When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hanna mengirim pesan kepada Andreas dan memberitahukan dia tidak pergi untuk mengawasi proyek dan pria itu menyetujuinya tanpa pertanyaan. Dia hanya mengatakan istirahat saja di rumah dan jangan kelayapan membuat Hanna tersenyum membaca pesan balasan Andreas. “Sebaiknya aku membantu kakek di kebun.” Hanna memilih kaos oblong lengan panjang dan celana jeans. Dia berjalan keluar kamar dan melihat bibi yang sibuk di dapur. “Non Hanna tidak kerja?” Bibi terkejut. “Bibi sedang apa?” tanya Hanna tanpa mempedulikan pertanyaan bibi. “Ini, Non. Bibi sedang membuat rebusan obat,” jawab bibi sedikit gugup. “Untuk siapa?” tanya Hanna dan berjalan mendekat. “Itu, Non…” Bibi tidak melanjutkan kalimatnya. “Untuk kakek?” Hanna memperhatikan bibi. “Di mana kakek?” tanya Hann