When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sepasang suami istri telah berada di dalam kamar yang sangat sederhana. Hans memperhatihan ruangan yang sangat sempit baginya. Dia tidak terbiasa. Pria itu berdiri di depan pintu dan tersenyum. Otaknya berpikir untuk bisa menginap di kamar istimewa milik istrinya. “Kenapa?” Hanna menatap Hans yang masih membeku di depan pintu. “Kamar kamu sangat kecil.” Hans tersenyum. “Karena aku hanya gadis kecil yang sederhana,” ucap Hanna. Dia tidak tersinggung sama sekali dengan ucapan pria itu. “Apa kita bisa tidur berdua di sana?” Hans menunjukkan tempat tidur. “Kenapa tidak.” Hanna duduk di tepi kasur. “Kemarilah.” Hanna melambaikan tanganya dan Hans mendekat. “Sayang, kita beli tempat tidur baru,” ucap Hans. “Tidak. Ini pembelian kakek dan nenek.” Hanna menatap Han