Bab 15 Kenapa aku langsung mau tidur dengannya.

1109 Words
Terlihat Diandra berjalan masuk menuju ke arah dalam kamarnya, tidak lupa gadis itu menutup kembali pintu kamar tersebut, di kedua tangannya terlihat meja yang saat itu ia dorong masuk. Diandra pun tampak tersenyum di sana. Namun saat itu Gerry terlihat tidak merasa senang sama sekali nampak jelas dari tatapan matanya dan ekspresi wajahnya, dan ketika Gadis itu selesai meletakkan meja dorong yang di atasnya terlihat beberapa macam makanan yang tertutup rapat kemudian Gadis itu berjalan menuju ke arah Gerry berada, dan di saat itulah Gerry tanpa bicara langsung menarik salah satu tangan Diandra dengan kasar, lelaki itu menarik tangan itu hingga tubuh Diandra terjerembab dan jatuh terlentang di atas pembaringan di samping Gery. "Apa yang kamu lakukan kak Gery? bukankah kita sepakat untuk makan dulu? aku tadi melewatkan makan siang aku di kantor," ucap Diandra pada lelaki itu dan terlihat Gerry segera menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan lelaki itu langsung meraih kedua pergelangan tangan Diandra di sana dan menahannya. "Jika aku sudah menginginkannya apa boleh buat kamu tidak bisa menolaknya jadi kamu harus melakukan apa yang aku inginkan, mengerti?" ucap Gerry saat itu dengan paksaannya membuat Diandra segera tahu jika lelaki itu tidak mengerti perasaannya tetapi hanya menginginkan tubuhnya saja sebagai pelampiasan. "Tapi aku sedang tidak," ucap Diandra saat itu yang tertahan karena Gerry sudah mulai mendaratkan ciumannya tepat di bibir Diandra, lelaki itu menyerang bibir Gadis itu di sana melahapnya sampai habis seakan Gerry tidak ingin menyisakan sedikit saja. Sedangkan Diandra hanya bisa menerima perlakuan kasar dari lelaki itu meski yang ia inginkan bukanlah suatu paksaan seperti itu. "Ugh," dengus Diandra ketika ia mulai merasakan Gerry menjalarkan ciumannya ke bawah menuju ke arah dagu dan menyusuri setiap inci kulit jenjang lehernya ditambah satu tangan lelaki itu yang meraih pengait pakaian handuk yang Diandra kenakan di sana, Gerry menariknya paksa pengait itu hingga terlepas membuat pakaian itu terbuka dan bisa dengan jelas Gerry menatap seluruh tubuh Diandra dari bagian atas dari ujung kepala hingga ujung kaki. Saat itu Gerry segera melakukan apa yang ingin ia lakukan meski Diandra tidak ingin melakukannya seolah Gery memaksakan keinginannya pada gadis itu, tidak cukup sampai di sana, gigitan demi gigitan membekas dan juga bekas ciuman tampak di beberapa bagian tubuh Diandra yang seakan sengaja Gary tinggalkan di sana. Rintihan gadis itu yang mengeras ketika dengan sengaja Garry menggigit ujung belahan bagian kiri dan juga kanan Diandra yang sudah mengeras saat itu secara bergantian. Namun rintihan Diandra dan tolakan Gadis itu membuat sensasi tersendiri bagi Gary untuk melakukan lebih lagi pada tubuh kekasihnya itu dan jelas Diandra tidak bisa menolaknya ketika Gerry sudah meraih kedua tungkai kaki Diandra di bagian ujung kanan dan kirinya, menyamping di kedua sisi tubuh gadis itu dengan kasar. "Akh!" teriak Diandra ketika Gadis itu merasakan sakit di area bagian palinh sensitif di bawahnya, di mana saat itu Gerry menekan sesuatu miliknya memaksakannya melesak masuk ke dalam diri Diandra membuat Gadis itu menggelinjang hebat, Diandra memekik tertahan dan saat itulah Gary menahan bibir Diandra agar tidak terbuka dengan cara mencium bibir Gadis itu di sana, ciuman Gery saat itu begitu lembut dan membuai membuat Diandra sesaat merelakan rasa sakitnya mengabaikan perasaan tidak senang di hatinya karena yang ia inginkan adalah sedikit pemanasan sebelum keduanya melakukan hubungan badan, agar rasa sakit yang ia rasakan tidak keterlaluan, tapi apa yang dilakukan Gerry tidak demikian membuat Diandra merasa sedikit sedih saat itu. "Sakit..." rintih Diandra di sela-sela aktivitas Gerry di atas tubuhnya, namun lelaki itu tidak menghiraukan sama sekali apa yang Gadis itu katakan. Gerry kian mempercepat aktivitas gerakan tubuhnya di atas tubuh Diandra membuat gadis itu merasa jika apa yang lelaki itu lakukan begitu menyiksanya. Dalam hati Diandra saat itu ia berharap jika apa yang Gerry lakukan akan cepat berlalu karena Diandra merasa apa yang keduanya lakukan saat itu begitu menyiksanya padahal seharusnya hubungan di atas ranjang itu berjalan begitu intim dan menyenangkan membuat kedua orang yang melakukannya terus ketagihan dan ingin melakukannya lagi. Hingga terdengar dengusan dan lenguhan panjang lelaki itu di sana sembari menjatuhkan tubuhnya tepat di atas tubuh Diandra saat itu. Diandra pun hanya bisa mendengus lega karena apa yang keduanya lakukan saat itu sudah selesai. Diandra hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya. "Sangat menyenangkan sayang," ucap Gerry saat itu sembari mendaratkan kecupannya tepat ke salah satu pipi Diandra di sana kemudian Gadis itu segera menggerakkan tubuhnya agar lelaki itu segera tahu jika ia masih berada di atas tubuh Diandra dan seketika itu pula Gerry segera beringsut dari atas tubuh gadis itu lelaki itu kemudian beralih memeluk dengan lembut tubuh Diandra di sana. "Apa kau baik-baik saja sayang?" tanya Gerry kemudian dan saat itu masih terlihat sisa-sisa kelelahan lelaki itu, terlihat dari nafasnya yang tampak masih memburu dan tersengal-sengal. "Iya, aku baik-baik saja," ucap Diandra yang saat itu tengah berbohong pada lelaki itu. Karena sebenarnya Diandra merasa tubuhnya sangat sakit semuanya bahkan ia masih bisa merasakan sakitnya di area kewanitaannya. "Lepas kak Gerry, Aku mau ke kamar mandi dulu," ucap Diandra kemudian pada Gerry sembari gadis itu melepas pelukan Gerry dari atas tubuhnya kemudian beringsut dengan sedikit meringis karena menahan sakit di area kewanitaannya saat itu yang ia pakai untuk duduk, sayangnya Gerry saat itu tidak melihat ekspresi wajah Diandra di sana, kemudian gadis itu segera turun dari atas ranjang dan berjalan menuju ke arah kamar mandi. Setelah menutup pintu kamar mandi tersebut, Diandra segera menyandarkan punggungnya ke daun pintu. Menengadahkan wajahnya menatap ke arah langit-langit kamar mandi di sana. "Sebenarnya setan apa yang tengah merasuki Kak Gerry sebenarnya? Kenapa dia berlaku kasar seperti itu padaku tidak seperti pertama kali ketika kita melakukannya Kenapa saat ini kesannya dia begitu memaksakan keinginannya padaku memangnya dia kira aku tidak butuh persiapan terlebih dahulu? Memangnya dia kira aku langsung bisa menerima keadaan itu tanpa pemanasan terlebih dahulu? benar-benar jika terus seperti ini aku sendiri yang akan tersiksa," ucap Diandra saat itu dalam gerutu hatinya. Gadis itu pun mulai membasuh tubuhnya dan yang terlebih penting area kewanitaannya yang saat itu terasa begitu perih ia rasakan bahkan ketika ia menyentuhnya dengan air yang ia basuhkan di sana, dan Gadis itu segera menuju ke arah wastafel yang ada di dalam kamar mandi tersebut setelah ia membersihkan dirinya. Dengan kedua mata yang membelalak lebar Diandra begitu terkejut ketika melihat bekas ciuman yang tertinggal di beberapa tempat di area tubuh bagian depan miliknya dan jelas di sana terlihat jika ciuman itu dan juga gigitan itu sangat membekas dengan jelas. "Astaga sebenarnya orang seperti apa Kak Gery itu? baru pertama kali kita bertemu kenapa aku langsung mengiyakan untuk tidur dengannya hanya karena aku terlalu kagum padanya, kenapa aku langsung setuju ketika diajak kencan olehnya? sebenarnya dia itu orang yang seperti apa?" ucap dalam hati Diandra saat itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD