Natali melirik wajah Lu yang sudah memerah. Kakaknya itu seperti tahu bahwa Natali memperhatikannya, lalu menatap Natali tajam. "Jadi, dia datang ke sini atau tidak?" tanya Lu dengan nada lebih kesal. Zion melihat sekelilingnya. "Aku rasa belum. Coba tanyakan saja pada adik tercintamu," kata Zion. Lu tersenyum kecil. "Tak perlu. Aku percaya Natali tak akan suka dengan Alvaro. Natali sangat menyayangiku. Dia tak akan tega melakukan itu padaku. Semua orang tahu aku masih menginginkan Alvaro. Jadi, Natali tak akan mengkhianatiku." Lu menoleh pada Natali. "Bukankah begitu, Nat? Katakan pada temanmu itu kalau dia hanya salah paham," kata Lu dengan senyum tipis. Kata-kata Lu, meskipun tanpa ekspresi marah, jauh lebih mengancam daripada biasanya. Ketika Natali tak membalas perkataan Lu, perem