25

1571 Words

Hanin menggigit bibirnya kuat. Perutnya sakit sekali saat ini. Kepalanya menunduk dalam menatap dengan tatapan nanar kearah perutnya yang buncit. Kamal masih tak punya hati. Laki-laki itu masih bergeming di tempatnya. Tanpa niat sedikitpun untuk segera menolongnya saat ini. Tapi... Hanin tersentak di saat Hanin mendengar suara rintihan yang terdengar begitu pilu saat ini di sekitarnya. Hanin melirik kiri kanan, masih tak menatap keatas. Tak ada orang lain. Bahkan tanpa sadar, ternyata taksi yang Hanin pesan sudah tak ada di samping Hanin. Suasana di depan loby saat ini sangat sepi, dan terasa mencekam. Bulu kuduk Hanin meremang, di saat sekali lagi, Hanin mendengar ada suara rintihan yang terdengar sangat pilu, dan sedang menahan rasa sakit yang luar biasa dasyat saat ini Dengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD