77 - August - Get Help

1130 Words
Beberapa hari setelah kehebohan itu dimulai, aku pulang ke apartemenku setelah bekerja. Saat kakiku sedang melangkah, perhatianku teralih pada salah satu buku yang sedang dipajang di depan sebuah toko buku. Itu adalah buku baru Ivonne Clutch yang kuterjemahkan. Toko buku itu memajangnya tepat di depan toko dengan panggung yang sangat besar. Menurutku hanya satu buku yang dipajang seharusnya sudah cukup menarik perhatian, tapi...     “Ya, dia benar-benar wanita yang luar biasa. Aku tidak memiliki keraguan sedikitpun saat mempercayakannya untuk menerjemahkan bukuku padanya,” suara Ivonne Clutch dari sebuah televisi kecil di samping panggung buku itu membuat perhatianku kembali teralih. Sebuah wawancara dengan Ivonne Clutch sedang diputar di saluran itu. Tiba-tiba, wawancaranya berubah menayangkan sebuah perlombaan balap mobil dimana Jun sedang memberikan wawancara kemenangannya.     “Ah, ya. Tentu saja aku mengenalnya. Ketika aku di Jepang, aku memintanya untuk menjadi penerjemahku. Dia mungkin disebut sebagai Yamato Nadeshiko di Jepang karena ia benar-benar menggambarkan seorang wanita Jepang sejati dan kurasa sebutan itu cocok untuknya. Jika dia tidak ada di sana waktu itu, negara China pasti tidak akan menjadi damai seperti saat ini,” kata Jun yang langsung membuatku membeku di tempatku saat menonton siaran itu. Biasanya, jika kau baru saja memenangkan perlombaan balapan, kau tak akan mengatakan masalah orang lain, tapi ini benar-benar berbeda dari wawancara-wawancara lainnya dan Jun kelihatan sedang memamerkanku di depan umum. Ivonne Clutch, Jun... kenapa mereka tiba-tiba membicarakan ini di wawancara mereka? ketika aku sedang memikirkan bagaimana cara meredakan ini semua, kedua orang ini malah membesarkannya kembali. Apa yang sedang terjadi di seluruh dunia??? Aku masih tidak tahu apa alasan semua ini terjadi. Tapi, perlahan-lahan aku mulai mengetahui penyebabnya sebagai penyelamat kedua negara itu.  ***     Aku membutuhkan bantuan beberapa orang untuk membuat rencanaku berhasil. Aku tidak boleh muncul terlebih dahulu karena akan dikira oleh masyarakat jika aku membelanya dan sengaja melakukannya. Aku harus membuatnya terlihat alami sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.     Ah, nampaknya aku harus menemui dua orang penting saat ini. Aku tersenyum membayangkan bagaimana rencanaku akan berjalan nantinya. Semoga saja berhasil. “Sean, tolong siapkan keberangkatanku ke Inggris sore ini,” ucapku pada Sean yang terkejut mendengarnya. “Hah??? Sepertinya anda tidak punya jadwal untuk dinas di Inggris, tuan. Ada apa?” heran Sean. “Aku akan menemui Ivonne Clutch.”     Sean semakin mengerutkan keningnya dengan bingung karena berpikir untuk apa aku menemui Ivonne Clutch. Aku memang tidak punya hubungan kerja dengan Ivonne Clutch tapi hubunganku cukup baik dengannya. “Aku ada urusan dengannya. Lakukan saja,” ucapku lagi pada Sean yang masih menunggu penjelasan.     Dengan berat hati, Sean yang tidak mendapatkan jawaban akhirnya melaksanakan permintaanku juga. Sore itu juga aku berangkat ke Inggris setelah menulis pesan pada Ivonne bahwa aku akan menemuinya. Ia mungkin sedang bertanya-tanya kenapa orang sepenting seperti diriku sampai sengaja mendatanginya. Ivonne menyambut kami di rumahnya yang sederhana. Inilah yang membuatku kagum padanya. Walaupun ia terkenal, tapi Ivonne sangat sederhana seakan tidak ingin memamerkan hartanya.     “Oh, Xu Qiang! Selamat datang! Ayo masuk, aku akan membuatkanmu secangkir teh. Oh, dan untuk Sean juga,” Ivonne dengan ramah mempersilahkan aku masuk setelah memelukku singkat. Sean juga ikut masuk bersamaku. Mungkin akhirnya ia akan mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.     Kami akhirnya duduk di ruang tamu Ivonne yang cukup hangat dengan perapiannya. Maklum saja, sudah mulai masuk musim dingin di Inggris sehingga mereka harus selalu menyalakan perapian saat di rumah. “Tumben sekali kau datang mengunjungiku. Ada apa? Apa mengenai Tomoka lagi?” Ivonne tersenyum ke arahku. Ya, terakhir kali aku menemuinya karena masalah Tomoka. “Umm, kira-kira begitulah. Aku sebenarnya datang kemari untuk minta tolong padamu,” aku memandang ke arah Ivonne dengan penuh harap. “Oh? Meminta tolong padaku? Apa itu? Kalau aku bisa melakukannya, tentu saja aku akan membantumu,” Ivonne tersenyum dengan penuh rasa penasaran.     “Apa peluncuran resmi buku barumu sudah berjalan?” tanyaku terlebih dahulu. Ivonne mengingat-ingat, “Untuk terjemahan dalam bahasa lain akan diluncurkan minggu depan. Kalau tidak salah ada acara wawancara untuk peluncurannya juga.” “Ah, pas sekali. Apakah bisa kau dengan sengaja membeberkan bahwa Tomoka adalah penerjemahnya. Mungkin kau bisa sedikit memujinya atau menimbulkan hal-hal positif mengenainya,” ucapku. Ivonne menaikkan alisnya. “Tumben sekali? Untuk apa?” herannya.     “Mungkin kau sudah dengar mengenai masalah pertunanganku dengan putri Mongolia. Tapi, tenang saja. Itu sudah batal. Karena insiden pertunangan itu, citra Tomoka di mata rakyatku dianggap buruk. Mereka menganggap jika Tomoka yang menyebabkan pertunanganku batal walaupun akhirnya sudah ada pengumuman resmi mengenai alasan pembatalannya. Tapi, kau tahu sendiri jika rumor di masyarakat pasti sulit untuk dihilangkan. Aku ingin membuat namanya dikenal dengan hal-hal positif sehingga orang-orang tidak lagi memandangnya jelek...” jelasku padanya.     Ivonne mengangguk-angguk paham dengan maksudku. Sean akhirnya paham alasan aku menemui Ivonne dan ia hanya bisa mengatupkan mulutnya rapat-rapat. “Aku mungkin bisa membantumu. Tapi, aku tidak sepopuler itu, Xu Qiang. Mungkin hanya segelintir orang yang mengenalku,” kata Ivonne. “Kau hanya tidak tahu kalau kau populer, Ivonne. Kau terlalu merendah. Setidaknya mereka akan mendengar hal positif darimu yang tidak bersangkutan denganku. Tidak akan ada kecurigaan nantinya. Aku akan meminta salah satu orangku untuk melakukan wawancara palsu dengan sengaja menyebut nama Tomoka di sesi wawancara. Kau mungkin bisa membantu untuk membicarakannya,” senyumku lagi.     “Oh, tentu saja aku akan membantumu. Kasihan sekali Tomoka harus mengalami hal buruk seperti ini. Dia gadis yang baik. Aku akan sangat setuju jika kau bersamanya,” Ivonne mengedip padaku. Aku hanya tertawa mendengarnya.     Kami masih berbincang beberapa saat sebelum akhirnya aku kembali lagi ke China. Sepanjang perjalanan, Sean memandangiku beberapa kali dan ia mendengus tidak habis pikir melihat tindakanku. Aku bahkan melihatnya menggeleng-geleng beberapa kali. “Katakan saja apa yang mau kau tanyakan. Nampaknya kau sangat penasaran,” kekehku pada Sean. “Apa tuan memang sudah merencanakan ini?” tanyanya pada akhirnya. Aku mengangguk.     “Setidaknya aku ingin membuat citra Tomoka di China lebih baik dan mungkin kehadirannya bisa diterima nantinya. Tidak bisa secepatnya, tapi aku akan mengusahakannya. Kau mau membantuku 'kan?” aku mengerling ke arah Sean yang akhirnya mendengus tersenyum. “Memangnya saya bisa memilih? Yah, tapi dia memang gadis yang baik walau agak sembrono.” “Wah, tumben sekali kau bisa memujinya???” kagetku. Sean langsung menghilangkan senyumnya dan kembali serius. “Memang dia banyak berjasa kali ini. Saya memang tidak berpikir dia jahat kok. Apa karena selama ini saya menentangnya, anda mengira saya membencinya?” Sean menaikkan alis sambil menyetir. Aku tertawa mendengarnya. Sean akhirnya juga ikut tertawa kecil. Aku tahu Sean memang tidak jahat pada Tomoka. Dia hanya terlalu peduli pada keamananku.     “Kalau begitu, aku akan memintamu untuk mencari orang yang akan menjadi wartawan palsu untuk meliput Ivonne nanti. Jika sudah selesai, minta pihak penerbitan dan toko buku di China dan Jepang juga memajang liputannya. Harus terlihat di publik agar bisa dilihat rakyat,” perintahku pada Sean. “Baik, tuan.”

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD