan persis seperti sebelumnya dan membuat Selir Niang terkejut setelah mendengarnya. 'Bagaimana dia bisa begitu berani sekarang?' tanya selir Niang di dalam hatinya. "Kau bodoh sekali, bahkan kau tidak menyadari sedang dipermainkan oleh jalang itu. Apa kau tidak tahu mengapa seseorang memberitahukan keberadaan Jendral Yun dengan Cuma cuma saja?" tanya Selir Niang menyadarkan anaknya. Shu Hang terdiam, dia tidak memikirkan hal itu sebelumnya. "Maafkan aku ibu, karena senang jadi aku ..." "Perbuatanmu ini bisa mempengaruhi masa depanmu sendiri," potong Selir Niang. Shu Hang menunduk terdiam, dia benar-benar tidak tahu bahwa dirinya sedang dijebak oleh Xue Mingyan. "Kenapa jalang itu bisa begitu pintar dalam sekejap?" tanya Selir Niang berbisik pada dirinya sendiri sambil memikirkan perubahan sikap pada Xue Mingyan. "Ibu apa yang harus kulakukan? jalang itu telah berani mempermainkanku ibu," keluh Shu Hang. Selir Niang tersadar dari lamunannya karena pertanyaan anaknya ini. Dia langsung memegang kedua bahu Shu Hang untuk meyakinkannya. "Kau tenang saja, ibumu ini sangat pintar. Aku akan membalaskan semua yang telah terjadi padamu berkali kali lipat pada jalang itu," yakin Selir Niang. Shu Hang memeluk ibunya, dia menjadi agak sedikit lega karenanya. 'Lihat saja kau Xue Mingyan, kan kubuat kau menyesal karena telah mengganggu diriku,' ucap Shu Hang di dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD