⌘ Bab 09 ⌘

1903 Words
"Tunggu! Kau memberiku pekerjaan? Maksudku, kau memerintahku untuk sejumlah uang yang hanya cukup untuk membeli makanan dan pakaian dalam untukmu, begitu?" "Uang ini lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan rumah ini selama satu bulan dan aku pastikan kalau aku tidak akan dala kondisi seperti ini lebih dari dua minggu." Kanaya mendecih. "Kau? Dua minggu? Dengan statusmu yang sebagai seorang buronan dan tidak punya apa-apa selain tubuhku ini?" Ucap Kanaya sambil menunjuk Noel dari atas sampai bawah menggunakan garpu yang masih dia pegang, "bagaimana caranya kau melakukan semua itu?" "Kau punya bolpoin dan kertas?" "Untuk apa?" "Berikan saja." Noel kembali memerintah. Meski sebal tapi Kanaya tetap berjalan mengambil sebuah buku kecil dan bolpoin dari laci meja dekat rak sepatu kemudian menyerahkannya pada Noel. Selama Noel menulis, Kanaya kembali makan dan menunggu kira-kira apa yang akan ditulis oleh pria tersebut. "Ini alamat bungker tempatku menyimpan beberapa benda berharga milikku. Kau bisa menemukan banyak hal di sana." "B—bungker?" "Ini kode aksesnya," ucap Noel sambil menulis beberapa deret angka di kertas yang sama, "dan ini adalah brankas yang harus kau buka. Letaknya di belakang lemari dengan sebuah vas bunga berisi bunga marahari sintetis, kau bisa megambil semua uangnya kecuali emas dan beberapa batu mulia yang lain karena kau tidak bisa menjualnya di situasi seperti ini." Jelas Noel. Dengan penjelasan itu, Kanaya benar-benar menghentikan makannya dan memfokuskan diri pada tulisan-tulisan yang dibuat oleh Noel. "Tunggu, kau punya bungker?" Tanya Kanaya tidak percaya dengan apa yang dia dengar, termasuk emas dan batu-batu mulia yang dimiliki oleh Noel disimpan di tempat itu. "Kau hanya perlu menemukan alamat ini dan mengambil apa yang perlu kau ambil." Noel menegaskan. "Ada cctv di sana?" "Tidak ada. Tapi mungkin kau harus berhati-hati karena di sana ada jebakan yang akan otomatis menyala saat kau salah menekan satu tombol saja dari kode akses dan yang tahu caranya agar kau bisa keluar dari tempat itu adalah aku. Tapi, selama aku berada di sini, maka kau tidak akan pernah bisa keluar dari sana." Kanaya menelan ludahnya saat Noel berkata demikian. "Kau berusaha membunuhku dengan mengirimku ke sana?" Desis Kanaya tapi Noel hanya melirik wanita pemilik rumah itu menggunakan ekor matanya. "Aku mencoba membantumu dengan menawarkanmu sejumlah uang. Jika kau tidak mau dan tetap membiarkanku menggunakan semua uang milikmu untuk makan selama di sini, itu tidak masalah untukku." "Tidak! Tidak! Dan tidak!" Kanaya memprotes, "aku ini bukan orang kaya yang bisa dengan mudah memberimu makan dan tempat tinggal cuma-cuma!" "Kalau begitu, pergi ke sana dan ambil uangnya." Noel memaksa. Membuat Kanaya tersudut dan tidak punya pilihan kecuali menerima pekerjaan yang diberikan oleh Noel untuknya. Usai Kanaya setuju, Noel kembali menjelaskan tentang detail tempat yang akan dikunjungi oleh Kanaya. "Di sana juga ada beberapa senjata, kau bisa membawanya jika kau perlu." Ucap Noel lagi dan lagi-lagi Kanaya tersentak mendengar hal tersebut. "Untuk apa aku membawa benda-benda seperti itu?" "Melindungi dirimu." "Aku tidak butuh benda seperti itu!" "Baik, kalau begitu jangan dibawa. Cukup ambil uangnya dan kembali dengan utuh ke tempat ini." "T—tunggu! Apa maksudmu dengan; 'kembali dengan utuh?!'" "Aku sudah bilang kalau di sana ada jebakan dan kau tidak akan bisa keluar dari jebakan itu kalau bukan aku yang mengeluarkanmu dari sana." "A—apa?! Kenapa kau memberikanku hal sesulit ini!" Kanaya menggaruk belakang kepalanya. "Jadi, kalau aku salah memasukan satu saja angka di dalam tulisan ini, maka jebakan itu akan muncul?" "Otomatis." "Sama sekali tidak ada pengecualian? Tiga kali kesalahan muncul pemberitahuan kalau aku bisa melakukannya satu kali lagi setelah refresh, begitu?" Noel merengut. Wajahnya terlihat tidak senang dengan kalimat Kanaya, bahkan pria ini terlihat menghela napasnya sebelum dia menjawab pertanyaan Kanaya yang bertingkah seolah ucapannya hanya sebuah omong kosong yang seperti lelucon murahan. Maka dari itu, di kertas yang sama setelah membaliknya, pria ini menggambar sebuah gambar kasar sebuah daun pintu dengan lubang di bawahnya, keterangan kedalaman lubang itu dia tulis sedalam lima meter dari permukaan tanah, sebelum kembali melanjutkan penjelasannya. "Ketika kau salah memasukan angka yang kuberikan padamu, penyekat lubang di bawah sini akan otomatis terbuka dan membuatmu jatuh tanpa peringatan. Lubang ini sedalam lima meter dengan jeruji besi yang akan tertutup otomatis setelah kau terjatuh, memblokir aksesmu untuk ke luar. Bahkan, setelah jeruji itu tertutup, sebuah alarm akan menyala kemudian akan ada air keluar dari lantai dengan suhu minus di bawah lima belas derajat celcius dan akan terus turun hingga di titik ke empat derajat celsius atau bahkan palinnrendah dari itu yang menggenangi lubang tersebut hingga sebatas lutut orang dewasa, ingat jika ada manusia direndam oleh air selama tiga jam saja efeknya akan seperti apa?" Kanaya menggeleng, dia tidak tahu dan tidak bisa menjawab untuk pertanyaan dalam penjelasan Noel yang ketika dia menjelaskan sambil melemparkan pertanyaan padanya. "Perlahan, jantungmu akan berdetak lebih kencang karena beban yang diberikan oleh tekanan dari air dingin akan memicu penurunan suhu tubuh. Semakin dingin air yang kau rasakan pada kulitmu, semakin menurun suhu tubuhmu maka gejala pertama yang akan kau terima adalah hipotermia. Semakin lama kau berada di dalam air dingin, itu akan memicu keretakan pada jaringan kulit, hingga bakteri yang ada di dalam air akan ikut masuk ke dalam tubuh, semakin lama kau mengalami hipotermia, jantung yang sudah kelebihan beban akan rusak dan kemungkinanmu terkena serangan jantung akan sangat tinggi dan jika jantungmu tidak lagi berdetak maka kematianlah yang akan mengangkutmu dari lubang itu." "Kau membunuh orang dengan cara seperti itu?!" "Karena di tempat itu ada semua harta dan barang berharga milikku, rasanya wajar kalau aku memfasilitasi tempat itu dengan sistem perlindungan tingkat tinggi. Lagi pula, setelah satu jam seseorang masuk ke dalam lubang itu maka akan tim medis khusus yang sengaja kutempatkan di sana untuk menariknya ke luar lalu membawanya ke rumah sakit baru setelah itu proses hukum akan berjalan." Jelas Noel terdengar bahwa semua yang dia ucapkan sangat sederhana. Tapi tidak dengan Kanaya, mendengar penjelasan Noel, seketika Kanaya murka. "Itu bukan perlindungan tingkat tinggi! Itu namanya percobaan pembunuhan!" Namun, alih-alih merespon bentakkan Kanaya, Noel malah kembali melanjutkan penjelasannya sambil menyerahkan kertas itu pada Kanaya. "Kau haru tiba di sana sebelum malam, karena tidak akan ada kendaraan umum yang melintas di tempat itu setelah pukul tujuh malam." "Maksudmu, tempat itu tidak ada di sekitar kota ini?" Noel menggeleng. "Di Maidstone." "Kau gila! Aku tidak mungkin pergi sejauh itu hanya untuk mengambil uang!" "Kalau kau tidak mau, baiklah, aku tidak akan memberimu uang lagi." Kanaya terdiam saat Noel mengatakan hal itu. Bahkan, ketika Noel menarik kembali kertas yang sudah dia coreti dengan tulisan-tulisan tangan, Kanaya hanya bisa menghela napas. "Kau, benarkah kau Noel Erden cucu dari Carlos Zelibbe Erden, Pemiliki E—qqqqqqqq1Pharmachy?" "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" "Jawab saja pertanyaanku." Kanaya mendesak, sementara Noel hanya bisa melirik orang yang sudah membantunya dengan tatapan yang terlihat sangat sinis. "Kalau kau tidak menjawab pertanyaanku maka aku akan berhenti di sini dan membiarkanmu ditangkap oleh mereka. Kau tahu kan, kalau seluruh negara sedang mencarimu sekarang." "Media sudah memberitakan semuanya, bukan? Jadi, kurasa pertanyaanmu hanya jadi hal bodoh untuk kujawab sekarang." "Jadi benar kau pewaris seluruh kekajayaan E—Pharmachy? Kalau begitu, bagaimana bisa kau jadi tersangka utama dalam kasus ini mengingat bagaimana reputasimu sendiri sebagai seorang anggota kepolisian." "Aku sudah menjelaskannya padamu semalam, bukan?" "Itu belum cukup untuk memberikanku alasan untuk percaya dengan semua ucapanmu." "Kalau kau ingin tahu kebenarannya, kau bisa mulai membantuku dan kau akan tahu sampai di mana kebenaran semua ucapanku semalam." "Tanpa kau minta pun aku akan melakukannya demi mengembalikan karirku yang hanxur oleh satu orang menjijikkan." "Kalau begitu kita sepakat. Kau bantu aku dan aku akan mengembalikan kejayaan karirmu setelah semua berakhir." Ujar Noel kedengarannya seperti semua ini sangat mudah. Meski terdengar sangat mudah tapi Kanaya tidak langsung mengiyakan pernyataan Noel. "Kau," Kanaya mulai bicara, "sebelum kejadian ini apa kau punya musuh, saingan, atau orang yang berkemungkinan menjebakmu untuk kasus ini?" "Pertanyaanmu sama seperti dengan apa yang bergelayut di sini sejak kemarin." Noel mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan telunjuk. Wajahnya terlihat sangat serius bahkan tidak menunjukkan sedikit pun kalau pria ini menyembunyikan sesuatu dari ucapannya. "Kalau menurutmu aku punya musuh, maka bisa kukatakan aku punya banyak musuh yang bisa dengan mudah menghajarku sampai mati dengan semua yang sudah kulakukan dengan menangkap kepala geng mereka, saudara mereka, ayah mereka, anak mereka atau pun suami mereka yang menjadi pelaku kriminal berbahaya. Seperti yang terakhir kutangkap, Michele Chae, misalnya." Mendengar nama Michele Chae disebut, memori Kanaya kembali ketika dirinya meliput tentang hampir semua kejahatan yang dilakukan oleh pimpinan gangster tersebut. Michele Chae adalah orang yang bertanggung jawab untuk banyak sekali kasus penyelundupan senjata dan obat-obatan terlarang bahkan nama seorang seorang Michele Chae masuk ke dalam daftar DPO internasional dan sudah diintai oleh kepolisian negara selama bertahun-tahun. Kemudian, ketika tengah melakukan transaksi di salah satu hotel berbintang dengan beberapa pejabat kota, kepolisian metropolitan pun melakukan penangkapannya yang dipimpin oleh seorang polisi muda berprestasi bernama Noel Erden dan sekarang kasus penjahat buruan interpol internasional itu tengah dalam proses persidangan karena setelah seluruh bukti terkumpul, maka hanya tinggal menjatuhkan hukuman saja untuk Michele Chae. "Aku ingat kasus itu. Dan namamu cukup bersinar karena penyergapan itu." Kanaya merespon ucapan Noel sambil mengingat betapa mengagumkannya pemberitaan yang meliput Noel kala itu tapi, pria ini kembali mengulang semua kesuksesan pemberitaan itu dengan kasus yang menggegerkan negara mengingat dirinya adalah penerus perusahaan farmasi keluarga Erden, E—Pharmachy. "Dan kau benar, kalau mereka mau, mereka tidak mungkin melakukan tipuan konyol seperti ini." Kanaya berasumsi. "Polisi akan semakin gencar melakukan pencarian dan memperketat seluruh gerakanku di negara ini mengingat orang yang mati dengan aku sebagai pelakunya itu adalah istri dari kepala polisi di kepolisian pusat metropolitan jadi, kecil kemungkinan aku bisa menggunakan alat komunikasi nomal, kartu ATM, kredit dan seluruh aksesku menuju deposito milikku di bank sangat kecil untuk bisa kudapatkan. Maka dari itu, aku butuh bantuanmu untuk datang ke alamat.itu dan mengambil uang sebanyak yang bisa kau dapatkan. Kalau memungkinkan, kau bisa megambil beberapa senjjata dari tempat itu untuk sekedar membela diri di kemudian hari, karena aku sangat yakin kalau kau akan membutuhkan itu nanti." Jelas Noel sambil meraih revolver miliknya dan menyerahkan salah satu revolver miliknya pada Kanaya. "Apa?" Kanaya keheranan dengan Noel yang menyerahkan benda seberbahaya itu padanya. "Bawa benda ini, jangan gunakan kecuali kau benar-benar terdesak." "Aku tidak butuh. Aku masih bisa membela diriku sendiri." "Ini bukan tentang bisa membela diri atau tidak. Karena aku yakin kasus yang sekarang melibatkanku ini bukanlah kasus biasa yang hanya akan membuat seseorang jadi tertuduh untuk dijebloskan ke dalam penjara." "Bagaimana kau bisa seyakin itu?" "Mengingat bagaimana mereka harus repot-repot membuat skenario ini untukku, aku yakin orang-orang ini bukanlah orang-orang biasa." Jelas Noel kembali menyerahkan revolver itu pada Kanaya dan kali ini dia memastikan agar Kanaya menerima benda tersebut. "Aku yakin kalau kau bisa menggunakan benda itu." Ucapan Noel terdengar meyakinkan tapi, di sini Kanaya kembali menggeleng. "Aku tidak yakin kalau aku bisa mengunakan benda ini tapi aku akan tetap menyimpannya kalau memang masalahmu ini melibatkan nyawaku." Ucap Kanaya kemudian mengantungi revolver itu. Usai menempatkan revolvernya di tempat yang bisa dia ambil dengan mudah di saku depan celananya, Kanaya menarik kertas coretan berisi alamat dan denah dengan beberapa keterangan yang dibuat oleh Noel. "Jadi, ini ada di Maidstone?" Kanaya mencoba memastikan kalau alamat yang akan dia datangi dan cukup jauh itu memang berada di lokasi yang benar. "Ah," "Aku akan ke sana. Tapi, sebelum itu kau akan dijaga oleh seseorang." Sebelah alis Noel naik dan pria ini terlihat sedikit berpikir tentang orang yang akan diminta untuk menjaganya tersebut. "Maksudmu Sandra?" Noel menebak tapi Kanaya menggeleng.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD