14. Flu Ular

1221 Words
Pagi hari yang sangat cerah untuk Ibu Kota Jakarta. Burung-burung bersama melantunkan kicauan-kicauannya di pinggiran taman kecil milik keluarga gadis yang baru saja melepas masa lajangnya di umur sangat belia. Siapa lagi kalau bukan Kirei. Ya, Kirei sudah resmi menyandang marga Tan dari beberapa jam yang lalu. Pernikahan memang tidak digelar mewah, karena ini permintaan Kenny sendiri. Melihat kondisi keduanya memang masih berstatus sebagai pelajar SMA. Maka dari itu keluarga dari kedua belah pihak sepakat untuk melangsungkan pernikahan secara tertutup. Mr. Tan pun hanya mengundang pengacara kepercayaannya dan sanak saudara saja. Arif pun tidak mengundang siapa-siapa kecuali kedua orang tuanya dan kedua orang tua Jenny sekaligus keluarga besar. Sungguh-sungguh pernikahan sederhana. Benar-benar tidak ada yang tahu kecuali yang menghadiri acara. Kedua keluarga pun hanya menggelar makan-makan biasa. Ini lebih seperti acara pertemuan dua keluarga yang sudah lama tidak berkumpul. Sang pengantin pun sudah memakai pakaian biasa. Kirei sudah tidak memakai kebaya putihnya dan Kenny juga tidak memakai kemeja putih juga jasnya. Keduanya hanya memakai long dress dan kemeja biasa dengan warna senada. "Kalian mau honeymoon ke mana?" tanya Mr. Tan mengarah ke Kirei dan Kenny yang duduk bersebelahan. "Uhuk... Uhuk..." Kirei tersedak kue keringnya ketika mendengar pertanyaan Mr. Tan. Semua orang menatap ke arah Mr. Tan lalu beralih ke Kirei. Terlihat jelas gadis itu menelan air minumnya dengan tidak sabar karena tenggorokannya terasa sangat tergores. "Pelan-pelan dong kalau makan, Rei." tegur Jenny mengusap-usap punggung Kirei. "Kayaknya Kirei kaget sama pertanyaan Mas Tan, Mbak Jenny." sahut Nesya, adik Jenny. "Benar apa yang dikatakan Tante Leta, Rei?" tanya Jenny pada Kirei. "Enggak kok Ma, ini memang asli keselek." jawab Kirei berusaha menutupi rasa malunya. "Bagaimana? Mau ke mana honeymoon-nya?" tanya Mr. Tan lagi. "Lagi sibuk sekolah, Yah. Mau kenaikan juga kan." jawab Kenny cepat sebelum Mr. Tan memberi keputusan yang tidak bisa dia tolak. "Iya juga, benar juga yang dibilang Kenny, Yah." sahut Lucky yang berada di samping Kenny. "Ok kalau begitu, tapi kalau kalian mau honeymoon kapan-kapan hubungi Ayah ya. Ayah yang akan urus semuanya." ucap Mr. Tan tersenyum pada Kenny dan Kirei secara bergantian. "Hem..." jawab Kenny tak acuh tanpa minat. "Ya sudah, Ayah enggak bisa lama-lama. Ayah harus pergi sekarang." pamit Mr. Tan pada Kenny. "Hem..." sahut Kenny masih tak acuh. Mr. Tan hanya tersenyum simpul melihat Kenny yang masih saja bersikap dingin seperti ini. Ya, memang seperti inilah karakter Kenny, jarang bicara dan hanya berbicara seperlunya saja. Mungkin menurut Kenny, berbicara itu adalah hal yang membuang-buang tenaga saja. "Hati-hati ya, brother." ucap Arif menepuk pelan bahu Mr. Tan. "Ok, makasih karena acaranya lancar." balas Mr. Tan sambil memeluk Arif. "Sip." "Titip anakku ya, dia memang bandel. Marahi saja kalau susah diatur." pesan Mr. Tan sambil terus berjalan menuju di mana mobilnya di parkirkan. "Bisa diatur." balas Arif terkekeh. "Ya sudah, saya pergi dulu." pamit Mr. Tan lalu memasuki mobilnya. Arif hanya melambaikan tangan beberapa kali mengikuti perginya mobil Mr. Tan meninggalkan rumahnya. *** Yang berkumpul di ruang keluarga hanya tersisa Jenny, Efril, Lucky, Claudia, Kenny dan Kirei. Karena semua keluarga sudah pulang masing-masing dan yang paling terakhir adalah Nesya dan suaminya barusan. "Rei, Mama tinggal ya. Mama mau ke kamar, capek." pamit Jenny pada Kirei. "Heum... Iya, Ma." balas Kirei tersenyum manis pada Jenny. "Tante tinggal ya." pamit Jenny pada saudara-saudara Kenny. "Iya, Tante." jawab Lucky, Efril dan Claudia bersamaan. Hari memang masih siang, tapi cuaca di luar sana sudah sangat mendung. Bahkan langit pun sudah mulai menggelap. Ini masih pukul satu siang, tapi langit seolah-olah sudah seperti pukul enam maghrib. "Jangan banyak tingkah lo di rumah mertua." nasehat Lucky pada Kenny. "Hem..." sahut Kenny tanpa menoleh ke Lucky. "Pokoknya lo enggak boleh bandel lagi. Mulai hari ini lo akan tinggal di sini, bukan di rumah lagi bareng Ayah dan Efril." tambah Lucky. "Hem..." "Tidak boleh membangkang sama mertua." "Lo kalau mau pulang ya pulang saja deh, Kak. Enggak usah berpidato di sini dulu." gerutu Kenny merasa terganggu juga oleh wejangan-wejangan dari Lucky. "Ish... Dasar otak batu." Lucky menjitak kepala Kenny lumayan keras. "Sakit tahu!" gerutu Kenny menatap sinis ke arah Lucky. "Gue pulang." pamit Lucky sambil menggendong Elsa. "Rei, kalau dia bandel suruh tidur saja di toilet." saran Lucky kepada Kirei. "Hehe... Iya, Kak." jawab Kirei diiringi cengiran gajenya. "Kita pulang, Pa?" tanya Elsa dalam gendongan Lucky. "Iya." jawab Lucky seadanya. "Padahal aku masih ingin di sini sama Om Kenny." ucap Elsa menatap wajah Lucky dengan puppy eyes-nya. "Om Kenny lagi terserang flu ular, kamu enggak boleh dekat-dekat." Kenny melotot mendengar jawaban Lucky untuk Elsa. Elsa hanya manggut-manggut percaya saja. Kirei, Claudia dan Efril hanya cekakak-cekikik melihat Kenny dengan wajah kesalnya. "Otak Papa kamu yang terserang flu ular India." balas Kenny kesal. "Kayaknya flu ularnya Om Kenny sudah menyebar ke Papa. Aku enggak mau ah dekat-dekat sama Papa. Aku mau sama Mama saja." Elsa memaksa turun dari gendongan Lucky lalu berlari ke Claudia yang semakin tertawa. "Senjata makan tuan." ucap Kenny tertawa kencang. Lucky mendengus kesal mendapat ejekan dari Kenny. Elsa juga jadi takut padanya. Padahal tadi Lucky hanya menakut-nakuti Elsa saja. Tapi malah dirinya sendiri yang kena batunya. "Sudah ah, gue pulang dulu." Pamit Erfil pada semuanya. "Hati-hati lo di jalan, jangan ngebut-ngebut." nasehat Lucky pada adik keduanya. Efril hanya mengangkat jempolnya ke atas mengarah ke Lucky "Gue juga pulang ah, tambah stres gue di sini." Lucky berjalan mendahului Claudia. Claudia mengikuti Lucky dari belakang sambil menggendong Elsa yang masih terlihat ketakutan pada Lucky. Bahkan Elsa menolak untuk berjalan berdampingan dengan Lucky. *** Kini hanya tertinggal dua manusia yang baru saja melepas masa lajangnya beberapa jam lalu. Mereka adalah Kirei dan Kenny. Kenny diam saja sambil memainkan ponselnya. Kirei duduk bergeming sambil sesekali melirik ke arah Kenny. Keduanya terasa canggung dalam kondisi seperti ini. Kenny yang masih merasa asing dengan rumah kedua orang tua Kirei. Sedangkan Kirei yang tak mengerti harus bagaimana bersikap pada Kenny. Kirei berdiri dari duduknya bertujuan ke kamar untuk mengganti pakaiannya menggunakan pakaian biasa. "Gue mau tidur." ucap Kenny tiba-tiba membuat Kirei menghentikan langkahnya. Kirei diam bergeming. Ingatannya memutar-mutar akan ucapan Jenny semalam tentang Kenny yang akan tidur di kamar bersamanya. "Heh...  mau tidur bukan mau lihatin patung dadakan kayak lo." ucap Kenny lagi membuat Kirei terkesiap. "Tidur siang?" tanya Kirei seperti orang bodoh. "Ya iyalah, memang lo pikir ini sudah malam apa." jawab Kenny sewot. Kirei terdiam lagi. Kirei berpikir keras, apa iya dirinya rela membagi tempat tidurnya dengan Kenny? "Heh gue mau tidur." rengek Kenny lagi dengan nada kesal. "Ya-ya... Sudah... Ke kamarlah." jawab Kirei sedikit gugup. Kirei kemudian berjalan menuju kamarnya. Kirei mempercepat langkahnya ketika berada di tangga. Kenny bangkit dari duduknya lalu mengikuti Kirei menuju kamar gadis itu. Kenny menunduk, dirinya sangat rindu dengan suasana rumahnya yang lebih kontras akan warna gelap. Berbeda jauh dari rumah keluarga Kirei yang mengusung warna cerah. Kenny melihat pintu kamar milik Kirei terbuka lebar. Kenny langsung masuk dan menutup pintu kamar itu pelan. Kenny mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi. Kenny dapat menyimpulkan kalau Kirei sedang berada di kamar mandi. Kenny langsung membuka kemeja dan denimnya. Saat ini Kenny hanya mengenakan celana boxer dan kaos putihnya saja. Kenny yang merasa sudah sangat mengantuk langsung membaringkan tubuhnya ke atas ranjang empuk milik Kirei yang berlapiskan seprai berwarna biru langit. Baru juga Kenny mau memejamkan matanya, ponselnya sudah berdering terlebih dahulu. Chat group via line KRNG. Rangga : ke mana nih si cicak? Nathan : y n km cck? Gama : panggil saja Kenny!  Rangga : kok enggak nongol ya. Gama : enggak asik nih si Kenny. Kenny : berisik banget sih kalian. Rangga : nah tuh nongol. Nathan : km j l? Gama : rt, Nat. Rangga : rt 3. Nathan : kln mls bgt ngtk sh, ck... Gama : kayak lo enggak saja pit. Rangga : rt Gam. Gama : ini lagi human satu enggak modal. Nathan : wjb byr kln k w. Kenny : kenapa kangen ya? *** Next...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD