Benih yang tertukar

814 Words
happy reading dears ( s****a yang tertukar) * Wajah sumringah seorang wanita parubaya dengan penampilan hedonnya, seketika muram, dan lesu di saat kata demi kata yang keluar dari mulut dokter...mematahkan harapannya, harapkan yang sudah ia harap, dan tunggu sejak 8 tahun yang lalu, sangat lama, bukan? Maaf, hasilnya negative. Menantu Anda tidak hamil, dan bisa di katakan , proses inseminasi yang di lakukan bulan lalu, gagal. Ucapan yang di ucap dengan nada lesu, dan bersalah oleh seorang laki-laki umur 40-an awal, tak hanya membuat wanita parubaya itu merubah raut wajahnya dari senang, dan berharap ke raut kecewa. Bahkan tubuh wanita parubaya itu, limbung hampir jatuh kebelakang, tapi untung saja tubuhnya yang tinggi semampai, di tahan dengan cepat oleh kedua tangan kekar anaknya. Dan seorang wanita yang berbaring di atas berangkar dengan penampilan yang bahkan lebih hedonis dari wanita parubaya tadi, dengn kasar bangkit dari baringannya di atas ranjang, meloncat turun, dan segera berlalu untuk segera keluar dari ruangan itu, tapi baru 2 langkah wanita itu melangkah. Pergelangan tangannya dengan cepat di tahan oleh laki-laki yang menahan bobot tubuh ibunya yang hampir terjatuh tadi, Mahesa. "Lepaskan tanganku, Mas. Aku mau sendiri. Tenangkan ibu, Mas. "Ucap wanita itu dengan nada yang sangat tegas, dan laki-laki itu, Mahesa langsung menuruti ucapan isterinya dengan raut wajah yang sangat datar, tidak ada ekspresi sedikitpun yang di tunjukan di wajahnya yang tampan itu saat ini. Tapi, dalam seperkian detik, wajah tampan Mahesa mengeras dengan kedua tangan yang mengepal erat di bawah sana, di saat Mahesa merasa tubuh mamanya, wanita parubaya yang tengah ia dekap dengan sangat erat saat ini, bergetar hebat, jelas mamanya menahan tangis karena rasa kecewanya. Dan Mahesa tak suka hal itu, Mahesa tak suka melihat mamanya menangis seperti ini. Mahesa menarik nafas panjang, lalu di hembuskan dengan perlahan oleh laki-laki itu, belum sempat mulutnya berbicara, ucapannya lebih dulu di potong oleh suara bergetar mamanya. "Kenapa susah sekali, Mahesa. Mama hanya ingin seorang cucu darimu, kenapa susah sekali untuk mendapatkannya? "Ucapnya dengan suara serak, dan kembali kedua mata Mahesa terpejam erat, dan kedua tangannya semakin mengepal erat saat ini di bawah sana. Pedih mendengar ucapan dengan nada serak, dan bergetar yang keluar dari mulutnya mamanya dengan nada putus asanya. "Nggak, mau kamu punya anak atau tidak, mama tidak apa-apa. Kamu sehat, dan panjang umur mama sudah luar biasa senang. Tapi, wasiat papamu, yang ingin kamu memiliki anak, membuat mama kekeuh kamu harus segera punya anak. Sama satu lagi, peduli setan dengan 50% persen dari seluruh saham, dan aset yang kamu dapatkan dari almarhum papamu harus jatuh ke tangan yayasan sosial kalau kamu nggak punya anak. Mama nggak peduli. Yang mama pedulikan kamu harus memenuhi wasiat, dan permintaan terakhir papamu..." "Tapi, kenapa susah sekali? Sudah 8 tahun Mahesa. Sudah 8 tahun kamu menikah tapi belum ada satu anak pun yang di lahirkan oleh isterimu..."Ucapnya dengan tangis yang sudah pecah saat ini, membuat segala perasaan bergejolak dalam diri Mahesa saat ini. Ia tidak tahu, kata-kata apa yang harus ia katakan untuk menenangkan mamanya, ia sungguh tidak tahu. Karena, tak bisa di bohongi, dan Mahesa tidak ingin munafik. Di sudut hatinya yang terdalam saat ini di dalam sana, merasa kecewa, dan patah hati, tapi dengan lihay Mahesa mampu menyembunyikan perasaannya. "Jahat nggak mama. Kalau mama bilang, membuat kamu menikah di usia muda dengan sepupumu, mama menyesal melakukannya, karena Safira nggak mam----," "Jangan mengatakan hal itu, Ma. Mahesa mohon..."Potong Mahesa ucapan Mamanya, dan bagai di lem, mama Mahesa bungkam saat ini, dan tatapan Mahesa saat ini, berpusat dengan tatapan dalam, menuntut penjelasan pada Dokter yang melakukan serangkain proses inseminasi pada isterinya satu bulan yang lalu. Dokter yang nenjadi Om-nya. Om dari pihak Papanya. "Kata Om, s****a Mahesa, dan rahim Safira sehat bahkan sangat subur satu bulan yang lalu. Tapi kena-----," "Om ke toilet dulu. Nanti Om jelaskan."Ucap Dokter Arya dengan suara terbata, dan gugupnya, membuat Mahesa semakin menatap dengan tatapan dalam pada wajah gugup Om nya saat ini. Ah, bukan hanya gugup, tapi wajah Om-nya juga terlihat seperti orang ketakutan saat ini. "Apa ada yang di sembunyikan oleh Om Arya pad----," "Om kebelet."Desis Dokter Arya pelan, dan dengan langkah seribu, Dokter Arya segera berjalan menuju toilet yang ada dalam ruangannya. Wajahnya pucat pasih dengan jantung yang berdebar dengan laju menggila di dalam sana. Berdetak dengan laju menggila karena Arya menahan rasa takut yang sedang menyerangnya setengah mati. Bagaimana tidak takut, Arya sudah melakukan kesalahan, dan kecerobohan besar. Sel s****a milik Mahesa harusnya ia tanam ke dalam rahim Safira. Tapi, sel s****a Mahesa satu bulan yang lalu, malah ia tanam di rahim seorang wanita yang merupakan pasiennya yang melakukan inseminasi di hari yang sama... yang bernama Pelita Ayu. Ya, Pelita Ayu. Sel s****a Mahesa tertukar dengan sel s****a suami dari wanita yang bernama Pelita Ayu. Arya berharap, wanita yang bernama Pelita Ayu , tidak hamil anak keponakannya Mahesa.... Semoga Pelita Ayu tidak hamil anak Mahesa, Tuhan... aku sangat memohon padamu kali ini.... tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD