Aku pikir, lihat Bos Dimas bersama Audy adalah salah satu hal ter-fakyu, tetapi keliru. Saat ini, doa dari hati terdalam, aku ingin Tuhan mengerti lewat curahan hujan dari langit ini, kalau aku ikut terkoyak, melihat lelaki yang pernah kujadiin imam khayalan, sedang menangis tanpa suara, matanya fokus pada nisan bertuliskan nama kekasih disertai salib. Gerimis yang sejak tadi mengguyur, buat orang-orang ngalah dan milih pulang. Bahkan keluarga Audy pun sudah berusaha ikhlas dan menyerahkan penuh putrinya pada yang berhak. Namun, lelaki di sampingku ini sama sekali nggak bergerak. Terduduk di samping kuburan, tangan kiri nyentuh nisan, yang kanan menggenggam erat tanganku. Dimas nggak bersuara, tapi aku tahu hatinya menjerit. Genggaman tangannya makin kencang setiap detiknya. Kemeja hitamn