bab 5

1024 Words
Di salah satu markas besar pembunuhan bayaran yang berada di jembatan penghubung dua kabupaten tepat nya di jalan labuan Cianjur Bandung, disalah satu bangunan yang terlihat usang dan tak berpenghuni itu, seorang yang di percaya oleh Haikal bos preman itu sedang duduk di kursi sambil kaki satunya di tumpangkan kepada kaki satu lagi sambil di gerakan mirip seorang bos besar. "Hmmmmmmmm." Bos Haikal sudah 10 hari pergi bersama Iman, tapi belum tanda tanda dia kembali." Gumam Gundul Dul Dul pacul itu, seorang diri. Tak lama kemudian empat temannya yang membantai Andri Setiawan sampai meninggal dan menghajar bos perusahaan Future Nugraha Company datang dan duduk bersama dengan Gundul Dul Dul pacul itu. "Dul pacul, apakah bos kita ada menelepon.? Tanya Karobet, yang sudah duduk di kursi bersama tiga lainnya. "Sampai saat ini belum ada kabar dan di telepon juga tidak aktip, kemungkinan Bos Haikal sedang berada di Gunung Kanyang." Jawab Gundul Pacul. "Biasa nya si Bos kalau ke Gunung Kanyang, paling lama empat hari atau lima hari, ini sudah sepuluh hari belum kembali lagi.? Sahut Bedog pria yang duduk di samping Karobet. "Itu yang bikin saya heran dan aneh." Kata Gundul Pacul. "Apakah kau tidak telepon supir nya itu yang bernama Iman." Saran lelaki itu yang biasa mereka panggil dengan sebutan Oray Kadut. "Gue gak punya nomor ponsel nya.! Kalian berempat punya nggak.?" Tanya Gundul Pacul. "Yang bertiga hanya menggeleng beda dengan Karobet kokorobet Dina celana berdiam mengingat kalau gak salah ada, Ucap nya dalam hati. "Bentar kalau gak salah gue punya." Sahut Karobet kokorobet. Lalu Karobet pun mengeluarkan ponselnya dan membuka kata sandi nya, dia memencet aplikasi kontak dan mencari kontak nomor yang ia simpan nomor supir bos Haikal itu. "Kalau gak salah ini nomor nya sebentar gue telepon terlebih dahulu." Ucap Karobet seraya menekan tombol panggilan telepon. "Tut.............! Tut............! Nada dering dasar kau keong racun terdengar di telinga Karobet. "Halo............. Dengan siapa ini saya berbicara?" Tanya seorang yang menjawab panggilan masuk. "Brow.......! Sory gue Karobet Anak buahnya bos Haikal..........! Ucap Karobet dalam sambungan telepon nya itu. "Ohk Pak Karobet, ada apa ya menelepon kepada saya?" Tanya Iman supir yang mengantar perjalanan jauh bos nya itu. "Begini brow, saya mau menanyakan apakah bos Haikal masih berada di Gunung Kanyang atau kah sudah tidak berada di sana.? Tanya Karobet. "Bos Haikal sudah beres urusan di gunung itu, tetapi sekarang dia sedang berbulan madu dulu dengan wanita yang ada di kampung ini.! Kemungkinan sekitar dua hari lagi dia baru pulang." Jawab Iman memberi tahukan posisi bos nya itu. "Apa................! Berarti bos Haikal sudah kawin." Kaget lelaki itu dalam sambungan telepon. "Iya......... Pak Karobet..........! Ucap Iman. "Baiklah Terima Kasih atas informasinya, Nanti seandainya bertemu dengan bos Haikal tolong sampaikan, kami berlima menanyakan." Pesan Karobet. "Siap Pak Karobet, akan saya sampaikan kepada Bos Haikal." Ucap nya. "Terima Kasih banyak brother Iman, kalau begitu silahkan anda beraktifitas lagi di sana, aku akan mengakhiri panggilan telepon ini, Tut..... tut....... tut.......! "Pantas bos Haikal belum pulang karna dia sedang berbulan madu dengan wanita yang baru dia kawin." Ucap nya kepada mereka yang duduk di kursi markas besar preman setelah telepon berakhir. "Apa.................." Teriak mereka berempat kaget mendengar nya setelah mengetahui bos nya itu sudah menikah di sana. "Kita tunggu saja kedatangan bos besar kita kata nya dua hari lagi dia akan pulang." Ucap Karobet. "Baiklah....................! Kata Gundul di angguki oleh mereka bertiga. Gundul pun beranjak dari kursinya dan mulai berjalan. Tapi di tegur oleh satu dari mereka berempat. "Dul Gundul loe mau kemana?" Tanya Busiat. "Gue mau menyemburkan lava yang ada di pusaka, setelah mendengar bos Haikal menikah, jadi pusaka ku menjulang tinggi keatas." Kekeh Gundul Pacul. "Hahahaha." Hahahaha." Gue ikut ahk.....! Ucap Busiat sambil tertawa terbahak bahak. "Ayo........ Tapi Loe jangan main tusuk dari belakang." Ucap Gundul mengingat kan. "Najis, tak Sudi aku dan jijik lah main tusuk dari belakang yang ada nanti, pusaka gue sudah di keluarkan berubah jadi warna kuning. Hahahaha........! Ucap Busiat. Mereka berdua langsung pergi meninggalkan tiga teman yang sedang duduk di markas itu sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Gundul Pacul dan Busiat. ******************************************** Semenjak di salah satu pasar kecamatan tepatnya di kios milik pemuda tengil yang banyak di sukai oleh gadis gadis cantik, karna sipat dan kedewasaan nya itu. Pak Kohar selaku Suami dari Bu Dewi Ayunda, orang kepercayaan Muhammad Awan Pratama, untuk menjalani roda bisnis nya agar semakin besar, sedang kedatangan salah satu tamu pemilik perusahaan di bidang makanan dan bahan pokok lainnya. "Selamat siang menjelang sore, Tuan Tang Tang, silahkan masuk." Ucap Pak Kohar menyambut seorang lelaki setengah baya itu. "Terima Kasih banyak, Pak Kohar, anda tidak usah sungkan begitu." Jawab Tang Tang lalu masuk dan duduk di dalam kios yang lumayan luas tersebut. Ketika Tuan Tang Tang itu duduk tiba tiba ponsel milik Pak Kohar berdering tanda panggilan masuk. "Kriiiiing........... "Kriiiiing........... "Kriiiiing.......... "Tuan, mohon maap saya mau mengangkat telepon terlebih dahulu." Kata Pak Kohar meminta ijin. "Silahkan Pak Kohar........ Seraya mengangguk lelaki yang baru masuk itu. "Assalamualaikum." Pak Kohar, bila tamu itu sudah datang, ajak bertemu di rumah makan ikan bakar aja yang tidak jauh dari pusat kota.? Kata seorang dari sebrang telepon. "WaallAikum Salam." Bos Besar, tamu baru saja datang di Kios, " Jawab Pak Kohar yang menjawab telepon masuk nya itu. "Yaaa........ Sudah Pak Kohar bawa saja tamu nya ke rumah makan yang tadi saya sebutkan, sekitar tiga puluh menit lagi sudah sampai di lokasi." Ucap pemuda yang ada di sebrang telepon nya. "Baik, Bos besar akan saya sampaikan sekarang juga.! Jawab Pak Kohar. "Terima Kasih banyak Pak Kohar, silahkan anda menyampaikan kepada tamu, saya akan berangkat sekarang juga." Ucap Awan pemuda yang menelepon nya. "Siap Bos......... Tut....... tut....... tut....... Telepon pun berakhir. "Mohon maap Tuan Tang Tang, waktu nya terpotong oleh telepon masuk dari pemilik kios ini." Ucap Pak Kohar. "Tidak apa-apa, Pak Kohar, apakah pemilik kios ini bersedia bertemu dengan saya dan bekerjasama dengan perusahaan yang sedang saya jalani.?" Tanya Tang Tang. "Dia bersedia Tuan, dan menunggu anda di rumah makan ikan bakar yang tidak jauh dari tempat ini." Ucap Pak Kohar. "Bagus itu bagaimana kalau kita berangkat sekarang." Ajak Tang Tang. "Baik, Tuan, silahkan anda tunggu di depan saya akan berbicara terlebih dahulu kepada para pegawai." Uca

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD