Bab 6

924 Words
"Nggak aku nggak mau!" Kevin yang terpusat pada Arini tak memperhatikan jalan sehingga yang terjadi adalah dia menabrak beberapa pria. "Maaf," ucapnya seraya menoleh namun tatapannya langsung menjadi tajam melihat senyuman sinis yang ditampilkan oleh orang yang ditabraknya tadi. Travis. "Kenapa kau tergesa-gesa seperti itu? Kau melihat setan?" Kevin tak menggubris dia hanya mengeratkan kepalan tangan yang bisa dia gunakan untuk meninju. Perlu diketahui, Travis adalah pria yang sama sekali tak menyukai Kevin. Entah karena apa, Kevin sendiri tak tahu kenapa pria itu sangat membencinya dan alhasil mereka sering bertengkar. Banyak sekali perkelahian yang mereka lakukan sampai-sampai tak bisa dihitung jumlahnya. Sekarang Jarvis terlihat ingin menantangnya lagi. Apa dia tak bosan mencari masalah dengan Kevin? Kenapa bukan orang lain saja? "Travis, tolong jangan uji kesabaranku. Aku sedang tak berminat melayanimu sekarang." Dalam suasana tegang itu datanglah Arini dengan napas ngos-ngosan. Gadis itu sama sekali tak tahu menahu dengan apa yang terjadi. "Kevin, jalanmu cepat sekali. Aku hampir saja tak mengejarmu, untung saja kau berhenti." Travis menatap sekilas pada Arini dan seringainya makin melebar. "Oh jadi hari ini kau jadi babysitter ya. Tapi tunggu dulu, bukankah kau anak tirinya Tuan Trevor yang kaya itu lalu kenapa kau bekerja, oww ... apa mungkin kau tak diberikan uang sepeser pun." Caci maki yang dilontarkan oleh Travis makin membuat Kevin dilanda amarah besar tapi Arini lantas menyela. "Jangan pernah mengatakan hal yang buruk seperti itu!" Sorot mata tak suka muncul dari Travis. "Memangnya kau siapa Kevin, baby?" Arini mengangkat salah satu sudut bibirnya. Tersenyum sinis. "Aku ini istrinya ... phmmp ...." Arini tak bisa melanjutkan ucapannya karena dibekap mulutnya oleh tangan milik Kevin. "Dia istriku." Bukan Arini saja yang terkejut tapi juga Jarvis dan teman-temannya. "Kau sudah menikah? Kapan?!" Nada amarah sekaligus raut wajah ketidaksukaan tampak dari Travis. "Beberapa hari lalu, sudahlah aku tak mau beradu argumen denganmu lagi ...." Arini lagi-lagi dibuat terpaku saat Kevin menggandeng tangannya dan menampakkan wajah ramah. "Ayo sayang kita pergi," Tanpa tahu harus bereaksi apa, Arini pasrah saja ketika dirinya ditarik oleh pria itu meninggalkan mereka. Ketika mereka cukup jauh Arini melepas kasar gandengan Kevin. "Kau keterlaluan sekali mengatakan kalau aku adalah istrimu tapi yang sebenarnya aku ini adalah--" "Hei hentikan mulutmu itu, cerewet sekali. Bukannya berterima kasih malah mengomel." gerutu Kevin langsung dibalas delikan oleh Arini. "Ya jelaslah aku mengomel dan kenapa juga aku harus berterima kasih padamu "suami palsuku"." ucap Arini dengan menekan kata suami palsu. Kevin memicingkan matanya kemudian mendengus kesal. "Terserah apa katamu, yang jelas aku tahu apa yang aku lakukan itu benar. Haahh ... aku sungguh tak menyukai Jarvis sialan itu. Kenapa dia selalu mengurusku? Apa dia tak punya kerjaan lain apa?" ketus Kevin tetap memasang raut wajah yang tak dipandang. "Travis ... apa itu nama pria yang menghadangmu?" Kevin mengangguk. "Apa kalian punya masalah?" "Tidak. Malahan dia yang selalu mencari gara-gara denganku, apa pun yang aku lakukan dia turut ikut campur dan membuatnya kisruh. Aku membencinya." "Hmm ... ada dua hal jika dia memang selalu seperti itu. Pertama, Travis sangat membencimu atau yang kedua ...." Arini menghentikan perkataannya dan memandang Kevin untuk memancing penasarannya pria itu. "Atau apa?" "Ekhem, dia menyukaimu." Lirihan Arini yang terdengar jelas seketika menciptakan rasa jijik pada Kevin. "Dia menyukaiku?! Yang benar saja! Travis menunjukkan sifat bermusuhan padaku dan kau bilang itu tandanya dia suka padaku! Cih, aku tak percaya!" Arini membuang napas pendek. "Itu, kan hanya perkiraanku saja. Jangan marah dulu tapi kemungkinan besar sih, hanya orang yang suka saja mampu mengganggu dan tak peduli dengan reaksi orang yang dia ganggu." Kevin kembali mendengus lalu bangkit berdiri meninggalkan Arini sendirian. Gadis itu mendengus lalu mengambil ponselnya yang bergetar. Tampaklah nama Trevor dan panggilannya langsung diangkat. "Halo, apa kau sudah sampai di kampus?" tanya Trevor. Dia baru saja menyelesaikan rapat dan sedang berada di ruang rapat bersama beberapa pria yang masih sibuk mengobrol. "Iya, dan aku memiliki berita baru yang mengejutkan untukmu." "Apa?" "Aku punya suami baru." Trevor terkejut dan sontak tersedak dengan air yang dia minum. Tentu saja kepanikan timbul melihat bos besar tiba-tiba saja tersedak. Meski demikian, Trevor menolak bantuan dari beberapa orang sekitar hanya untuk bertanya di sela dirinya batuk-batuk. "Kau punya suami baru?!" Ada nada amarah di sana. "Kevin mengatakan kalau aku adalah istrinya dan mereka percaya." Tangan Trevor terkepal erat. "Arini, aku yang akan menjemputmu dan katakan pada Kevin jangan pulang dulu sebelum aku sampai, mengerti?" "Baik." ???? Jam empat sore. Semua mahasiswa telah pulang dan menyisakan beberapa orang termasuk Arini dan Kevin. "Ish, Arini apa tidak bisa aku pulang terlebih dahulu? Kau, kan sudah dijemput." "Tidak bisa, aku sudah bilang kalau dia ingin berbicara denganmu. Sabarlah!" Kevin membuang napas pendek lalu sambil bersidekap d**a, Kevin menyanggah tubuhnya di dalam mobil. Tak lama kemudian datanglah sebuah mobil mewah parkir di depan mereka dan keluarlah Trevor dengan raut wajah datar. "Arini, masuklah ke dalam mobil." Arini menoleh ke arah Kevin dan Trevor secara bergantian namun secepatnya mengambil tempat di samping kursi pengemudi. "Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa istriku adalah istrimu?" Nadanya sangat tenang, tapi ekspresi yang dipakai oleh Trevor cukup membuat Kevin tahu jika Trevor sedang marah. "Aku hanya membantu saja agar kami keluar dari masalah. Istrimu itu juga sempat mengatakan istri jadi aku tak punya pilihan lain." Kevin sangat terkejut saat kerahnya tiba-tiba ditarik oleh Trevor dengan kasar. Matanya menatap dingin. "Jangan lakukan hal ini lagi. Jika Arini ingin mengatakan kalau dia adalah istriku, biarkan saja dia! Aku pun tak keberatan." Trevor melepaskan cengkeramannya dan masuk lalu secepatnya mobil milik Trevor meluncur pergi meninggalkan Kevin yang memasang wajah kesal. "Sial!" ???? See you in the next part!! Bye!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD