SEMBILAN

1264 Words
Di tengah lapangan Ralph melihat Antonio yang sedang serius berlatih dengan rekan satu team mereka berserta Sang Pelatih. Ia menjuggling sebuah bola dengan kakinya. Ralph pun segera menghampiri Antonio dan merebut bola darinya. Ralph ikut menjuggling bola itu seraya sedikit tersenyum smirk dalam hatinya, saat melihat Antonio yang geram dengan tingkah usil Ralph mengganggu ia berlatih. "Apakah kau sudah menemukan siapa perempuan dalam bilik itu, Antonie?" ucap Ralph sembari bertanya. "Tenang saja, brotha. Aku sudah mengetahui nama dan alamat dari perempuan itu." jawab Antonio terkekeh bangga. "Cepat kata kan padaku siapa nama perempuan itu dan dimana alamat tempat tinggalnya, Antonie?" ujar Ralph sembari mendesak Antonio. "Sabarlah, Ralph. Kau sudah seperti seorang lelaki yang baru habis menelan obat perangsang saja." jawab Antonio tertawa mengejek. "Sial. Kenapa Antonie berkata begitu? Apakah dia tahu beberapa hari lalu wanita jalang itu telah menjebak ku dengan obat perangsang?" Gumam Ralph dalam hatinya. "Katakan cepat atau kau mau pesta seksmu tidak akan terwujud setelah aku menemukan perempuan itu, hemm?" ucap Ralph garam. Terang saja Antonio lantas berkata indentitas si wanita yang membuat Ralph penasaran. Sesuai dengan apa yang ia ketahui. "Namanya Barbara, dia tinggal di sebuah kondominium dekat Atocha Railway Station." ucap Antonio cepat. "Barbara? Apa kau yakin? Dari mana kau tahu informasi itu Antonie?" tanya Ralph sangat penasaran. "Tentu saja dari data-data yang aku lihat di ruang kerja Madame Alice setelah aku membuatnya mabuk dan bercinta berkali-kali hingga ia lelah dan tertidur pulas. Bagaimana kau sudah puas? Jadi kapan pesta seks untuk ku akan digelar, Brotha?" ucap Antonio tersenyum senang sembari bertanya pada Ralph. "Kau memang lelaki lelaki hyper seks terbaik di dunia Antonie. Selera seks mu bahkan sudah mencapai level akut. Hahaha... Jangan-jangan Burnie, si anjing pudel kecil ku dirumah pun akan kau setubuhi jika aku mendandaninya dengan pita-pita cantik." ucap Ralph sembari tertawa mengejek Antonio. "Hahaha... Aku memang pencinta segala jenis wanita, perempuan dan juga gadis dengan berbagai status sekali pun itu janda jalang Ralph, tetapi aku masih waras untuk tak harus memuas kan libido seks ku pada seekor Burnie manis mu itu." ucap Antonio sembari ikut tertawa bersama Ralph. "Baiklah, Antonie. Jika kau sudah mengetahui nama dan alamat perempuan itu. Maka tugas selanjut nya kau harus mencari dia untuk ku." ucap Ralph sedikit memerintah. "Apa kata mu Ralph? Kau menyuruh ku mencari perempuan bernama Barbara itu dalam sebuah kondominium? Apa kau lupa kita bercinta tanpa melihat wajah mereka malam itu, hah?" ucap Antonio yang kaget mendengar perkataan Ralph padanya tadi. "Yah sudah, jika kau tak ingin Michelle, Laura, Adele bahkan si sexy Jessica berserta teman-teman semoknya yang lain memuas kan rudal mu itu maka biar saja aku yang mencari perempuan itu sendiri." ucap Ralph menunjuk kan seringai liciknya. "Jessica? Ohhh... Ralph apa kau yakin Adik kecil ku ini akan berada dalam s**********n Jessica jika aku berhasil menemukan Barbara mu itu, hemm?" ucap Antonio bertanya sembari mengelus kejantanannya dari luar celana olahraga itu. "Tentu saja, Brotha, dia akan suka rela menuruti keinginan ku untuk memuaskan Adik kecil mu itu." ucap Ralph semakin terkekeh geli sembari menunjuk apa yang sudah dielus-elus oleh Antonio sejak tadi. "Emmm... Antonie, aku ingin bertanya sesuatu pada mu. Aku harap kau menjawab pertanyaan ku ini dengan jujur." tutur Ralph sedikit tegas. "Heemm... tanyakan saja Ralph. Asal kau tak bertanya berapa ukuran p******a Barbara mu itu maka aku akan dengan senang hati menjawab." ucap Antonio masih dengan otak mesumnya. "Hahaha... Aku saja tak bisa melihat atau bahkan memegang nya Antonie, jadi bagaimana kau bisa tahu jawabannya jika aku menanyakan hal itu." ucap Ralph tertawa nyaring. Antonio pun ikut tertawa geli mendengar jawaban polos dari Sahabatnya itu. "Antonie, apakah Dominnique memiliki tatto ditubuhnya, Brotha?" tanya Ralph kali ini dengan mimik wajah serius. "Emmm... Seingat aku sih Adik kecil ku tidak memiliki sebuah tatto ditubuhnya Ralph. Tapi aku tak tahu selama setahun ini apalah dia membuatnya atau tidak?" ucap Antonio jujur atas pertanyaan dari Ralph itu. Seketika itu juga mata Ralph terbelalak kaget mendengar penuturan dari seorang Antonio Miguel. "Bagaimana ceritanya Sang Kakak tak pernah bertemu lagi dengan Adik yang selalu ia kata kan kesayangan itu selama setahun?" gumam Ralph dalam hatinya. "Bisakah kau bercerita sedikit padaku, kenapa sampai Dominnique tak pernah pulang melihat mu selama setahun belakangan ini Antonie?" tanya Ralph penasaran. "Itu semua karena sedari kecil Demmy tak sempat merasakan kasih sayang Mommy ku setelah Mom melahirkannya, Ralph. Aku dan Daddy selalu berusaha melindungi dan menjaga agar ia tak merasa kekurangan kasih sayang sedikit pun. Begitu pula saat Daddy meninggal Ralph, aku semakin menjaga adik kecil ku terutama dari incaran lelaki seperti aku, kakaknya ini. Tapi mungkin sikap ku terlalu over protective kepadanya. Sehingga saat ia mulai kuliah di Barcelona dan tinggal bersama Grandma, Demmy sudah jarang datang ke sini mengunjungiku. Terlebih lagi kami pernah bertengkar hebat saat aku melihat Demmy membawa kekasih tuanya itu ke acara ulang tahun Grandma. Aku benar-benar marah dan tak suka melihat peringai CEO tua itu pada Demmy. Pria itu dengan seenak nya menginap di kamar Demmy sampai pagi karena malam itu mereka mabuk berat. Yah, walau pun status pria itu seorang bujangan tapi sebagai Kakak aku merasa Pria itu tak benar-benar tulus mencintai adik ku. Saat ini sudah hampir setahun ini aku tak melihat adik kecil ku lagi, Ralph. Itu semua karena kesibukan kita menjalani beberapa latihan untuk Liga musim depan. Sebagai Captain team Mr. Matthew meminta ku untuk bisa focus serta sedikit membantunya menunjuk kedisiplinan pada rekan-rekan kita yang lain. Sehingga aku pun tak juga sempat menemui Grandma dan Demmy karena waktu ku terbatas." tutur Antonio Miguel panjang lebar kepada Ralph. Sementara Mr. Sergio yang mendengar hal tersebut, pun sedikit terkejut dengan kenyataan yang ada. "Dominnique sudah memiliki kekasih?" ucapan spontan tiba-tiba begitu saja keluar dari mulut Ralph. "Iya, Ralph. Demmy sudah memiliki kekasih bernama Mark Rodriguez seorang CEO muda di Barcelona. Apa kau kecewa, Ralph?" ucap Antonio sedikit bertanya pada Ralph. "Aku tak tahu Antonie, jujur saja aku tertarik bahkan mencintai Dominnique sejak kita belum bergabung dalam tim football ini. Jujur saja kemarin saat kita bermain Crazy Fantasy konyol itu, aku merasa jika Barbara yang kau katakan itu adalah Dominnique. Aku seperti pernah melihat tatto berbentuk buluh itu dipinggul Dominnique saat diriku tak sengaja salah masuk ke kamarnya. Waktu kita berdua pulang dari club dalam keadaan mabuk. Apa kau mengingatnya? Saat itulah aku hampir salah masuk ke kamar Dominnique ketika membopong tubuh mu yang berat ini. Lalu tanpa sengaja aku melihat Dominnique tidur dengan hanya menggunakan bra dan celana dalamnya saja. Samar-samar aku melihat tatto buluh itu dari kejauhan." tutur Ralph dengan sangat lengkap. Antonio seketika itu juga kaget mendengar pengakuan Ralph. Ia tak percaya adiknya juga menjadi member dalam bilik kayu Crazy Fantasy milik Madame Alice. "Kau jangan mengada-ada Ralph, Demmy tak mungkin seperti itu. Dia tidak seperti diri ku yang memiliki tingkah kegilaan akut." ucap Antonio seraya menunjuk kan wajah tak sukanya pada Ralph. "Jika kau yakin seperti itu maka besok pergilah ke rumah bordil Madame Alice mu itu, lalu tunjuk kan foto wajah Dominnique. Tanyakan pada Madame Alice, apa kah Dominnique benar-benar pernah menjadi member dari bilik kayu itu atau tidak?" ucap Ralph sedikit memerintah. "Hei, kenapa bukan kau saja yang pergi menanyakan hal itu pada Madame Alice? Saat aku mengajaknya minum hingga mabuk, dia bahkan sering bertanya bagaimana kabar mu." ucap Antonio tersenyum smirk. "Antonie, Kau!" teriak Ralph dengan wajah yang sudah berubah menjadi merah padam akibat menahan rasa malunya. "Hahaha... Oh Ayolah Ralph, kau bisa menceritakan pada ku bagaimana malam pertama mu dengan seorang Madame Alice. Mengenangkan, bukan?" ucap Antonio sembari menaik turun kan kedua alisnya. "Antoniieeee... akuuu... akann... menghajaaarrmuuu...!" teriak Ralph yang sudah berlari di tengah lapangan hijau mengejar Antonio.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD