-2-

1200 Words
Lagi - lagi aku pingsan... Beberapa potongan kejadian masih terekam jelas diingatanku. Yang pertama saat aku diam - diam mendengarkan pembicaraan seseorang dan yang kedua percakapanku entah dengan siapa.  Sekarang aku sedang terbaring lemah di kasur yang entah milik siapa. Aku kembali berusaha mencoba menemukan memoriku yang lama, kupejamkan mataku semakin erat. Dan hasilnya gagal, sampai ke ujung mana pun aku mengingatnya tetap saja usahaku sia-sia. "Neza kau sudah bangun minum obat ini dulu." Kak An muncul dari pintu kamar membuatku sedikit terkejut. "Terima kasih." Aku diam sebentar memperhatikan wajah Kak An kemudian  memberanikan diri bertanya. "Kak An... kenapa kak An sangat baik kepadaku?" Kak  An mengulas senyumnya,  "Yang pertama ini memang sudah tugasku sebagai pendamping, kedua ... aku mempunyai adik yang seumuran denganmu." "Adik Kak An sekar--" Kak An memotong perkataanku cepat, "Dia sudah meninggal." "Maaf aku tidak bermaksud." "Ah tidak apa - apa itu hanya masa lalu, yang terpenting sekarang bagaimana kesehatanmu." "Aku sudah mendingan," jawabku canggung karena sedikit merasa bersalah pada Kak An menanyakan perihal adiknya. Aku turut berduka orang sebaik Kak An harus kehilangan orang yang ia sayangi. Di sela - sela pembicaraan kami muncul seseorang yang masuk ke kamarku. Seorang perempuan yang mungkin seumuran dengan Kak An. Kak An segera mengambil kursi mempersilahkanya duduk, "Shilla kau sudah datang, aku kira nanti sejam lagi."  "Aku bosan di rumah, jadi kuputuskan kemari," balasnya sambil mengeluarkan alat - alat medis yang di dibawanya, Sepertinya aku dapat menyimpulkan orang ini adalah teman Kak An dan dia akan memeriksa keadaanku sekarang. "Namamu neza kan?" sapa teman Kak An ramah kemudian memperkenalkan dirinya, "Ohya namaku Shilla kau dapat memanggilku Shill." Kak Shill ya ... "Emm ... aku mendampingi seorang gadis mungkin seumuran denganmu juga, semoga kalian dapat berteman baik." "Siapa?" tanyaku refleks. Kak Shill mengisyaratkan matanya untuk melihat ke arah pintu dan ternyata-- "Hima!" Ya benar itu Hima. Aku masih bisa mengingat dengan jelas rambutnya yang di sanggul dua itu. Sepertinya pertemuan kami sewaktu di bandara memang sudah ditakdirkan, tidak kusangka kami dapat bertemu lagi.  "Ehh-- bukankah kau yang kemarin?" tanya Hima yang berarti dugaanku tepat. "I-iya kamu Hima kan?" Hima mengangguk antusias, "Wah ... senang bisa bertemu denganmu lagi." Setelah itu Aku dan Hima mengobrol kecil mungkin bisa dikatakan hanya basa - basi. Berbeda dengan Kak An dan Kak Shill mereka terlihat sangat akrab, seperti sudah berteman lama. "Besok ke perpustakaan yuk," tawar Hima. "Emm ... boleh aku juga ingin melihat - lihat keadaan di sini." Aku mengiyakan tawaran Hima. Kami pun sudah memutuskan kalau besok akan pergi bersama mengelilingi kota. Sebenarnya aku inginnya hari ini tetapi sudah kuduga tidak akan diizinkan Kak An karena keadaanku yang belum pulih sepenuhnya. *** Keesokan sorenya sesuai rencana kemarin aku sudah bersiap untuk pergi. Saat aku berpamitan pada kak An, lagi - lagi dia menanyakan kondisiku apakah sudah benar - benar sehat. Ah... kak An yang baik Sepanjang perjalanan bersama Hima mataku seolah tidak berkedip. Aku sangat kagum dengan keadaan arsitektur Kota. Menurutku kota ini lumayan megah dari bangunannya saja sudah terlihat. Ada sebuah jalan utama dan di setiap jalan utama terdapat lorong - lorong. Jalan utama menuju ke satu arah yaitu sekolah, perpustakaan, dan tempat umum lainnya dan setiap lorong ditempati rumah - rumah yang saling berhadapan sebagai tempat tinggal kami. Mungkin  dapat dikatakan ini seperti asrama tapi terlalu luas.  "Neza, kau baru pertama kali keluar?" tanya Hima memcahkan lamuanku. "Iya ternyata kota ini sangat keren!" Hima mengangguk membenarkan, "Sepertinya sudah lama dibangun ...."  Sudah lama dibangun ya ... Setelah agak lama berjalan akhirnya kami sampai juga ke perpustakaan. Aku langsung masuk dan melihat - lihat buku. Mataku tertuju pada sebuah buku tebal yang berjudul -Bumi pada abad 29- Saat aku melihat judulnya aku langsung bertanya pada Hima, "Hima sekarang abad ke berapa ya?" "Entahlah aku juga tidak tahu pasti."  Tidak mendapat jawaban Aku pun memutuskan bertanya ke petugas perpustakaan dan ternyata sekarang berada pada abad 30. Berarti 100 tahun yang lalu Aku mengambil buku itu lalu mengusapnya  karena sedikit berdebu, aku berpikir bagaimana bisa buku semenarik ini bisa berdebu. Mungkin orang - orang tidak terlalu suka membaca sejarah. Aku membuka  bagian pendahuluan di sana tertulis-- -Bumi pada abad 29- Puncak kecanggihan teknologi Teknologi sangat canggih pada zaman ini. Tidak ada yang dapat melampaui teknologi yang berada pada abad 29-- Aku yang sedang serius membaca langsung menghentikan aktivitasku ketika menyadari seperti ada yang sedang memperhatikanku. Saat kudongakkan kepalaku rupanya dugaanku benar. Di ujung rak yang sama ada seorang lelaki yang mungkin seumuran denganku. Dia menatapku lama sampai - sampai membuatku sedikit takut. "Maaf," katanya datar lalu pergi begitu saja. Orang Aneh Aku menghela nafasku menurutku kota ini juga orang - orangnya semuanya tidak dapat ku mengerti. Karena  sudah merasa sedikit terganggu akhirnya aku meninggalkan buku tadi dan menaruhnya di tempat yang aku ingat. Semoga saja tidak ada yang akan memindahkanya.  Aku pun menemui Hima sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padanya sedari tadi. "Hima apa kau juga kehilangan ingatanmu?" tanyaku yang memecahkan keheningan. "Sepertinya iya." Aku yang merasa belum puas bertanya lagi, "Menurutmu apa semua ini tidak terasa aneh?" "Ya ... akupun merasakan hal yang sama, tapi aku bersyukur setidaknya kita sekarang aman." "Kenapa kau berpikir begitu?" Hima menghentikan aktivitas membacanya menatapku, "Sebelum kita berada disini, deklarasi perang sudah diumumkan hanya itu ingatanku yang tersisa, jadi aku dapat menyimpulkan dunia yang kita tempati hari ini ataupun kemarin semuanya tidak aman." "Emm... setidaknya sekarang mungkin sedikit lebih aman," sambung Hima mengakhiri penjelasannya. Sedikit "Aku pun bersyukur untuk sekarang ada yang memperhatikanku, Kak Shil ...," tambah Hima mengakhiri penjelasannya. Aku menggeleng tidak sepakat, "Tapi apa kau tidak ingin mengungkap apa yang sebenarnya terjadi?" "Aku belum tahu apa tujuanku sekarang," balas Hima. Ia diam sebentar, "tapi sudah kuputuskan barusan apapun kendalamu, aku akan membantumu." Seketika senyumku langsung merekah mendengar perkataan Hima barusan. Baiklah petulangan baru saja dimulai! *** Aku pulang dirumah dengan penuh semangat. Sudah diputuskan aku dan Hima akan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di kota ini. Mungkin aku terlalu naif soal. Tapi kupikir bukanya lebih naif lagi kalau hanya terus diam dan berharap semua akan baik - baik saja? Aku segera mengetuk pintu dan disambut oleh Kak An,"Bagaiman menyenangkan?" Aku mengangguk antusias. "Tadi Aku dan Hima sudah memutuskan sesuatu, kita akan segera mencari tahu semuanya," ucapku dengan semangat membuat Kak An terkejut dengan ucapanku barusan. Hening beberapa detik Kak An tertawa kecil, "Aku akan membantu kalian tapi sepertinya ... belum waktunya, lebih baik kalian mencari tahu sendiri daripada mendengar dariku." "Tapi tenang saja apapun yang terjadi nanti aku akan tetap di pihakmu," sambung Kak An, tatapan teduhnya lagi - lagi membuatku merasa sangat tenang. Aku tersenyum lebar dan berpamitan kepada Kak An untuk tidur. Hal yang membuatku semakin bersemangat adalah besok hari pertama pembukaan akademi. Ya aku akan bersekolah. Aku mengambil buku yang kubeli tadi lalu menuliskan sesuatu. Hari 1 Hal - hal yang harus ku lakukan : 1. Berteman baik dengan Hima 2. Sering mengunjungi perpustakaan Aku memeluk bukuku sambil membayangkan bagaimana pembukaan akademi  nanti. Pasti menyenangkan. Aku memutuskan untuk bergegas istirahat untuk besok. Sebelum aku benrar - benar  tertidur aku teringat kejadian di perpustakaan tadi. Aku segera mengambil kembali bukuku dan menambahkan sesuatu di sana. 3. Orang aneh *** "Petualanganku baru akan dimulai tentu saja aku telah siap dengan semua ini"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD