-Kerja keras dan tanggung jawab selalu menjadi tolok ukur orang lain dalam menghargai kita- “Relakan Land. Relakan Melati karena Melati sudah terlalu tersiksa. Kamu harus ikhlas agar Melati tidak merasakan sakit lagi!” Ibu Sulis berbisik lirih, terisak pilu di telinga kanan sang putra. Kedua tangannya mendekap punggung dokter Arland dari belakang. Sesekali, tangan kanannya juga mengelus kepala maupun wajah sang putra itu penuh sayang. Dokter Arland memang bungkam, tapi air matanya yang sibuk berlinang sudah membasahi pipi, menuangkan kekacauan sekaligus luka-luka yang tengah menggerogoti keteguhan sekaligus ketegaran hatinya. Kedua tangannya masih bertahan menggenggam kedua tangan pias nan dingin milik Melati yang terbaring lemah di hadapannya. Wanita yang kepala dan alis termasuk bulu m