MENGANANG MASA KECIL YANG BAHAGIA

1217 Words
"Apa yang harus aku laku kan? Bagai mana kalau benar aku sakit? Tapi siapa yang peduli, kalau aku konsultasi ke kak Ayu.., pasti akan sampai ke nenek dan Tante. Tapi aku penasaran sebenarnya apa yang terjadi padaku, jelas-jelas tadi siang badanku rasanya tidak bisa bergerak dan dadaku sesak, sampai batuk darah juga. Gimana ya?" ucap Riana sendirian di kamar Tak lama ketokan pintu terdengar "Siapa?" tanya Riana "Non ini bibi.., boleh bibi masuk non?" tanya Bi Tini "Bentar Bi," ucap Riana yang hendak bangun, akan tetapi langkahnya terhenti. Rasa sesak di dadanya semakin parah "Non... kenapa lama buka nya?" tanya bi Tini Riana terjatuh dia menahan rasa sakitnya "Ria mau mandi Bi, Ria gak pake baju. Mending entar aja bibi kesini nya," ucap Riana yang berusaha menjawab dengan tenaga "Ya elah non, mau mandi aja pake acara kunci pintu. Ya udah bibi turun dulu ke bawah, nanti kalau non sudah selesai panggil bibi saja ya non," ucap bi Tini yang tak lama pergi meninggalkan pintu kamar Riana Riana berusaha bangun dan berdiri "Kenapa dari kemarin badanku seperti ini? Aku harus memeriksa kan nya, tapi bagai mana? Jika aku pergi menemui kak Ayu. Aku takut jika ada sesuatu, ya Tuhan aku harus bagaimana?" ucap Riana yang berusaha berdiri dan berjalan menghampiri meja belajarnya Riana terus berpikir "Kalau aku cari dokter di internet, mungkin aku bisa diam-diam memeriksakan keadaanku, supaya tidak ada yang tahu," Riana duduk di kursi dan kembali membuka laptopnya dan melihat-lihat rumah sakit mana yang agak jauh dari rumah nya, dan terpenting tidak ada satu dokter pun yang mengenal nya, Riana menemukan sebuah rumah sakit. "Ini kan rumah sakit tempat mamah dulu bekerja. Mungkin akan lebih baik kalau aku ke sana, tapi bagaimana cara pergi ke sana ya? Hmm, gimana kalau aku bilang sama kakak kalau aku pengen ke villa yang di Bandung, itukan dekat dengan lokasi rumah sakit ini," ucap Riana Tak lama ketukan pintu terdengar kembali "Non sudah belum mandinya?" tanya bi Tini "Sudah bi," jawab Riana "Buka atuh non, masa pintunya di kunci terus. Bibi Gimana masuk nya?" ucap bi Tini "Ia bi ia, Ria buka bawel banget sih," ucap Riana "Aduh si non kemana saja, bibi ketok-ketok pintu dari tadi," tanya bi Tini "Kan Ria udah bilang kalau Ria mau Mandi, emangnya ada apa sih Bi?" tanya Riana "Ini bibi tadi pagi dapet telpon dari ndoro putri, katanya ndoro mau datang Minggu ini," jawab bi Tini "Wah, omah mau datang, kapan katanya bi?" tanya Riana "Kata ndoro putri Minggu ini kalau penerbangan nya lancar Minggu pagi ndoro sudah sampai di sini," jawab bi Tini "Asik.., kakak udah tahu belum bi?" tanya Riana "Sudah non tadi setelah ndoro putri telpon ke rumah, bibi langsung menghubungi den Adrian," jawab bi tini "Kakak pulang belum?" tanya Riana "Belum non," jawab bi Tini "Kirain udah pulang..," ucap Riana dengan kecewa "Memangnya ada apa non?" tanya bi Tini "Engga, Ria cuman mau ijin. Ria lagi kangen sama mamah dan papah, Ria mau pergi ke Bandung bi," jawab Riana "Duh.., si non, kenapa mau ke Bandung?l?" tanya bi Tini "Lagi kangen suasana rumah di sana," jawab Riana "Gak biasa biasanya non Riana pengen ke Bandung, biasanya kalau di ajak ke sana pasti nolak," ucap Bi Tini dalam hati "Oh.., bibi kira non mau apa. Ya mending nanti non ngomong langsung sama den Adrian. Mendingan sekarang non makan dulu, bibi sudah siapin makanan buat non di bawah," ucap bi Tini "Ia bi, bentar lagi ria turun," ucap Riana Riana turun ke bawah dan duduk di ruang tamu, suasananya begitu sepi dan tak lama Adrian pulang, "Malam kak," sapa Riana yang menyambut sang kakak pulang akan tetapi Adrian sama sekali tidak menjawab sapaan sang adik, Adrian hanya menaruh tas di kursi dan membuka jas nya, "Riana kakak haus ambilkan air," ucap Adrian "Baik kak," Riana pergi mengambil kan segelas air untuk sang kakak "Kak ini air nya," ucap Riana yang memberikan segelas air untuk kakaknya dan kemudian Adrian meminumnya "Kamu sudah makan belum?" tanya Adrian "Belum kak, tadi bibi sudah siapin di ruang makan. Tapi Ria ria tunggu kakak dulu," jawab Riana "Ya sudah kakak mandi dulu, kalau kamu laper makan saja duluan gak usah nunggu kakak," ucap Adrian yang berdiri dan beranjak pergi naik ke atas Riana hanya tersenyum dan kembali duduk di ruang tamu "Non kenapa belum makan?" tanya bi Tini "Nunggu kakak, kata kakak, kakak mau mandi dulu," jawab Riana "Oh.., kalau begitu gitu nanti bibi hangat kan sayur nya lagi. Itu sudah bibi siapkan di meja makan, nanti non panggil bibi saja," ucap bi Tini yang kemudian membereskan barang-barang Adrian dan pergi ke ruang kerja menaruh tas dan menggantungkan jas Adrian *** Jam menunjukkan pukul 10 malam tapi Adrian tak kunjung datang dan Riana tertidur di ruang tamu "Non ini sudah malam, non harus makan terus istirahat," ucap bi Tini yang membangunkan Riana yang tertidur di sofa "Kakak mana bi?" tanya Riana "Den Adrian belum turun non, tadi pas bibi ke atas bibi dengar den Adrian lagi bicara di telepon non," jawab bi Tini "Hmm, gak papa mungkin kakak sibuk. Ria tunggu aja," ucap Riana yang kembali membaringkan tubuhnya di sofa *** Tak lama Adrian turun "Bi.., bibi..," panggil Adrian "Ia den,"jawab bi Tini sambil berjalan menghampiri Adrian "Saya ada urusan di luar, sepertinya pulang pagi. Nanti bibi kunci saja pintunya, Adrian bawa kunci cadangannya bi," ucap Adrian "Tapi den, itu non Ria dari tadi nungguin Aden untuk makan malam," ucap bi Tini "Sudah biarkan saja. Saya sibuk ada masalah di proyek dan saya harus segera ke sana tolong ambilkan tas kantor saya Bi," ucap Adrian "Baik den," bi Tini pergi mengambil tas Adrian di ruang kerja Adrian menghampiri Riana yang tertidur di sofa tapi tak membangunkannya. dan hanya menatap sang adik lalu kemudian pergi "Ini den tas nya, Aden juga kan belum makan. Apa mau bibi bungkuskan untuk aden?" ucap bi Tini "Gak usah bi Adrian gak lapar, bibi bangunkan saja Riana, suruh dia makan terus langsung tidur di kamar, besok dia harus sekolah." ucap Adrian sembari berjalan keluar Adrian pergi dan bi Tini menghampiri Riana "Non bangun non," ucap bi Tini yang membangunkan Riana "Apa bi?" Riana bangun dan duduk "Tadi den Adrian pergi, katanya ada masalah di proyek dan den Adrian harus segera ke sana," ucap bi Tini "Terus kakak udah makan belum?" tanya Riana "Belum non, tadi den Adrian bilang non makan terus pergi tidur besok non ada sekolah," Jawab bi Tini "Sekarang jam berapa bi?" tanya Riana "Mau jam sebelas non," jawab bi Tini "Ya udah Riana tidur aja ya bi," ucap Riana "Loh.., makan dulu non," ucap bi Tini "Gak usah, Ria gak laper bi," ucap Riana yang berjalan pergi ke tangga dan naik ke atas Riana kembali ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya, Riana menangis "Mah pah, Ria kangen, dulu waktu Ria kesepian kakak selalu temenin Ria main. Tapi sekarang kakak gak pernah ada buat Ria, jangankan main bareng, mau makan bareng aja susah," ucap Riana sembari menetes kan air mata Kenangan masa lalu menghiasi mimpi Riana.., Di mana dahulu Riana begitu bahagia, bermain bersama sang kakak di temani kedua orang tuannya.., Masa di mana Riana dan sang kakak begitu dekat dan bahagia.., Berlari bersama, pergi berjalan-jalan dan ke taman bermain. Bahkan ketika Riana terjatuh sang kakak lah yang pertama datang untuk menghapus air mata Riana dan menggendongnya...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD