When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Clara membuka mata perlahan karena cahaya matahari menggelitik bulu mata lentik dan panjang dan lebat. Bola biru itu memperhatikan sekeliling ruangan dengan nuansa cokelat dihiasi gorden putih besih dan tirai melambai-lambai. “Hah, rumah Calvin.” Clara tersenyum dan duduk. “Kamu sudah bangun.” Calvin duduk di depan Clara dengan s**u hangat dan roti panggang. “Apa kamu menggantikan bajuku?” Clara melihat kemeja yang ia pakai dan celana Calvin terlalu besar dan panjang. “Aku tidak akan membiarkan kamu tidur dengan pakaian basah dan berumuran darah.” Calvin menatap Clara. “Terima kasih.” Clara beranjak dari sofa. “Kamu mau kemana?” tanya Calvin. “Kamar mandi. Pinjamkan aku handuk dan pakaian ganti,” ucap Clara. “Aku sudah membelikan untuk kamu.” Calvin mengambi