When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Li Yong kembali ke mansion di malam Clara lari dengan melukai Fang Yin. Wanita Ninja itu berada di dalam ruangan ICU dan tidak sadarkan diri. “Siapa yang membantu Clara pergi dari sini?” tanya Li pada semua penjaga dengan pakaian Ninja. “Pasukan seragam hitam dengan peralatan canggih. Mereka mengendarai motor,” jawab seorang pria. “Hm.” Li Yong tersenyum sinis mengingat Fang Yin yang hampir mati dan kehilangan senjatanya. “Dia masih tidak berperasaan. Belum pernah jatuh cinta.” Li Yong duduk di kursi. “Siapa pemilik pasukan itu?” tanya Li yang bisa menebaknya. “Pasukan itu milik Tuan Andreas,” jawab pria yang masih membungkuk di depan Li. “Pergilah!” usir Li. “Baik.” Semua pasukan ninja menghilang. “Bibi Ying,” sapa Li. “Ya, Tuan Muda.” Bibi Ying me