Di ruangan Miko. Ana hanya duduk diam. Bersandar di sofa dengan jemari tangan dan kedua matanya tak beranjak dari ponsel di genggaman tangannya. Seolah dia sibuk dengan dunianya sendiri. Sementara Miko, dia juga hanya diam, menatap ke arah Ana yang sedari tadi tidak memperhatikannya sama sekali. Entah dia masih marah atau, dia memang sibuk dengan ponselnya. Dia masih penasaran, siapa yang terus di hubungi oleh Ana. Sedari kemarin, dia selalu memegang ponselnya tanpa henti. Miko menarik napasnya dalam-dalam. Lalu, mengeluarkan secara perlahan. Dia mencoba untuk tenang. Dan, tidak menunjukan sikap dirinya yang terlalu keras pada Ana selama ini. Miko kembali duduk sempurna menatap kedepan. Sesekali dia melirik wajah Ana yang terlihat sangat datar. "Ana... Apa kamu tidak mau melihat bebe