Evalinda hendak memasuki kamar Julion ketika sebuah tangan yang menggenggamnya berhasil membuat langkah kakinya terhenti, alih-alih berbalik melihat Ben, ia memilih berusaha melepaskan genggaman tangan lelaki yang sudah berhasil membuat seluruh harapannya hilang. Ia tahu betul, jika seseorang yang akan berbuat sesukanya dan menggenggam tangannya tiba-tiba, sudah pasti Ben. “Apa lagi maumu?” tanya Evalinda, masih berusaha melepas genggaman tangan Ben. “Aku mau menagi janjimu, kau harus menjadi milikku,” bisik Ben, membuat Evalinda menoleh dan menatap wajah lelaki itu. “Apa? Menjadi milikmu? Apa kau tak sadar apa yang kau katakan? Aku tidak menyuruhmu membayar biaya rumah sakit ibuku dan memberikan uang pada ayahku,” kata Evalinda, tak mau kalah. “Baiklah. Tidak masalah. Aku tidak akan m