Menuruti Isi Hati

1036 Words

Umi menarik napas perlahan. Gedung dua tingkat di depannya membuat Umi tiba-tiba gamang. Diremasnya ujung hijabnya yang panjang, air matanya menetes. Bukan perpisahan yang ia inginkan. Bagaimana pun ia pernah berjanji untuk mencintai suaminya sepenuh hati, ujian pasti datang dalam rumah tangga siapa saja, tapi apakah jalannya kali ini benar. Diliriknya map yang berisi surat-surat penting atas gugatan cerai yang akan ia lakukan, tapi Umi mendadak ragu. Air matanya tidak bisa berhenti, wajah Gibran berulang-ulang melintas di matanya. Senyum Gibran pun membuat hatinya menjadi perih kali ini, apalagi saat mengingat Gibran mengatakan dengan jelas kalau ia mencintai Nadia, madunya yang jelas-jelas membuat hancurnya rumah tangga mereka. “Ibu, Ayah. Maafkan Umi. Umi tidak mau perpisahan sepert

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD