When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hans menerima pesan singkat dari King yang mengatakan Hanna bersama dengannya. Dia tidak akan menyentuh wanita itu, jika Hans mau membuat surat perceraian dan akan kembali memberikan keberasan pada sang Arsitek. “Brengs*k. Pria ini adalah yang membeli Hanna.” Hans mengepal tangannya. Dia menyalakan mesin mobildan kembali ke rumah mereka, mencari mama dan papa. Rumah kosong hanya ada para pelayan. “Di mana papa dan mama?” tanya Hans pada pelayan. Dia memperhatikan sekeliling ruangan karena khawatir akan diserang Veronica yang menggila. “Tuan dan Nyonya menyusul Veronika ke Paris,” jawab pelayan. “Apa? Untuk apa?” Hans mengacak rambutnya kesal. Wanita itu selalu membuat kedua orang tuanya sibuk. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa dan memejamkan mata untuk berpikir. Sebuah