28

1447 Words

Hanin menatap nanar pada tangan kekar Kamal yang melingkari lembut perut buncitnya saat ini. Kamal yang memeluknya erat tapi lembut tak membuat Hanin tersakiti atau merasa sesak di belakangnya. Rautnya begitu pedih saat ini. Adik seperti apa dirinya? Adik biadab, murahan, dan menjijikkan karena dua jam yang lalu, ia dengan pasrah bahkan menyukai setiap sentuhan kedua tangan Kamal, kedua bibir Kamal, sapuan lembut lidah kamal di setiap inci kulitnya. Hanin dengan murahannya, menyukai bagaimana Kamal menghujam miliknya dengan lembut dua jam yang lalu. Bahkan Hanin nggak mau munafik. Setelah percintaannya dengan Kamal, Hanin langsung jatuh tertidur, dan setelah ia terbangun 5 menit yang lalu. Dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, Hanin merasa ringan, dan segar. Seperti ada yang plong d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD