Dimana Yuri?

1302 Words
Sehelai gaun pengantin yang berwarna putih tergantung menjuntai di dalam sebuah ruangan. Entah kemana perginya pemilik gaun yang diperkirakan memiliki harga dengan nilai fantastis itu. Saat ini beberapa orang tengah sibuk mencari wanita yang seharusnya menggunakan gaun pengantin yang mewah itu. Bukan karena tidak ada yang mau mengenakan pakaian tersebut, tapi hanya satu orang yang memang sudah seharusnya mengenakan gaun pengantin tersebut. Dia adalah seorang model cantik yang saat ini sedang naik daun. Wanita itu seharusnya berada di dalam ruangan ini dengan menggunakan gaun pengantin itu. Tapi tidak ada yang tahu dimana dia sekarang. "Apakah kalian belum menemukan Yuri?" Tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja selesai mengenakan hanbok-nya. Beberapa gadis muda yang mendengar suara wanita itu serentak menggelengkan kepala mereka. Wanita paruh baya itu mengeledah isi tas yang sedari tadi berada di tangan kirinya. Setelah beberapa detik kemudian ia menemukan benda yang ia cari. Lantas dengan tangan sedikit gemetar wanita itu mengotak-atik benda yang berbentuk persegi. Tidak memerlukan waktu yang lama, dengan cepat wanita yang terlihat panik saat ini langsung menempelkan benda itu ke pipi sebelah kanannya. "Kemana perginya dia?" Tanya wanita itu kepada dirinya sendiri. Karena tidak ada jawaban dari panggilan telepon yang ia lakukan saat ini. Hari ini adalah pernikahan seorang anak konglomerat dengan putri dari seorang pejabat. Sebenarnya dia sudah tidak yakin kalau sang mempelai wanita akan mau melaksanakan resepsi pernikahan itu. Mengingat bahwa sepasang mempelai ini tidak saling mencintai. Mereka berdua di paksa untuk menjalin hubungan pernikahan karena perjodohan diantara kedua keluarga calon mempelai. Bagaimana bisa saling mencintai, sementara mereka berdua saja tidak pernah bertemu sebelumnya. Pernikahan ini hanya untuk kepentingan pribadi di antara kedua orang tua mereka. "Apakah kalian sudah siap?" Suara pria mulai terdengar memasuki ruangan yang menjadi tempat rias pengantin itu. Sang wanita segera menghampiri pria yang terlihat cukup gagah bahkan disaat usianya yang sudah menginjak lima puluh lima tahun itu. Pria itu merapikan pakaiannya. Hari ini ia mengenakan jas hitam dengan celana panjang yang senada dengan jasnya. "Yuri menghilang!" Wanita itu berbicara dengan bibir bergetar. Wanita itu ketakutan karena menghilangnya putri mereka bukanlah hal yang sepele. Karena ini menyangkut nama baik keluarga mereka. Bahkan jabatan posisi suaminya juga sedang di pertaruhan. Apa yang akan orang-orang katakan bila mengetahui bahwa putri semata wayang mereka tidak hadir di hari pernikahannya. "Bagaimana bisa? Apakah kalian sudah mencarinya? Mungkin saja dia keluar sebentar." Ayah dari pengantin wanita itu mencoba untuk berpikiran positif. "Aku sudah mencoba untuk menelepon Yuri. Tapi, ponselnya tidak ada jawaban." Sahut wanita itu seraya menahan rasa panik yang semakin meningkat. Ini semua karena kesalahan mereka. Putri mereka tidak tahu kalau ia terlibat dalam sebuah perjodohan. Karena kesibukan putri mereka di dunia keartisan, maka mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bertemu dengan gadis yang bernama Yuri itu. Nama Yuri sangat di kenal di dunia modelling. Bahkan ia menjadi brand ambassador untuk beberapa merek terkenal saat ini. Jadwalnya yang sangat padat membuat orang tuanya kesulitan untuk mempertemukan dia dengan calon suaminya. Padahal putri mereka sudah berjanji akan menemani mereka selama seminggu ini, karena Yuri memang memiliki jadwal kosong yang biasa ia gunakan untuk bertemu dengan orang tuanya. "Kenapa kalian belum keluar juga? Para tamu sudah mulai berdatangan." Wanita lain yang memiliki sedikit kemiripan dengan ibu sang mempelai wanita masuk sambil mencoba untuk merapikan sanggul pada rambutnya. "Kenapa? Mengapa kamu terlihat gelisah, kak?" Tanya wanita itu setelah selesai merapikan rambutnya. Dia mulai curiga, pasti ada yang tidak beres. Mengingat bahwa wanita yang dia panggil dengan sebutan kakak itu selalu berpenampilan anggun. Tapi saat ini, wanita yang memiliki usia dua tahun di atasnya itu memasang wajah panik. Akhirnya dia mengetahui alasan mengapa kakaknya berkelakuan seperti itu. Gaun pengantin yang mewah masih terpampang rapi pada tempatnya tanpa ada yang menyentuhnya. Ia juga melihat wajah suami dari kakaknya sudah mulai terlihat pucat. Pasti keponakannya melakukan suatu hal yang mustahil dilakukan oleh para pengantin di hari pernikahannya. Dia sudah bisa menebak karena dia tahu bagaimana watak keponakannya itu. "Kalian berdua keluar saja. Temui para tamu." Saran bibi dari pengantin wanita itu kepada kakak dan suami dari kakaknya. Dengan pasrah ayah Yuri menganggukkan kepalanya. Dengan berat hati pria itu mulai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan itu. "Hmm, aku akan meminta maaf kepada keluarga Tuan Moon..." Belum selesai pria itu berbicara, adik perempuan dari istrinya menghentikan ucapannya. "Tidak! Pernikahan ini akan tetap berlangsung. Biar aku yang membereskan kekacauan yang Yuri perbuat. Kalian berdua hanya cukup menemani para tamu saja." Dengan cepat wanita itu menghalangi jalan ayah dari keponakannya. "Apa yang akan kamu lakukan?" Sekarang sang kakak mulai berbicara. Dengan segera sang adik pun mendorong tubuh kedua pasangan suami istri itu ke arah pintu keluar. Setelah sampai di ujung pintu wanita itu mulai berbicara kembali. "Percaya padaku aku pasti akan menemukan Yuri." Ucap wanita itu mencoba untuk meyakinkan pasangan suami istri itu. Setelah kedua orang itu keluar dari ruangan pengantin ini, maka wanita itu mulai mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Dia meminta tas branded yang sedari tadi di pegang oleh asistennya. Hanya dengan mengulurkan tangannya, sang asisten segera memberikan tas branded tersebut kepada sang pemilik. Wanita itu mulai menggeledah isi yang ada di dalam tasnya. Benda pipih keluar dari tas itu melalui tangannya. Tanpa berpikir panjang dengan cepat ia mencari nama seseorang di ponselnya. "Temukan di mana pun Yuri sekarang berada! Kalau ketemu segera bawa dia kemari!" Perintah wanita itu kepada seseorang yang menjawab panggilan teleponnya. "Apa maksudnya? Yuri tidak ada disana? Bukankah seharusnya dia berada di sana?" Jawab pria yang menjadi lawan bicara wanita itu dengan nada heran. Tanpa basa-basi ia langsung mengakhiri panggilan teleponnya. Sekarang dia mulai memikirkan bagaimana caranya agar pernikahan ini tetap berlangsung. Apakah dia sebaiknya meminta pembawa acara untuk menunda acara untuk mengulur waktu sementara Yuri belum di ketemukan. Dia mulai memperhatikan sekeliling ruangan pengantin ini. Ya, saat ini ada beberapa orang yang mengisi ruang pengantin ini. Diantaranya adalah para gadis yang bekerja untuk kakaknya. Mereka seharusnya bertugas membantu mempelai wanita untuk mengenakan gaun pengantin yang masih terpajang di dalam ruangan ini. Tapi, tidak ada yang menyangka bahwa ketiga gadis itu hanya berdiri diam diri saja sambil berbisik-bisik karena kehilangan mempelai wanita. "Apakah pengantin wanita sudah selesai mengenakan gaun pengantinnya? Acara sebentar lagi akan segera dimulai, jadi kami tidak punya waktu banyak untuk merias wajahnya." Pria yang terlihat lemah gemulai berjalan memasuki ruangan itu. Tidak lama dua orang asistennya juga memasuki ruangan tersebut. Dengan cekatan mereka bertiga mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk merias sang mempelai wanita. Lalu si penata rias melihat bahwa dia kekurangan seseorang di dalam ruangan tersebut. Sebelum bertanya ada seseorang memasuki ruangan itu lagi. "Maaf, tadi saya tersesat." Seorang gadis yang menggunakan sweater rajut lengan panjang dengan celana panjang yang ketat terlihat sedang mengatur nafasnya. Pakaian itu terlihat cukup modis untuk gadis seusianya. "Darimana saja kamu?" Lelaki gemulai yang di duga sebagai pemimpin dari penata rias itu bertanya dengan nada kesal. Kedua bola mata bibi dari Yuri seketika berbinar melihat gadis yang masih mengatur nafasnya. "Yuri?" Seketika bibi Yuri memeluk gadis yang masih bingung dengan keadaan di dalam ruangan ini. Gadis itu melirik kearah gaun pengantin yang indah di dalam ruangan tersebut. Tanpa basa-basi bibi Yuri segera menyeret gadis yang masih bingung karena menerima pelukan mendadak dari wanita yang memang ia kenal. Tidak pernah wanita ini memeluknya setiap kali mereka bertemu, ada apa dengan wanita ini? Gadis cantik itu mulai bingung dengan sikap wanita itu terhadapnya. "Cepat bantu dia mengenakan gaun ini!" Perintah wanita itu kepada pelayan yang menganggur sedari tadi. "Bibi, kenapa aku harus memakai pakaian seperti ini?" Gadis itu tidak bisa menerima kenyataan kalau dia harus mengenakan pakaian pengantin di saat dia seharusnya sedang bekerja saat ini. "Nanti aku akan jelaskan padamu. Sekarang aku mohon kamu ikuti saja perintah ku." Dengan keterpaksaan wanita itu memaksa gadis itu untuk mengikuti kemauannya. "Tunggu apalagi? Cepat rias wajahnya!" Wanita itu memberikan perintah kepada para perias yang masih kebingungan dengan interaksi antara kedua perempuan itu. *Bersambung*
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD