“Kamu yang gugat, Evi. Biar nama kamu tetap terjaga. Biar anak ini segera bisa didaftarkan di catatan sipil. Kamu bisa menikah dengan Bira secepatnya. Aku akan percepat urusan kamu,” “Aku ragu apakah Bira,” “Aku akan paksa dia. Kita urus perceraian kita dulu. Biar anak ini jelas statusnya. Aku nggak mau nama kamu tercoreng, Sayang,” “Niko … apa masih ada harapan kita balikan?” Niko menggeleng. “Evi,” “Aku cinta kamu, Niko,” “Aku juga cinta kamu, Evi. Tapi cinta yang beda,” “Nikooo,” “It’s okay,” Evi menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba dia merasa sangat menyesal. Dipukul-pukulnya perutnya kuat-kuat, Niko dengan cepat mencegahnya. “Stop, Evi! Apa yang kamu lakukan?” “Aku menyesal, Niko!” “Niko memeluknya kuat-kuat. “Sudah, kamu bawa tenang. Anggap ini kesalahan kita berdua. Jang