HASIL PEMERIKSAAN

1917 Words
Malam hari ketika Riana terbangun dia melihat ruang kerja kakaknya terbuka dengan lampu menyala, dia pergi menghampiri ruang kerja kakaknya dan mengetok pintu "Kakak boleh ria masuk?" tanya Riana yang berdiri di luar "Masuk lah," jawab Adrian yang masih sibuk bekerja "Apa kakak mau minum sesuatu?" tanya Riana "Buatkan kakak kopi hitam," jawab Adrian "Baik kak," Riana bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan kopi hitam Setelah selesai membuatnya Riana membawakannya untuk Adrian "Kak ini kopi nya, mau Ria taruh di mana?" tanya Riana "Taruh di ruang tamu saja, sebentar lagi kakak selesai," jawab Adrian Riana pun pergi membawa kopi itu ke ruang tamu dan kemudian Adrian mengikutinya "Bi Tini tadi bilang kamu di antara guru?" ucap Adrian "Ia kak, tadinya Ria mau pesan taxi online tapi Bu Jihan nya ngotot mau antar Ria," jawab Riana Adrian yang hendak meminum kopi tiba tiba tersedak saat mendengar nama Jihan "Eh.., kakak kenapa? maaf ya kak jangan jangan Ria lupa kasih gula," ucap Riana yang panik "Tidak, kakak tidak apa-apa," ucap Adrian "Eh ia kakak tahu gak Bu Jihan itu.., dia yang dulu sering main sama kita di panti asuhan loh kak," ucapan Riana membuat Adrian tersenyum tipis "Lalu apa dia bilang sesuatu?" tanya Adrian "Hmm.., Bu Jihan cuman cerita masa masa kita main dulu aja kak," jawab Riana "Owh..," Adrian hanya senyum "Kak, Ria boleh minta satu permintaan gak kak?" tanya Riana "Apa?" tanya Adrian "Besok kan hari Sabtu libur sekolah. Ria izin ke Bandung ya kak, Ria mau ziarah ke makam mamah sama papah," jawab Riana "Tumben.., biasanya kamu selalu menolak jika omah atau Tante Diana yang mengajak," tanya Adrian "Gak tau kak, tiba-tiba aja Ria kangen sama mamah papah," jawab Riana yang menundukkan kepalanya karena dia tidak mau sang kakak melihatnya menangis "Ya sudah biar nanti bi Tini temani kamu, besok kakak ada rapat di kantor," ucap Adrian yang berdiri dan melangkahkan kakinya dan kembali ke ruang kerjanya "Eh ia kak, kata Siska dia juga mau ikut boleh gak kak? sama Bu Jihan juga," ucap Riana yang mengikuti kakaknya berjalan "Boleh. Sudah kamu cari bi Tini suruh dia masak, kakak laper," ucap Adrian yang masuk ke ruang kerjanya Riana pergi menghampiri Bi Tini yang sedang menyetrika di kamar "Bi.., kak Adrian nyuruh bibi masak," ucap Riana "Ia non, sebentar lagi bibi masak makan malam tanggung non tinggal satu lagi ini non," ucap bi Tini yang melanjutkan menyetrika karena hanya tinggal itu satu lagi yang belum selesai "Oke bi, Ria mau ke kamar dulu ya. Ria mau siap-siap besok pagi mau berangkat ke Bandung," ucap Riana yang begitu gembira dan pergi ke atas "Tumben non Ria se senang itu," ucap bi Tini yang selesai menyetrika dan langsung berjalan menuju dapur untuk masak **** Makan malam "Kak.., makan malam sudah siap," Riana masuk ke ruang kerja Adrian "Sebentar lagi selesai, kamu duluan gih," jawab Adrian yang sedang membereskan berkas Riana berjalan menuju meja makan dan tak lama Adrian datang dan duduk bersamanya Mereka makan berdua... tapi suasananya begitu sunyi Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibi Riana.. karena ia takut salah bicara... tapi kali ini Adrian lah yang memulai pembicaraan "Riana," ucapan Adrian membuat Riana yang hendak makan berhenti ketika sendok sudah di depan mulutnya "Ia kak," jawab Riana "Sudah berapa lama Jihan mengajar di sekolahmu," tanya Adrian "Baru dua atau tiga hari yang lalu kak," jawab Riana "Dia mengajar di bagian apa?" tanya Adrian "Bu Jihan menjadi guru olahraga di sekolah kak," jawab Riana "Kalau begitu kapan-kapan undang dia makan malam di rumah," ucap Adrian "Ba- baik kak," Riana menjawab dengan heran Seingat Riana kalau dulu mereka begitu dekat mungkin Adrian ingin mengenang masa-masa lalu itu. *** Pagi hari yang cerah dan indah, sebuah keributan di ciptakan oleh Siska di depan rumah Riana "Aduh.., non Siska! Jangan berisik. Den Adrian masih belum berangkat, nanti non kena semprot," ucap bi Tini yang berlari ke arah Siska "Ya abisnya tuan putri gak keluar-keluar, Siska kan pegel dari tadi berdiri terus di luar bi," ucap siska "Ya siap suruh kamu berdiri dan teriak-teriak di halaman rumah orang," ucap Bu Jihan yang duduk di kursi tamu di teras rumah Riana "Ih ibu.., saya sudah gak sabar pengen ke kebun teh, pengen lihat pegunungan dan kebun teh yang hijau itu," ucap Siska "Ini aku datang Sis, maaf lama tadi aku baru masukin baju ke tas soalnya semalam lupa," ucap Riana yang baru datang dengan menenteng tas di tangannya "Kalau begitu ayo kita berangkat," ucap Siska dengan semangat Perjalanan yang lumayan panjang. Akhirnya mereka sampai di depan gerbang vila keluarga Riana, Riana tertidur di pangkuan bi Tini di bangku belakang sedangkan Siska dari perjalanan sampai vila dia berisik sekali, entah sudah berapa konten yang ia buat. "Selamat siang maaf si ibu ini siapa ya?" tanya pak Ujang penjaga vila "Pak Ujang ini Bi Tini dan non Riana," ucap bi Tini dari dalam mobil "Eh ada bi Tini di dalam, sebentar bi saya buka gerbangnya dulu," pak Ujang pergi masuk untuk membukakan gerbang "Non bangun sudah sampai non," bi Tini membangunkan Riana "Ia Bi, maaf tadi ria ngantuk banget," ucap Riana yang terbangun "Ri loe molor Mulu dah, bangun kita udah sampai," teriak Siska dari luar Riana pun keluar dari mobil "Selamat datang non Riana," sapa pak Ujang "Pak Ujang, apa kabar pak? udah lama gak ketemu ya pak?" jawab Riana "Ia non, si non sih jarang ke sini. Terakhir kali non masih pendek, sekarang sudah semakin dewasa dan makin cantik non," ucap pak Ujang "Ah pak Ujang bisa aja," Riana tersipu malu "Karena non Riana datangnya gak ngabarin dulu, bapak tidak menyiapkan makanan non," ucap pak Ujang "Gak papa pak Ujang nanti kita pesan dari luar saja, eh ia mbok Resti kemana ya?" tanya Riana "Mbok Resti sudah pulang, dia;datang buat bersih-bersih kalau sudah selsai dia pulang non. Eh ia mari masuk non, biar bapak yang masukan barang-barangnya kedalam," ucap pak Ujang yang membantu Riana menurunkan barang barang Mereka berkumpul di ruang tengah menunggu pesanan makanan datang. Tiba-tiba handphone Riana berbunyi, sebuah pesan masuk dari dokter Erlangga "Selamat siang ini dengan dokter Erlangga, apa benar ini dengan Riana?" isi pesan itu Riana langsung menjawab "Siang dok, ia saya Riana," Riana membalas chat dokter Erlangga "Saya ingin mengkonfirmasi dengan janji sore ini, apakah anda bisa datang tepat waktu?" tanya dokter Erlangga "Ia dok, sesuai perjanjian ya jam empat sore," balas Riana "Baik saya tunggu, anda tinggal temui resepsionis dan tunjukan pesan janji temu dengan saya," balas dokter Erlangga "Ri, loe serius amet sih. chatting sama siapa sih?" tanya Siska "Ini ada kurir nanyain alamat rumah," Riana berbohong "Owh, kirain ama siapa," ucap Siska "Non ayo makan," bi Tini memanggil mereka "Sudah datang Bi?" tanya Siska "Sidah non ini sudah bibi siapkan di meja makan," jawab bi Tini "Yuk makan," ajak Siska "Tunggu dulu Bu Jihan kemana?" tanya Riana "Eh ia, dari tadi gue gak lihat. Kemana ya?" Siska malah balik tanya "Tadi Bu Jihan di halaman belakang nanti bibi panggil, non Ria sama non Siska makan saja," ucap bi Tini "Yuk makan Sis," Riana mengajak Siska makan bersamanya Setelah selesai makan siang Siska malah tertidur karena kekenyangan dan Bu Jihan pamit pergi ke panti asuhan. tinggal Riana dan Bi Tini yang sibuk mencuci piring "Bi, Ria jalan-jalan dulu ya," ucap Riana "Mau kemana non?" tanya bi Tini "Keliling aja bi, Ria bosan. Bibi kalau sudah selesai istirahat aja, Ria gak lama kok gak usah di cari," ucap Riana "Ya sudah non hati-hati ya, bibi mau beres-beres dulu di sini," ucap bi Tini "Oke bi, Ria pergi dulu ya," Riana pergi Riana pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter Erlangga "Silahkan masuk mba," ucap seorang suster yang mengantar Riana ke ruangan dokter Erlangga "Ia sus terimakasih," ucap Riana yang masuk "Dokter Erlangga ini mba Riana yang membuat janji dengan dokter," ucap suster "Baik sus, tolong tinggalkan kami berdua" ucap dokter Erlangga "Baik dok," suster itu pergi "Silahkan duduk," ucap dokter Erlangga "Ia dok," ucap Riana yang menggeser kursi dan duduk "Baik saya sudah mempelajari keadaan kamu dari pesan yang kamu kirim ke saya. Jadi untuk lebih jelasnya lebih baik kita lakukan pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan lainnya, ayo ikut saya," ucap dokter Erlangga "Baik dok," Riana begitu gugup Riana menjalani berbagai pemeriksaan dan hasilnya membuat dokter Erlangga terkejut "Silahkan duduk," ucap dokter Erlangga "Bagai mana hasilnya dok?" tanya Riana "Sebelumnya bisakah saya meminta kontak keluarga kamu?" tanya dokter Erlangga "Maaf dok, sebenarnya ada satu permintaan yang mau saya minta dari dokter," ucap Riana yang menundukkan sepertinya dia memiliki firasat buruk tentang dirinya "Permintaan apa?" tanya dokter Erlangga "Sebenarnya kedatangan saya ke sini tidak di ketahui oleh keluarga saya. Saya ingin meminta pada dokter untuk merahasiakannya," ucap Riana ragu ragu "Kenapa?" tanya dokter Erlangga "Sebenarnya saya sudah tidak punya orang tua dan saya hanya tinggal dengan kakak saya, jadi saya tidak ingin menjadi beban untuk siapapun," jawab Riana dengan mata berkaca-kaca "Tapi kamu belum cukup umur untuk menanggungnya sendiri. Setidaknya harus ada keluarga yang memperhatikan dan saya lebih nyaman berbicara dengan orang dewasa," ucap dokter Erlangga "Saya juga sudah dewasa. Tahu ini saya berumur tujuh belas tahun, makannya saya membuat janji sendiri dengan dokter," ucap Riana "Lebih baik kamu hubungi kakak kamu," saran dokter Erlangga "Saya mohon dok, beritahu saya apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saya. Kakak saya sangat sibuk bekerja saya tidak mau mengganggunya. Saya mohon, saya siap dengan apapun hasilnya," Riana memohon dan menangis pada dokter Erlangga "Jangan menangis. Baiklah, saya akan menjelaskannya," ucap dokter Erlangga "Terimakasih dok," Riana menghapus air matanya "Riana setelah melihat profil kamu dan tahu siap orang tua kamu," ucap dokter Erlangga "Maksud dokter apa?" Riana memotong ucapan dokter Erlangga "Kamu putri bungsunya almarhumah dokter Dewi dan almarhum pak Bram bukan?" tanya dokter Erlangga "Da-darimana dokter tahu?" tanya Riana yang gugup "Ini profil kamu," dokter Erlangga menyodorkan sebuah map berisikan data diri Riana "Maaf dokter saya tidak mengerti," ucap Riana yang merasa heran "Bacalah," ucap dokter Erlangga Riana membaca laporan itu, ternyata di situ tertulis permohonan pencarian donor jantung untuk Riana karena Riana mengidap penyakit heart disease ( penyakit jantung bawaan dari lahir ) Riana menangis "Dokter Dewi dia begitu menyayangimu, dia tidak memberitahu kan hal ini pada siapa pun kecuali ayah kandungmu pak Bramono," cerita dokter Erlangga "Sebelum kecelakaan menimpa kedua orang tuamu, saya sudah berangkat ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan jadi saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya," ucap dokter Erlangga "Mamah dan papah merahasiakannya, kenapa?" tanya Riana "Mereka tidak mau menunjukkan kelemahan mereka, papah kamu adalah seorang pengusaha besar dan mamahmu adalah seorang dokter. Yang saya tahu mereka tidak mau mempublikasikannya, karena takut kalau kamu menderita," ucap dokter Erlangga "La-lalu sekarang bagai mana kondisi saya dok?" tanya Riana "Kondisi kamu akan membaik jika kamu bisa menjaga pola hidup sehat. Hindari olah raga berat dan juga kamu harus berhati-hati dengan kesehatanmu. Ini saya sudah siapkan resep obat," ucap dokter Erlangga yang menyodorkan selembar kertas "Seberapa parahnya penyakit saya dok?" tanya Riana "Riana, saya perlu bicara dengan keluarga kamu untuk hal itu," ucap dokter Erlangga "Dok, saya tidak mau keluarga saya yang lain tahu tentang hal ini," ucap Riana "Tapi kamu butuh pendamping dan juga harus ada orang dewasa yang menandatangani surat-surat ketentuan rumah sakit," ucap dokter Erlangga "Saya bisa sendiri dok," ucap Riana "Riana untuk mendapatkan obat kamu juga harus menyertakan izin dan persetujuan dari keluargamu, kali ini saya masih bisa membantu. Tapi nanti jika kamu menebus obat di apotek lain memerlukan data yang jelas, karena obat ini tidak di jual belikan sembarangan," dokter Erlangga menjelaskan nya dengan serius tapi Riana tetap bersikeras tidak ingin siapapun tahu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD