Bab 16 Pertemuan kita di hotel tempat janjian.

2035 Words
Hingga terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar mandi tersebut. "Tok, tok, tok, Sayang apa kamu sudah selesai? aku masuk ya?" ucap Gerry saat itu ketika ia ingin melihat keadaan Diandra saat itu karena menurut Gary Diandra sudah cukup lama berada di dalam kamar mandi. Dan karena saat itu Diandra masih diliputi dengan rasa keterkejutannya ketika melihat semua bekas yang ada di beberapa bagian tubuhnya saat itu membuat gadis itu tidak mendengar apa yang Gerry katakan bahkan Gadis itu mengabaikan ketukan dari luar pintu kamar mandi yang lelaki itu lakukan. Akhirnya setelah Gary tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya membuat lelaki itu segera membuka pintu kamar mandi yang ada di depannya tersebut dan langsung masuk begitu saja ke dalam kamar mandi, terlihat Gerry pun sedikit terkejut ketika melihat kaca cermin yang ada di depan tubuh gadis itu di sana di mana Gerry bisa melihat beberapa bekas ciuman yang ia tinggalkan di beberapa tempat tubuh gadis itu. "Oh astaga Sayang apa kamu baik-baik saja?" ucap Gerry saat itu sembari berjalan perlahan mendekat menuju ke arah Diandra dengan kedua tangan lelaki itu yang segera meraih kedua Sisi pundak Diandra di sana, lelaki itu menempatkan tubuhnya tepat di belakang punggung gadis itu, Diandra pun tanpa malu hanya bisa membiarkan tubuhnya ditatap oleh lelaki yang sudah memberikan beberapa tanda di beberapa bagian tubuhnya saat itu, Gerry kemudian mengusap lembut beberapa kali dari ujung pundak sampai lengan Diandra dengan usapan lembut telapak tangannya saat itu. "Kamu pasti terkejut ya Sayang maafkan aku ya Aku sungguh sudah dibutakan oleh hasrat dan keinginan aku ketika aku menatap tubuh indahmu tadi, Sungguh aku tidak menyadari apa yang tadi aku lakukan tapi sungguh aku sangat menyukainya. Apakah kamu mau memaafkanku dan sekali lagi aku minta maaf jika perlakuanku kasar terhadap," ucap Gery yang tampak tulus meskipun Gerry merasa lega ketika melakukannya dengan Diandra saat itu di mana ia bisa bebas melakukan semua gaya dan apa yang ia inginkan di saat berada di atas ranjang berbeda ketika ia melakukannya dengan Calista, Gary tidak bisa sebebas saat bersama dengan Diandra, Gary hanya bisa berlaku lembut pada istrinya itu dan Gerry bisa melampiaskan semua pose dan juga gaya dengan Diandra, kedua wanita yang masuk dalam hidup Gerry dan menjadi penyempurna keinginannya di atas ranjang. "Emb, aku baik-baik saja kok Kak Gery, lagian aku tadi juga tidak menyadari jika kak Gery sudah meninggalkan beberapa bekas ciuman di tubuhku aku terdiam di sini hanya karena aku begitu terkejut ketika melihatnya ternyata stamina kak Gerry begitu menggebu membuatku sedikit kewalahan tadi tapi bisakah kak Gery jangan memaksakan keinginannya lagi seperti tadi karena aku benar-benar belum siap sepenuhnya," ucap Diandra saat itu pada Gerry dan terlihat lelaki yang ada di belakang tubuhnya dan tatapan matanya yang menatap ke arah pantulan kaca cermin yang ada di depannya saat itu mengangguk tanda Gerry mengerti akan apa yang selanjutnya ia lakukan. Diandra pun merasa lega ketika ia melihat ekspresi wajah berbinar dari lelaki itu dan anggukan mantap dari Gerry tanda jika lelaki itu pasti tidak akan melakukan keinginannya dengan kasar pada Diandra namun Dian tidak tahu jika memang dirinya adalah pelampiasan Gerry dari semua sikap yang ingin ia lakukan bersama dengan Calista namun tidak bisa ia lakukan dengan istrinya itu dan ia hanya bisa melakukannya dengan Diandra. "Iya sayang aku mengerti Maafkan aku sekali lagi ya?" ucap lembut Gerry pada Diandra sembari kedua tangan lelaki itu memeluk erat tubuh Diandra di sana membuat hati Diandra yang tadinya ini marah menjadi luluh kembali Diandra saat itu bisa luluh dan memaafkan lelaki itu serta melupakan perlakuan kasar Gerry padanya dan semua kekerasan yang lelaki itu paksakan padanya. "Ya sudah kalau begitu mari kita makan malam katanya tadi kamu lapar bukan? Ayo aku temani kamu untuk makan malam," ucap Gerry kemudian yang lalu mengajak Diandra keluar dari dalam kamar mandi tersebut dan menuju ke arah sofa. Keduanya pun makan malam bersama-sama. "Oh ya Sayang besok kita keluar kota niatnya hanya ingin berdua saja karena kita sudah memesan satu kamar hotel nantinya yang akan kita gunakan selama dua hari di sana tapi ternyata atasan atau pimpinan perusahaan ingin aku mengajak seseorang lagi pilihannya, awalnya Aku menolaknya tapi karena pimpinan ngotot dan bilang jika karyawan baru itu sangat kompeten akhirnya aku tidak bisa menolaknya makanya tadi saat sore kamu masih ada di kantor Aku sedang marah pada diri aku sendiri karena tidak bisa mencegah orang itu agar tidak ikut kita besok jadi maaf kalau aku melampiaskan amarahku tadi padamu," ucap Gerry saat itu pada Diandra ketika keduanya sedang bersantai duduk di sofa sembari menikmati acara film yang ada di layar televisi. "Oh jadi seperti itu ya Kak Gerry Aku pikir kamu marah karena aku tidak menuruti keinginanmu untuk pulang duluan aku pikir kamu marah karena khawatir jika ada karyawan lain yang melihat kita sangat dekat, kalau itu masalahnya ya tidak apa-apa kalau aku, Memangnya dia itu siapa sih sampai pimpinan perusahaan bisa sebaik dan sedekat Itu padanya?" ucap tannya Diandra pada kekasihnya. "Dia itu adalah karyawan yang baru saja ditransfer dari perusahaan pusat ke perusahaan kita dan dia berada di divisi kita yang aku ketuai namanya Reyga," ucap Gerry yang memberitahu pada kekasihnya itu siapa lelaki yang besok akan ikut serta dirinya kalau meninjau lokasi yang akan menjadi acuan pekerja di perusahaan Gerry. "Oh jadi dia itu seorang lelaki, ya apa boleh buat kita tidak boleh mengecewakan ketua bukan?" ucap Diandra kemudian. "Emb," sahut Gerry yang kemudian mengangguk beberapa kali tanda apa yang Diandra katakan itu benar. "Kalau begitu setelah ini aku akan pulang, kamu mau di sini atau pulang juga?" ucap Gerry yang bertanya pada Diandra. "Tapi ini sudah malam kak Gerry, Kenapa kamu ingin pulang? bukankah lebih baik kita menginap di sini saja dan pulang besok? esok kita masih ada waktu untuk mengambil pakaian di rumah masing-masing?" tanya Diandra yang merasa sedikit keheranan pada lelaki itu. Diandra tidak tahu jika setiap tengah malam Gerry harus memberi kabar istrinya jika ia sudah berada di rumah dan pulang kerja dengan keadaan selamat, tapi Gary tidak bisa memberitahu pada Diandra tentang aktivitas yang ia lakukan itu terlebih lagi ketika Gerry bersama dengan Diandra Ia tidak bisa menjawab panggilan istrinya. "Tidak apa-apa sayang aku hanya sedang sibuk saja di apartemen jadi aku akan pulang saja hari ini," ucap lelaki itu kemudian. "Ya sudah kalau begitu aku juga ikut pulang sekalian ya," balas Diandra kemudian yang berharap lelaki itu akan menawarinya tumpangan. "Ya sudah kalau begitu Kamu nanti pulangnya hati-hati ya naik taksi saja," ucap Gerry kemudian dan saat itu terlihat wajah Diandra yang merasa tidak senang di mana Diandra berharap jika lelaki itu akan menawarkan tumpangan mobil padanya tapi ternyata lelaki itu malah memberitahu Diandra jika ia harus naik taksi daripada kendaraan umum lainnya. "Jelas aku akan naik taksi lah Kak, jam segini mana ada kendaraan umum lain selain taksi online," ucap Diandra saat itu yang lalu beranjak dari tempatnya dan bergegas berganti pakaian karena Gadis itu merasa ingin marah pada Gerry ia tidak ingin berlama-lama lagi bersama dengan lelaki itu di sana Diandra segera berganti pakaian dengan cepat bahkan ia tidak memakai riasan yang sempurna di wajahnya saat itu karena ia Ingin secepatnya pulang ke rumahnya agar tidak kemalaman dan Gerry hanya bisa melihat aktivitas yang Gadis itu lakukan Gerry pun tidak bertanya apa-apa pada Diandra sampai Gadis itu menyelesaikan apa yang ia lakukan. "Ya sudah kalau begitu Kak Gerry aku pulang dulu dan terima kasih banyak untuk malam ini," ucap Diandra yang sengaja ia tunjukkan pada Gary jika ia sangat kesal saat itu. "Oh iya sayang sama-sama dan hati-hati di jalan ya kalau sudah sampai rumah jangan lupa memberi kabar padaku karena aku akan menunggu kabarmu," ucap Gerry Kemudian pada Diandra. Dan terlihat Gadis itu berjalan meninggalkan Gerry tanpa menoleh ke arah lelaki itu di sana Gery hanya melihat punggung Diandra yang kian menjauh meninggalkannya hingga terdengar suara bantingnya keras pintu kamar tersebut tanda Diandra sudah keluar dari ruang kamar itu. "Dasar lelaki tidak punya hati, setelah dia merasakan tubuhku dan sekarang membiarkan aku pulang sendirian seperti ini kenapa tidak sekalian kamu mencampakkan aku saja? dan kenapa aku tidak bisa protes sedikitpun ketika kamu melukai harga diriku seperti ini?" ucap Diandra dalam gerutunya di sela-sela perjalanannya menuju ke arah pintu lift dan ketika pintu lift di depannya itu terbuka Diandra segera masuk ke dalam sana, hingga beberapa saat gadis itu tiba di lantai dasar hotel tersebut. "Puk," suara tepukan keras di salah satu pundak Diandra saat itu mampu membuat Diandra sedikit terkejut di sana. Gadis itu pun segera menoleh ke arah belakang tubuhnya di mana ia terkejut ketika melihat seorang lelaki yang tadi ia jumpai. "Kamu?!" ucap Diandra yang begitu terkejut ketika melihat lelaki yang ada di depannya saat itu dan lelaki itu kemudian menyunggingkan senyuman kepada Diandra karena lelaki itu jelas mengenali siapa Diandra yaitu adalah gadis pertama yang tidur dengannya, ya dia adalah Reyga. "Kenapa kamu ada di sini?" tanya Rey pada Diandra karena Rey juga tahu bahwa Gadis itu adalah teman satu kantornya besok tapi Reyga tidak tahu jika Gadis itu adalah teman satu divisinya juga. "Apa kita saling kenal? apa kita seakrab itu sampai kamu bertanya padaku kenapa aku ada di sini sekarang ini?" ucap Diandra dengan ketusnya pada Reyga. "Hey, kenapa kamu melampiaskan amarahmu padaku? aku hanya bertanya!" ucap Rey kemudian. Dan Gadis itu begitu terkejut ketika melihat Gary yang baru saja keluar dari pintu lift yang baru saja terbuka di ujung pandangan matanya saat itu, sesaat Rey pun sempat melihat gadis itu menatap ke arah Gery dan Gadis itu segera pergi meninggalkannya ketika Gary keluar dari dalam pintu lift tersebut. "Kenapa Gary juga ada di hotel ini? dan kenapa Gadis itu juga ada di sini? bukankah mereka juga satu kantor?" ucap Rey saat itu dari dalam hatinya di mana Rey merasa ada sesuatu diantara mereka berdua tapi belum bisa menyimpulkannya karena ia hanya menerka-nerka saja, baru menebaknya saja dan Rey masih butuh bukti untuk menyimpulkan selanjutnya. Rey yang melihat Diandra pergi meninggalkan tempat itu hanya bisa ikut pergi dari sana karena Rey terlalu muak ketika melihat wajah Gery saat itu di mana Gerry dengan sengaja telah merebut Calista dari sisinya. "Kenapa bisa-bisanya aku berharap jika Kak Gery akan mengejarku dan memintaku untuk ikut serta ke dalam mobilnya yang nyatanya itu adalah mustahil." Ucap Diandra ketika ia tengah menunggu taksi onlinenya tiba dan beberapa saat taksi yang sedang ia tunggu sudah tiba barulah Gadis itu masuk ke dalam taksi tersebut dan meninggalkan tempat itu. sedangkan di tempat Reyga berada. "Apakah Gadis itu benar-benar melupakanku Atau Gadis itu hanya pura-pura tidak mengenaliku? sungguh benar-benar suatu kebetulan yang membingungkan di mana dia adalah orang yang tidur denganku, padahal aku berharap jika kita tidak akan pernah bertemu lagi, tapi nyatanya dia itu malah teman satu kantorku pula pasti mau tidak mau kita akan bertemu nanti. Ah sudahlah sepertinya saat itu dia memang mabuk berat dan hanya aku yang mengenalinya," ucap Reyga dalam hatinya dan lelaki itu kemudian melajukan mobilnya menuju ke arah apartemennya kembali setelah ia berada di restoran hotel yang tadi Diandra dan juga Gerry tempati, Rey bertemu dengan seorang kenalannya. Hingga hari pun berganti dengan cepat, pagi pun tiba, saat itu Diandra sudah bangun dan mengepak beberapa potong pakaiannya untuk ia gunakan selama dua hari bekerja di luar kantor. Setelah selesai Diandra kemudian menuju ke arah kantor. Pimpinan kantornya menginginkan ia datang ke tempat yang dituju tersebut dengan karyawan baru dan Diandra serta Gerry harus mendampinginya. Di lobby kantor saat itu, Diandra tengah duduk sembari menunggu Gerry untuk turun dan mengajak teman satunya lagi untuk berangkat ke tempat tujuan. Hingga tatapan Diandra tertuju pada seorang lelaki yang saat itu tengah duduk di kursi tunggu yang ada di depannya dengan punggung yang menyandar pada sandaran kursi tersebut dan kedua tangan yang saat itu tengah memegangi kedua sisi majalah yang tengah menutupi wajahnya di sana. Diandra menatapnya karena saat itu di kursi samping lelaki di depannya itu ada sebuah tas ransel besar yang lelaki itu bawa. "Kamu! kenapa kamu ada di sini?" ucap Diandra ketika lelaki itu menurunkan majalah yang tadinya ada di depan wajahnya dan saat itu Diandra bisa melihat dengan jelas wajah lelaki yang ada di hadapannya tersebut yaitu adalah lelaki yang beberapa hari itu Ia jumpai dan terakhir kali Ia bertemu dengannya adalah kemarin malam saat keduanya berada di hotel tempatnya dan juga Gerry janjian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD