BAB 18

2983 Words

Avellyn mendesah lelah. Wanita itu duduk diam dan menatap hutan lebat yang terlihat dari kamar tidurnya. Dia kembali ke mansion Xavier dan hanya bisa melihat pria itu dari jauh. Dia tak bisa menggapai Xavier dan hanya bisa menunduk saat Xavier melewati tubuhnya. “Kau melamun lagi, Bell.” Avellyn mengalihkan pandangannya. Rose selalu menemani dirinya dan menjadi sahabat yang baik. “Aku hanya memikirkan Tuan.” Rose mendesah lelah. Dia cukup tahu apa yang Avellyn rasakan bukan hanya hasil dari pencucian otak, tetapi dari ketulusan hatinya. Dia juga menyadari betapa hangat tatapan mata Avellyn saat melihat Xavier. “Bell, kita hanya budak.” Rose tak ingin Avellyn mengkhianati ketentuan yang sudah ada. Dia tak ingin wanita itu mati dengan harapan yang tak pernah menjadi kenyataan. Kisah c

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD