Bab 5 - Ingin Bertemu Lagi

1706 Words
Bab 5 - Ingin Bertemu Lagi Siang ini terasa sangat panas. Panasnya sangat mencubit. Seakan seperti di dalam open. Ini baru panas di dunia. Orang sudah mengeluh sangat panas, bagaimana dengan panasnya di Neraka? Nauzubillah. Tidak terbayang seperti apa. Jangan sampai kita masuk ke dalam neraka. Selama kita taat pada perintah agama dan patuh pada apa yang Allah tentukan. Inssya Allah jaminannya surga. Hafidz masuk kedalam kantornya. Katanya ada investor yang mau menanamkan modal untuk perusahaannya. Hari ini mereka akan ketemuan. Padahal baru seminggu Hafidz melakukan sedekah, tapi sudah ada investor yang mau menanamkan modalnya. Syukurlah ini yang namanya keajaiban bersedekah. Hafidz jadi ingat tausiah yang di bawakan oleh Habibah saat itu, Habibah membawakan tausiah bertema tentang Mencari Kesuksesan Dengan Bersedekah. Berkat tema itu, banyak sekali jama'ah baru yang hadir dalam tausiah yang Habibah bawakan. Habibah membawakan tausiah itu dengan sangat tenang. Soalnya Habibah terbiasa berbicara di depan umum. Saat duduk di sekolah. Habibah pernah jadi ketua osis. Sehingga membuat Habibah tidak demam panggung lagi saat diminta untuk berbicara di depan. Acara tausiah di adakan setelah shalat Dzuhur. Di saat yang berbeda. Tempat shalat untuk Ikhwan/Pria. Baru saja masuk seorang pria tampan masuk ke dalam masjid. Pria itu bernama Muhammad Hafidz. Sepertinya dia sudah dari suatu tempat yang cukup jauh. Wajahnya terlihat sangat capek. Selesai menunaikan shalat Dzuhur. Hafidz mendengarkan tausiah yang di bawakan oleh Habibah. Rasanya sangat teduh mendengarnya. Suara ustadzah sangat lembut. Tema yang dibawakan ustadzah itu sangat bagus. Temanya Mecari Kesuksesan Dengan Bersedekah. Hafidz merasa sangat tertampar dengan tausiah yang Habibah bawakan. Selama ini Hafidz memang rajin beribadah. Namun, ia melupakan satu. Bersedekah, apa mungkin gara-gara tidak bersedekah usaha Hafidz tidak berkembang terus. Malah terancam bangkrut. Sepertinya Hafidz harus bersedekah karena dengan bersedekah. Rezeki akan lebih banyak mengalir. "Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 114 yang menyuruh umat muslim untuk senantiasa berbuat kebaikan salah satunya dengan bersedekah. Laa khaira fii kasiirim min najwaahum illaa man amara bisadaqatin au ma'rufin au islaahim bainan-naas, wa may yaf'al zaalikabtigaa'a mardaatillaahi fa saufa nu'tiihi ajran 'aziima." Habibah menjeda kalimatnya. "Yang artinya, Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." Ucap Habibah sangat bersemangat. Habibah harus bisa menebarkan kebaikan dari tausiah yang ia bawakan. "Bersedekah tak hanya berupa harta, tapi bisa dengan apapun seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikirannya, senyum, memberi nafkah keluarga, mengajarkan ilmu, berdzikir, dan lain sebagainya. Cakupan bersedekah dalam Islam itu sangat luas. Namun, agar lebih utama, harta benda yang kita miliki juga harus disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan," terus Habibah. "Allah telah menjelaskan dalam beberapa ayat mengenai sedekah. Di antaranya sebagai berikut Surat Al Baqarah ayat 177. Laisal-birra an tuwallu wujuhakum qibalal-masyriqi wal magribi wa laakinnal birra man aamana billaahi wal yaumil aakhiri wal malaa'ikati wal kitaabi wan nabiyyiin, wa aatal maala 'alaa hubbihii zawil qurbaa wal yataamaa wal masaakiina wabnas sabiili was saa'iliina wa fir riqaab, wa aqaamas-salaata wa aatazczakaah, wal-mufuna bi'ahdihim izaa 'aahadu, was-saabiriina fil ba'saa'i wad-darraa'i wa hiinal-ba's, ulaa'ikallaziina sadaqu, wa ulaa'ika humul muttaqun." "Yang artinya bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." "Yaa ayyuhallaziina aamanuu anfiqu mimmaa razaqnaakum ming qabli ay ya'tiya yaumul laa bai'un fiihi wa laa khullatuw wa laa syafaa'ah, wal-kaafiruna humuz-zaalimun," Habibah menyampaikan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan keutamaan bersedekah. "Artinya Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. Qura'an Surat Al Baqarah ayat 274." "Allaziina yunfiquna amwaalahum bil-laili wan-nahaari sirraw wa 'alaaniyatan fa lahum ajruhum 'inda rabbihim, wa laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanun. Artinya Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Habibah sudah mantap dengan tema yang ia bawakan sekarang. Habibah juga sudah menguasai tema ini. "Keutamaan sedekah, bersedekah tidak akan mengurangi rezeki. Jika kita melakukan sedekah, hal tersebut tidak akan mengurangi harta atau rezeki kita. Justru Allah akan menggantinya dengan rezeki yang sebaik-baiknya. Seperti dalam firman Allah pada Alquran surat Saba ayat 39 yang berbunyi. Qul inna rabbii yabsutur-rizqa limay yasyaa'u min 'ibaadihii wa yaqdiru lah, wa maa anfaqtum min syai'in fa huwa yukhlifuh, wa huwa khairur raaziqiin. Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." Ayat demi ayat yang Habibah sampaikan begitu menyentuh hati Haifdz. Hafidz langsung ke luar masjid. Penasaran dengan Ustadzah yang bertausiah sekarang. Ternyata ustadzahnya masih sangat muda. Sepertinya usianya tidak jauh berbeda dengan Hafidz. Hafidz mendengarkan tausiah itu sampai selesai di luar mesjid. Dia masih penasaran dengan nama ustadzah yang membuat hatinya bergetar. Parasnya begitu cantik. Di usianya yang sangat muda. Ustadzah itu sudah bisa membawakan tema yang membuat orang menjadi bergetar hatinya. Siapa gerangan nama ustadzah itu. Hafidz harus tahu siapa dia. Bidadari masjid yang sangat menyentuhnya. Rasa lelahnya seketika hilang, hatinya tentram dan damai. Tausiah selesai. Para jama'ah mulai keluar dari masjid. Dengan ragu, Hafidz menanyakan soal ustazah yang harus saja menyampaikan tausiah, pada salah seorang jama'ah yang baru saja keluar. "Assalamualaikum, Bu. Maaf, boleh saya tahu siapa ustadzah yang baru saja menyampaikan tausiah?" Tanya Hafidz. "Oh yang tadi bertausiah? Namanya Habibah Ma'rifatunnisa. Sebetulnya dia bukan ustadzah sih, tapi memang tausiahnya sangat bagus. Jadi banyak jama'ah yang suka sama dia. Kami juga suka menyebut dia ustadzah muda. Dia memang sangat hebat," sahut ibu-ibu yang Hafidz tanya. "Namanya Habibah yah, terimakasih ya, Bu," ucap Hafidz santun. Lalu ibu-ibu itu pergi meninggalkan Hafidz. Hafidz masih menunggu Habibah keluar masjid. Sepertinya ada yang masih dia kerjakan di dalam masjid. Tidak apa-apa, Hafidz rela menunggu bidadari masjid yang membuat hatinya menjadi teduh. Selama apapun Hafidz harus menunggu Habibah, Hafidz rela kok. Hafidz hanya ingin kenal lebih jauh dengan Habibah. Siapa tahu saja Habibah belum bersuami. Hafidz bisa daftar menjadi calon suaminya Habibah. Tentunya tidak akan mudah mendapatkan Habibah yang sangat cerdas dan pintar. Pernahkah kamu melihat seorang bidadari? Katanya bidadari itu cantik dan mempunyai hati seperti malaikat. Hafidz baru saja melihat bidadari masjid yang sangat cantik. Isi tausiah yang ia sampaikan membuat hati Hafidz bergetar. Hafidz akan mulai lebih banyak bersedekah. Agar hidupnya berkah dan usahanya semakin maju. Mungkin saja dengan bersedekah, akan menyelamatkan usaha Hafidz dari kebangkrutan. Habibah melintas dihadapan Hafidz. "Assalamualaikum, ukhti Habibah," sapa Hafidz. Habibah sedikit mundur untuk menjaga jarak. Habibah tidak boleh saling bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. "Iya, mas. Maaf ada apa ya?" Tanya Habibah. Perasaan jama'ahnya tadi semuanya perempuan. Kenapa ada lelaki yang nyasar ke sini? "Saya sangat tersentuh dengan tausiah yang kamu berikan. Kamu sungguh sangat cerdas dalam mengangkat sebuah tema dalam tausiah. Saya boleh kenalan sama kamu?" Hafidz mengulurkan tangannya. "Nama saya Muhammad Hafidz." Hafidz memperkenalkan diri. "Saya Habibah." Habibah tidak membalas uluran tangan Hafidz. Harusnya Hafidz mengerti kalau lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya. Tidak boleh saling bersentuhan. Habibah hanya menyatukan kedua tanganya di dadanya. Hafidz mengerti dengan gerakan yang Habibah lakukan. Hafidz lupa, saking terpesona sama bidadari masjid. Ia sampai lupa, kalau perempuan seperti Habibah pasti sangat menjaga dirinya. Dia tidak mau di sentuh dengan bukan yang muhrimnya. "Eeemmm... Maaf ya, Habibah pasti kaget dengan kedatangan saya. Saya juga tidak sengaja mendengarkan tausiah yang kamu berikan. Saya benar-benar tersentuh," ulang Hafidz. Habibah sebetulnya tidak enak berbicara seperti ini dengan orang baru. Apalagi yang sedang mengajaknya bicara adalah seorang lelaki. Habibah takut terjadi fitnah. Sepertinya Habibah harus mencari cara agar pembicaraan mereka ini cepat berakhir. "Pulang sendiri saja? Mau saya antar?" Tawar Hafidz mencoba akrab dengan Habibah. "Tidak usah, mas. Rumah saya dekat kok dari sini. Terimakasih atas tawarannya," ucap Habibah sopan. Meskipun sedikit risih. Habibah harus tetap sopan. Ia tidak boleh terlihat jutek. Karena berprilaku sopan itu tidak boleh memilih-milih. Habibah harus sopan pada semua orang. Kecuali sama orang yang sudah tidak bisa di ajak sopan sih. Baru Habibah akan bersikap cuek. "Oh begitu. Habibah sudah punya suami?" Ceplos Hafidz. Bodoh! Kenapa nanya itu di pertemuan pertama kamu sih, Hafidz! Habibah pasti risih karena kamu menggodanya, umpat Hafidz dalam hati. "Maaf, mas. Saya pulang dulu. Assalamualaikum," pamit Habibah langsung berjalan cepat meninggalkan Hafidz. "Wa'alaikumussalam, tuh kan Habibah pasti marah di tanya soal ini. Bisa-bisanya aku keceplosan menanyakan hal itu!" Sesal Hafidz berbicara sendiri. Habibah sudah pergi meninggalkan Hafidz. Ia harus sedikit lebih sabar. Tadi main ngegas saja. Pantas saja Habibah sampai kabur. Baiklah, Hafidz harus sering ke masjid ini. Agar bisa mendengarkan tausiah dari Habibah. Agar Hafidz bisa mencari tahu lebih dalam soal Habibah. Hafidz pulang dengan perasaan senang. Bertemu dengan bidadari masjid membuat Hafidz senyam senyum sendiri. Hafidz jatuh cinta pada pandangan pertama pada Habibah. Ustadzah muda yang membuat hati Hafidz menjadi damai. "Pak, sudah saatnya bertemu investor!" Tegur sekretaris Hafidz. Hafidz tersadar dalam lamunannya. Rasanya Hafidz ini bertemu lagi dengan Habibah. Ternyata benar, ada cinta pada pandangan pertama. Tentunya tidak akan mudah mendapatkan hati seorang muslimah seperti Habibah. Karena ia sangat patuh pada agamanya. Pasti akan banyak tantangan untuk mendapatkan Habibah. Sepanjang perjalanan menuju pertemuannya dengan investor. Hafidz terus terbayang wajah cantiknya Habibah. Sudah mempunyai wajah cantik. Akhlak dan ilmu agamanya juga sangat cantik. Orang yang dapat memiliki Habibah akan sangat beruntung. Karena cantiknya luar dalam. Wajah cantik dan hati yang cantik juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD