18

1882 Words

Delapan belas Hanin mengernyitkan keningnya bingung. Ini bukan jalur menuju rumah. Mau tak mau saat ini, Hanin menoleh kearah Kamal yang sial! Semakin melajukan bagai orang kesetanan mobilnya saat ini. Membuat Hanin tanpa kata, dan menegur, reflek memegang tali seatbelt. Memejamkan kedua matanya erat di saat perutnya bagai di kocok habis-habisan di dalam sana, dan membuat muntahan seakan sudah berada di ujung tenggorokkan Hanin. Hanin merasa mual, dan ingin muntah saat ini. Tapi, Hanin menahannya sebisa mungkin, dan kedua tangannya yang memegang tali seat belt sudah membungkam mulutnya kuat dengan tubuh yang bergidik takut di saat mobil yang di kemudikan oleh Kamal berhenti mendadak, dan hampir membuat wajah Hanin menghantam dasbor mobil, tapi dengan cepat ada tangan kekar, da

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD