Bab 21 Malam panas itu denganmu.

2106 Words
Diandra dan juga Garry lalu kembali menuju ke kamarnya masing-masing, di sepanjang perjalanan tampak hening, keduanya seakan tidak ingin berbicara, dan kebetulan saat keduanya berada di dalam lift dan ketika pintu lift itu terbuka terlihat Rey yang saat itu baru saja menekan tombol pintu lift juga hingga pintu lift itu terbuka dan lelaki itu terdiam sesaat ketika melihat Gerry dan juga Diandra yang juga mau turun menggunakan lift yang sama tersebut. "Masuklah," ucap Gerry kemudian pada Rey dan tanpa mengiyakan perkataan Gerry, lelaki itu melangkah masuk ke dalam lift tersebut. Ketiganya pun berada di dalam lift yang sama saat itu. Hening, lagi-lagi suasananya. "Bagaimana tadi acara pertemuan dengan perwakilan kantor perusahaan penyuntik dana?" ucap tanya Rey pada keduanya dan saat itu Gerry langsung menjawab pertanyaan lelaki itu. "Kamu jangan khawatir aku akan mengusahakannya semoga saja mereka mau menandatangani pengajuan Perusahaan kita," ucap Gary kemudian pada Rey, dan akhirnya ketiganya pun hening kembali. Hingga pintu lift yang ketiganya tumpangi terbuka dan ketiganya segera melangkah keluar beriringan karena ruang kamar ketiganya berada di lantai yang sama. Saat itu Gery terlihat masuk ke dalam kamarnya terlebih dahulu karena kamar Gary berada di ujung paling dekat dengan pintu lift yang baru saja terbuka saat itu dan disusul di bagian tengah ada kamar yang Diandra tempati dan ketika Gadis itu akan berjalan menuju ke arah pintu kamarnya satu lengan tangan Gadis itu sudah dicekal oleh Rey dan membuat Gadis itu segera menghentikan langkah kakinya dan menghadap ke arah lelaki itu di sana. "Ada apa kenapa menahanku?" ucap tanya Diandra saat itu pada Rey terlihat begitu ketus. "Hei ada apa denganmu? kenapa kamu melampiaskan amarahmu padaku? memangnya siapa yang membuatmu marah Di?" ucap lelaki itu kemudian pada Diandra lalu Gadis itu pun ingin menjawab pertanyaan yang lelaki itu tanyakan padanya tetapi Diandra segera teringat tentang permintaan Gerry yang memintanya untuk sebisa mungkin menjauh dari Rey tapi ketika Diandra menanyakan apa penyebabnya pada Garry, lelaki itu tidak memberi tahunya lelaki itu hanya memberi tahu Diandra jika Rey adalah lelaki yang tidak baik untuk dekat dengan wanita ditambah lagi Diandra tidak bisa mengatakan pada lelaki itu jika nanti malam pukul sembilan malam Gerry ada janji dengan seorang wanita dari kantor pusat untuk bertemu di lounge hotel tempat ketiganya menginap saat itu. "Aku tidak apa-apa kamu jangan khawatir mungkin karena aku akan datang bulan jadi sudah seperti ini biasanya ingin marah dan juga ingin membuat masalah jadi lebih baik kamu tidak usah dekat-dekat denganku lagi," ucap Diandra saat itu yang memperingatkan Rey agar tidak dekat dengannya namun semakin Diandra memberi jarak dan memberi batasan pada lelaki itu malah kian membuat Rey tertantang untuk semakin mendekatinya ditambah lagi saat itu Rey memiliki misi untuk mencari tahu wanita yang sudah berhasil merebut perhatian Garry dari Calista gadis yang Rey cintai. "Oh oke kalau begitu baiklah tidak masalah aku bisa menjaga jarak jika kamu memang menginginkannya. Jadi kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungiku kamu memiliki nomorku kamu juga tahu di mana tempat kamarku berada jadi jika kamu membutuhkan teman kamu bisa memberitahuku lagian apa kamu lupa di mana kita pernah menghabiskan satu malam panas hanya berdua saja, aku masih sangat mengingatkan hal itu," ucap Rey saat itu yang memberitahu pada Diandra dan terlihat gadis itupun hanya bisa tercengang ketika mendengar ucapan yang lelaki itu katakan, di mana Diandra jelas tahu jika keduanya baru bertemu kemarin dan pasti tidak se akarab itu untuk menghabiskan malam panas berdua saja. "Malam panas yang hanya berdua saja aku dan dia? tapi itu kapan? bukankah kita baru bertemu kemarin? kenapa bisa kita bisa melewati malam panas hanya berdua saja dia pasti bercanda," ucap Diandra saat itu dalam gerutu di hatinya dan terlihat Rey segera melangkah pergi meninggalkan tempat Diandra berada. Diandra yang melihat kepergian Rey yang semakin menjauh darinya hanya bisa berusaha untuk menghentikan langkah kaki lelaki itu di sana. "Hei tunggu dulu! Maksud kamu itu tadi apa bukankah kita hanya kemarin bertemunya kenapa bisa kita melewati malam panas hanya berdua saja kamu ini jangan ngaco ya bicaranya jangan yang tidak-tidak membuat cerita yang tidak nyata karena aku tidak ingin ada skandal Antara Aku dengan kamu jadi jika kamu ingin berada di perusahaan ini lebih lama lagi kamu harus bisa mengandalkan diri kamu sendiri tanpa menciptakan skandal yang mungkin akan membuatmu terkenal dan dikenal banyak orang di area perusahaan kita jangan harap kamu akan bertahan lama jika niat kamu tidak baik," ucap Diandra saat itu yang begitu panjang lebar memperingatkan Rey di sana dan lelaki itu hanya bisa mengabaikan saja semua ucapan yang keluar dari bibir Diandra lelaki itu mendengarkan setiap kata tang Gadis itu katakan tepat di depan pintu kamar hotel yang Rey tempati dan setelah Diandra selesai mengucapkan semua kata-kata dan juga ingin jawaban dari lelaki itu membuat Rey terdiam di depan pintu kamarnya dan setelah Diandra menyelesaikan ucapannya Rey saat itu membuka pintu kamar yang ada di depannya tersebut lalu lelaki itu pun masuk ke dalam kamarnya kembali di sana tinggallah Diandra yang berdiri menatap dan menghadap ke arah pintu ruang kamar yang sudah tertutup rapat kembali dan hanya tinggal Diandra yang mematung di depan pintu kamarnya sendiri. "Sebenarnya tadi apa yang dia katakan kenapa aku menjadi kepikiran terus Apakah benar dia yang tidur denganku dulu sebelum aku berkencan dengan kak Gerry tapi kenapa dia tidak memberitahuku detailnya kenapa dia menyembunyikannya dariku dan juga kenapa dia tidak ingin menjelaskannya padaku malah ketika aku bertanya padanya dia kabur begitu saja?" ucap Diandra di dalam hati yang begitu tidak menyadari beberapa ciri yang ada di depan matanya. Di mana sudah jelas tinggi lelaki itu sama dengan lelaki yang malam itu bersama dengannya ditambah aroma parfum yang menguar dari kulit tubuh Rey pun sangat familiar dan mengingatkan Diandra pada kejadian beberapa waktu yang lalu. "Tapi itu semua pasti tidak mungkin kalaupun itu mungkin kenapa dia bisa begitu santai ketika berhadapan denganku dan kenapa dia seperti tidak merasa terbebani sama sekali ketika berada satu divisi denganku dan dia juga tidak membutuhkan sesuatu yang aku miliki. Jadi sebenarnya motifnya apa? jika memang dia yang tidur denganku waktu itu dan melakukannya denganku, bukankah sudah pasti aku tidak mengetahui informasi apa-apa mengenai kantor dan aku juga tidak meladeni semua lelaki yang berbaris di belakangku lalu kenapa dia bisa-bisanya malah melakukan hal itu seakan tidak merasa berdosa sama sekali padaku," ucap Diandra saat itu yang samar-samar bisa mengenali sesuatu yang familiar menurutnya dari Rey. Yaitu aroma parfum dan cologne serta suara lelaki itu yang tidak asing bagi Diandra. "Akh sudahlah, sial!" ucap gadis itu lagi yang lalu masuk ke dalam ruang kamarnya. Saat itu pikiran Diandra di penuhi oleh pertanyaan yang terus mengusiknya, bahkan gadis itu bisa mengabaikan rasa cemburunya pada Garry ketika nanti lelaki itu akan bertemu dengan Neyra pukul sembilan malam di launge hotel. "Haruskah aku bertanya pada Rey? aku ke tempatnya? akh... bagaimana kalau memang iya? apa yang harus aku lakukan?" ucap dalam hati Diandra yang hanya mondar mandir saja di dalam ruang kamarnya saat itu. "Akh, sudahlah!" ucap gadis itu lagi. Hingga gadis itu tertidur begitu saja. Sedangkan di tempat Gerry dan Neyra. Lelaki itu datang ke tempat Neyra seperti apa yang gadis itu katakan jika Gerry benar-benar ingin mendapatkan apa yang gadis itu janjikan. Gerry benar datang ke launge hotel tersebut dan mencari keberadaan gadis itu di sana. Ternyata di sebuat sofa melingkar dengan meja di depannya gadis itu tengah mengangkat salah satu tangannya dan melambai ke arah Gerry berada. Gerry yang melihatnya pun segera menuju ke sumber yang di lihatnya. "Kenapa kamu sudah tiba di sini duluan? ini belum ada jam sembilan tepat?" ucap tanya Gerry kemudian. Namun wanita itu segera meraih salah satu tangan Gerry kemudian menariknya menuju ke arahnya hingga tubuh bagian depan keduanya berbenturan. Neyra sengaja menopang dagunya tepat ke salah satu pundak Gerry di sana lalu gadis itu berbisik. "Aku ingin mabuk terlebih dahulu agar bisa melihat kamu dari sudut pandang yang berbeda, apa kamu mengerti sayang?" ucap bisikan Neyra kemudian sembari wanita itu mendaratkan satu kecupan tepat di bawah salah satu sisi wajah Gerry di sana. Ciuman itu mampu membuat tubuh lelaki itu bergetar karena area itu paling sensitif menurutnya. "Ney, apa kamu masih belum memiliki pasangan sejak aku menolakmu dulu?" ucap Gerry kemudian yang bertanya. "Untuk apa pasangan? hemz, kalau aku ingin tidur dengan lelaki, gampang kok, lelaki mana yang bisa menolakku?" ucap Neyra kemudian. Gerry pun lalu segera mengambil gelas yang berisi minuman beralkohol itu untuk Neyra teguk. Di mana memang sengaja Gerry ingin membuat wanita itu kian mabuk dan tidak sadarkan diri di sana. Dan Neyra pun meneguknya seperti yang Gerry inginkan. "Apa kamu membawa berkas yang harus kita tanda tangani Ney?" ucap Gerry yang bertanya. "Tentu aku tidak membawanya sayang, aku taruh di dalam kamar hotel, antarkan aku ke kamar," ucap Neyra kemudian yang sudah seperti tidak bisa membuka kedua matanya, bahkan ucapannya saat itu pun sudah tidak mudah untuk di pahami lawan bicaranya, tanda Neyra benar-benar sudah mabuk. "Baiklah, aku antarkan kamu kembali tapi kita harus tanda tangani berkas itu nanti, oke?" ucap Gerry kemudian yang memberi penawaran pada wanita itu. "Oke setuju," sahut Neyra lagi. Gerry lalu segera membantu wanita itu berdiri dari tempatnya setelah membayar apa yang ada di atas meja wanita itu. Gerry memapah tubuh wanita itu meninggalkan tempat. "Aku harus mendapatkan persetujuan itu malam ini juga, apapun yang terjadi," ucap Gerry dalam hatinya. Hingga lelaki itu mengajak Neyra masuk ke dalam lift yang pintunya sudah terbuka di sana dan keduanya masuk ke dalam. Setelah beberapa saat keduanya lalu masuk ke dalam salah satu kamar yang sudah Neyra hafal tempatnya dan wanita itu mempunyai kunci kamarnya. "Akh..." Gerry melempar pelan tubuh Neyra ke atas pembaringan. "Di mana berkasnya?" tanya Gerry pada Neyra. "Kenapa buru-buru sayang? bukankah kita masih ada pekerjaan lain yang belum kita selesaikan?" ucap wanita itu dengan cekikik tawanya. "Tanda tangani dulu berkasnya, baru aku akan melakukan itu denganmu!" ucap Gerry lagi. Akhirnya wanita itu pun patuh pada apa yang Gerry katakan. Neyra segera memberi tahu Gerry di mana letak berkas penting itu Neyra simpan. Dan setelah kedua belah pihak menandatanganinya, Gerry benar-benar akan melakukan apa yang Neyra inginkan. Karena Gerry tahu jika sejak dulu wanita itu menginginkan tidur dengannya. Namun Gerry selalu menolaknya. Hingga lelaki itu sudah berhasil membuka pakaiannya sendiri saat itu, karena Gerry juga harus memenuhi keinginan Neyra untuk tidur dengannya, tapi baru sebenar saja wanita itu sudah langsung tidur lelap seperti orang meninggal. "Akh, ternyata tetap saja keadaan tidak mengizinkan aku tidur denganmu, baiklah," ucap dalam hati Gerry kemudian. kemudian lelaki itu teringat akan Diandra jika hanya wanita itu yang benar-benar bisa menggoda hatinya akhirnya Gerry pun memakai pakaiannya kembali lelaki itu meninggalkan ruang kamar hotel yang Nayla tempati kemudian menuju ke arah kamar Diandra berada karena lelaki itu masih ingin melanjutkan keinginannya hingga tuntas yang belum sempat ia lakukan dengan Naira tadi akhirnya Gerry memutuskan untuk malam itu bermalam dan tidur di tempat Diandra kekasihnya. sedangkan di tempat Diandra saat itu. Gadis itu sudah tidur lelap sejak tadi bahkan suara jam dinding yang berdetak di dalam ruang kamarnya saat itu tidak bisa Diandra dengarkan saking lelapnya ditambah Gadis itu merasa kelelahan seharian karena perjalanan jauh dan juga karena aktivitasnya saat tadi sore. "Tok, tok, tok," terdengar seseorang tengah mengetuk pintu kamar yang Diandra tempati saat itu. Membuat gadis itu terbangun dan mengucek matanya beberapa kali. Diandra kemudian menatap pada layar ponsel yang saat itu tengah menyala, tanda ada pesan masuk di sana. "Siapasih jam sebelas malam datang ke sini?" ucap Diandra dalam hatinya. "Kak Gery?" ucap Diandra dalam hatinya lalu membuka pesan yang masuk di sana dan membaca isi pesan tersebut. "Cepat buka pintunya aku segera sampai!" ucap pesan tersebut yang lalu segera membuat Diandra melonjak dari atas pembaringan gadis itu segera berjalan cepat menuju ke arah pintu ruang kamar yang ia tempati. Dan setelah gadis itu membuka pintu kamarnya, ia melihat sesosok lelaki yang tengah berdiri mematung di depan pintu kamarnya. "Hah, Rey? ada apa kamu malam-malam datang ke tempat ini?" ucap tanya gadis itu kemudian, yang lalu menampakkan wajah pucat di sana ketika lelaki itu memaksa masuk ke dalam ruang kamarnya tanpa permisi terlebih dahulu. Sebenarnya Rey datang ke tempat itu hanya ingin memastikan apakah Gerry juga ada di sana malam itu, karena Calista beberapa kali meminta Ret untuk memastikannya, dan lelaki itu tidak tega membuat gadis yang ia cintai bersedih apa lagi sampai menangis. "Aduh gawat! bisa-bisanya Rey datang saat kak Gerry juga akan datang. Bagaimana ini?" ucap gerutu khawatir dalam hati Diandra saat itu. "Kenapa? memangnya kamu tidak penasaran dengan lelaki yang sudah mengambil kesucianmu saat itu?" ucap Rey yang benar adanya, di mana memang dulu ia berhubungan badan dengan Diandra adalah kali pertama keduanya melakukan hal itu. Dan sama-sama untuk yang pertama kalinya bagi Rey serta Diandra.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD