Elard dan Seira duduk begitu kaku, mereka sedang disidang oleh Marisa. Setelah berjam-jam mendengarkan dengan patuh, masih saja mereka tak bisa lolos dari cerewetnya mulut Marisa. Tak satu pun jawaban Seira atau Elard yang bisa Marisa terima. Soalnya tak masuk akal dan terkesan asal ngeles. “Kalian belum jawab kenapa Seira ada di sini jam segini!” teriak Marisa lagi. Singkirkan dulu masalah terpergok tindih-tindihan. Masalah kenapa Seira ada di rumahnya belum kelar. “Kan aku udah jawab, Ma,” kata Elard. “Jangan bohong kamu! Ini tas maksudnya apa!” Marisa tak percaya saat Elard bilang Seira datang pagi-pagi tadi. Soalnya tas ransel Seira ada di sofa ruang tamu. Isinya sudah Marisa bongkar. Pakaian untuk jatah tiga hari plus peralatan mandi lengkap. “Mana aku tahu. Punya Seira itu.”