When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hans diiringi sebuah mobil bak berisi penuh bunga mawar merah dan coklat berbagai jenis dalam bentuk hati telah tiba di depan halaman rumah Hanna. Pria itu keluar dari mobilnya, menekan bel pintu rumah Hanna. Bibi Yani membuka pintu. "Selamat siang, Tuan. Mencari siapa?" tanya bibi yang tidak mengenali Hans "Apakah Hanna ada dirumah?" tanya Hans dengan gaya formal. "Tidak ada, Tuan.,” jawab bibi. "Kemana Hanna pergi dan dengan siapa?" Hans mulai gelisah. “Non Hanna membawa Kakek Cek kesehatan ke rumah sakit Tuanj"jawab bibi. "Rumah Sakit." Hans meyakinkan dirinya. "Iya, Tuan." Bibi memperhatikan pria tampan dengan pakaian rapi di depannya. "Saya titip hadiah untuk Hanna," ucap Hans. "Iya Tuan. Silakan." bibi tersenyum ramah. Hans berjalan mendekati mobi